[80] HAMPIR BUBAR

981 32 0
                                    

FEEDBACK NYA JANGAN LUPAA

"Jangan banyak bergerak dulu ya, Mas. Saya tinggal dulu," ucap suster.

Arderas mengangguk paham, "Makasih, Suster."

Setelah suster pergi meninggalkan kamar rawatnya, cowok itu menoleh pelan kemudian memandangi gadisnya di samping ranjang yang menunduk lesu sejak tadi.

"Lo gak mau liat Galen?" tanya Eras pelan.

"Nanti gak ada yang jagain lo di sini," balas Dara.

"Lo sama gue besok masih bisa ketemu. Ini terakhir kalinya lo liat Galen."

Dara diam terpaku, dia sangat ingin sekali melihat sepupunya untuk yang terakhir kalinya.

Galen dibawa ke rumah sakit yang sama tempat Eras diobati luka tembaknya tadi. Sekarang, ketua Astron yang telah berjasa itu kini berada di ruang jenazah usai penanganan berlanjut. Keluarga Dara sedang menuju ke rumah sakit setelah menerima kabar kematian Galen.

"Gue gak marah kok kalau lo mau liat dia. Gue juga mau ikut, tapi gue gak boleh banyak gerak."

"Gak usah pikirin gue, ada Jean di luar. Lo puas-puasin aja liat Galen yang terakhir kalinya. Tapi nanti temenin gue lagi di sini, ya?" katanya sambil tersenyum tulus.

"Gapapa gue tinggal?" tanya Dara ragu.

"Lo udah kehilangan dua orang yang lo sayang, jangan sampai lo nyesel karena gak bisa liat dia lagi habis ini. Sana temuin Galen," ucapnya Eras.

Dara beranjak dari kursinya lalu mengulas senyum, "Gue tinggal sebentar." Dara pergi menemui Galen yang terbaring di ruang jenazah. Menemui sahabat masa kecilnya untuk yang terakhir kalinya.

"Gue brengsek banget selama lo hidup kemaren ya, Len? Gue harus banyak belajar dari lo, sebenernya males mau ngomong gini, alay gak sih? Tapi ... maafin gue deh," kata Arderas sambil menatap langit-langit ruangan.

ㅡㅡㅡ

Setelah dijemput keluarga Dara kemarin, jenazah Galen dibawa pulang ke Bandung untuk dimakamkan di sana. Baru saja berduka atas meninggalnya Abel. Dalam jarak dekat, Dara kembali berduka dengan meninggalnya Galen. Kaki Dara rasanya lemah saat berdiri menyaksikan proses pemakaman jenazah Galen.

Tentu saja peristiwa itu membuahkan pertanyaan besar bagi keluarga Dara dan keluarga Eras. Dari kabar meninggalnya Galen, menyebar lagi sampai kejadian-kejadian lainnya yang masih terikat.

Perwakilan anggota Carventous menyempatkan diri pergi ke markas Astron dan bertemu anggota-anggotanya yang baru kehilangan pemimpin mereka.

Tiga hari kemudian, kembali ke Jakarta. Eras dan Dara harus menghadapi orangtua mereka yang siap menginterogasi sampai akar-akarnya.

"Arde, jelasin sama Papa, apa saja yang sudah terjadi pada kalian dan yang tidak Papa sama Mama ketahui? Hm?" perintah Jeffry yang saat ini duduk tepat dihadapan putranya.

Eras masih diam guna mencerna semuanya. Dia bingung, entah harus menceritakannya mulai dari mana.

"Kamu gak mau jawab Papa, Arde?" ulang Jeffry.

"Woy! Jawab gak! Pasti ada yang lo sembunyiin dari kita, kan?" desak Aurel.

"Ck! Peristiwa apa lagi abis lo diculik waktu itu hah?" cetus Dewa yang sama gregetnya kayak Aurel.

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang