[76] TRUTH

1K 39 26
                                    

VOTE & COMMENT JANGAN LUPA YAAA!
Ini viewers sama vote nya selisih jauh banget:(
Ayo dong, jangan jadi silent readers, secuil vote/comment dari kamu berharga lho~

___ ___ ___


DALAM perjalanan pulang, usai pengakuan Isyana tadi, suasana diantara mereka semua masih sangat bersitegang.

"Gue bingung," lontar Eras tiba-tiba.

"Why?" Dara mendekatkan wajahnya untuk mendengar lebih jelas. Sementara Eras tetap fokus menyetir motornya.

"Gue bingung aja sama temen lo tadi," kata Eras.

"Bingung kenapa?"

"Gak tau, hehe," cengengesnya.

Dara memukul helm cowok itu, "Gak jelas lo!" rutuknya.

"Untung pake helm."

"Gue kesel," kata Dara setelahnya.

"Sama gue?" Eras memastikan.

"Bukan, sama temen lo itu," jawabnya ketus.

"Arka?"

"Correct!"

"Harusnya gue yang kesel, lo sih tadi gak ngizinin gue buat mukulin dia. Gue gak terima dia bilang gitu."

"Kalian kalo ribut lebih alay dari cewek soalnya," ungkap Dara.

"Sok tau lo."

"Lagian lo bawaannya pengen mukul orang mulu, heran gue."

"Formalitas itu."

"Mata mu!"

"Ra, kalau misalnya tiba-tiba hujan, terus motor mogok, kita dorong berdua, pasti romantis." Kalimat itu terdengar amat mengerikan menurut Dara, kalau beneran terkabul gimana?

"Apa sih? Kalau beneran gimana? Masih jauh tau! Dorong sendiri ya!"

"Loh iya, kan? Kayak di drakor-drakor yang suka lo tonton."

"Gapapa kalo sama Jaemin, sama lo ogah!"

"Jaemin udah kalah, gue yang dapetin lo duluan, bukan Jaemin," balasnya dengan nada cemburu.

"No, Jaemin yang pertama, lo ketiga."

"Kok ketiga? Kedua siapa?"

"Park Solomon dong!"

"Jelekkk!"

"Dih, cek mata gih sana, enak aja dibilang jelek!"

"Lo aja yang cek mata."

"Mata gue sehat kok."

Motor Eras tiba-tiba berhenti, di waktu yang sama kilat menyambar di langit serta air hujan mulai turun sedikit demi sedikit.

"Kok berhenti?" tanya Dara, "jangan bilang mogok?" lanjutnya.

"Kayaknya sih gitu..."

"Serius? Jangan bercanda deh, mau hujan nih!"

"Bensinnya habis, Ra."

Dara langsung turun dari motor, "Tuh kan, lo sih ngomong aneh-aneh tadi! Beneran kejadian kan sekarang!" rutuknya.

Cowok itu malah terkekeh, "Yaudah, mau gimana lagi? Hahahaha!"

Dalam waktu singkat hujan turun semakin deras, pakaian mereka hampir basah kuyup, sekarang terpaksa mendorong motornya sambil mencari tempat untuk berteduh.

"Udah gue aja yang dorong, ntar lo capek," kata Eras.

"Sok tau, lari sejauh satu kilo juga gue sanggup," bebernya.

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang