[10] PERJODOHAN

3.2K 84 1
                                    

VOMMENT NYAA🥸




"HAH?!"

"Pelanin suara lo, setan!" protes Aurel.

"Bacot!"

"APA LU BILANG?!"

"CUKUP!" bentak Jeffry.

"Sayang, jangan bentak anak-anak kayak gitu." Rintih Alodia.

Jeffry menenangkan dirinya. Mengendalikan emosinya. Ia menghirup udara dalam-dalam.

"Ini. Alasan Papa mau jodohin kamu."

"Paaaah ..."

"Kalau kalian berdua berantem terus, mending gak usah tinggal bareng."

"Aurel juga ogah, Pa!"

"Kamu juga, Ras. Susah sekali diatur, gak mau nurut sama orangtua."

"Nurut kok, sama Mama. Yakan, Ma?" Eras mencari pembelaan.

"Hmmm ..." Alodia tersenyum sambil mengelus dagu putranya itu.

"Ngabers apaan manja begini? Mana tuh yang katanya ketua?" sindir Aurel.

"Ngibirs ipiin minji bigini? Halah, iri kan lo?"

"Gak tuh, gak level."

"Iyain."

"Sudah. Keputusan Papa sudah bulat. Lagian Papa juga gak asal pilihin kamu pasangan kok, Papa juga cari yang benar-benar pas untuk kamu, yang bisa merubah kamu jadi pribadi yang lebih baik lagi." Jelas Jeffry.

"Tapi Eras gak mau nikah sekarang, Pa."

"Yang bilang sekarang siapa? Ketemu aja belum. Aneh kamu."

"Argh, serius, Paa ...."

"Besok malam kita akan ketemu mereka."

"Loh? Besok banget, Pa?" tanya Aurel.

"Iya, sayang. Lebih cepat lebih baik."

"Mereka siapa?"

"Ya, calon kamu lahh. Besok malam Papa sama temen Papa sudah sepakat untuk mengadakan pertemuan keluarga."

"Paaa, gak mau. Aku gak mau."

"Harus."

"Tapi-"

"Tidak ada pertentangan." Sela Jeffry.

"Yaudah, kasih tau aku, siapa?"

"Nanti juga kamu tau."

"Pa, percuma tau ga, yang dipaksa itu gabisa, Eras gak bakal suka sama dia."

"Ekhemmm ...," deham Aurel, "jangan asal kalo ngomong, nanti karma, lho."

"Lo ga diajak. Diem."

"Belum tau siapa udah bilang gak suka. Kalo emang jodoh gimana?"

"Terserah!" Eras berubah kesal. Remaja itu beranjak dari sofa dan kembali ke kamarnya.

"HUUU! GA SOPAN LO! PAMIT DULU KEK MINIMAL! ADA ORANG NIH!" teriak Aurel.

"Aurel." Tegur Alodia.

"Tuh, Ma! Parah banget kelakuannya, setuju sih sama Papa, biarin aja dia nikah muda, cariin istri yang galak, Pa!" usul Aurel.

"Maklumin aja, mungkin dia butuh waktu. Kamu tuh jangan ngajak berantem mulu deh, pusing tau Mama."

"Abisnya dia ngeselin sih, waktu itu dia ngerusakin tugas kuliah aku tau, Ma!"

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang