04.00 AM
Dara bangun duluan, ia meraba-raba mencari keberadaan handphonenya. "Mana sih ..," gumamnya yang masih setengah sadar.
Setelah menemukan benda gepeng dengan ofc photocard Jaemin NCT di belakang casingnya, Dara mengucek matanya kemudian melihat jam.
Ayolah! Sekujur tubuhnya sangat letih, remuk banget, rambutnya bahkan acak-acakan, bajunya juga sudah tidak menentu, maksudnya melencong ke sana, melencong ke sini.
Gadis itu tercengang sambil memeriksa dirinya dari atas kepala hingga ujung kaki, "AAA- Hmmph!" Ia menahan teriakannya. Oke, semalam adalah hal yang mungkin membuatnya malu kalau diingat-ingat. Rasa canggung pun mulai melanda. Lupakan!
Waktu menunjukkan hampir jam 6 pagi, Dara sudah bebenah, sementara Eras belum juga terbangun. Ia masih lelap di alam mimpinya.
"Dasar kebo!" umpat Dara pelan. Sebenernya itu sapu di tangannya hampir melayang mau kena mukanya Eras.
"OIYA! SEAN!"
Tadinya ia berniat membangunkan cowok itu, tapi teringat Sean yang ia tinggal semalaman di kamarnya.
Cklek
"Se-"
Jeng jeng jeng
Oke, Dara makin capek melihat keadaan kamarnya. Eh, ini bukan kamar. Lebih tepatnya kayak kapal pecah.
"Undaaa!" sapa Sean dengan muka polosnya.
Sean mencium ketiaknya sendiri, "Huekk! bau! Unda, aku mau mandi ... hihi!"
Helaan napas panjang yang keluar mewakilkan perasaan Dara saat ini. Tunggu, tunggu! Belum selesai, ia melepas gulungan handuk yang membungkus rambutnya kemudian menggantungkan handuk di bahu kirinya. Ia menggulung lengan bajunya, "Awas lo, Cil, gue masukin oven mampus, Cil!"
Sean melirik bingung tingkah laku Dara, "Unda kenapa? Kesurupan pocong gundul, ya?"
Dara memaksakan senyum, "Oh, enggak kok, gapapa, lagi streaching doang ini mah."
"IPRETTTTT!"
ㅡㅡㅡ
BrukDara membanting tubuhnya di atas kasur setelah selesai membenahi semuanya. Terdengar suara knop pintu yang diputar, bola matanya mengarah pada pintu kamar, Arderas masuk ke dalam sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Dia baru selesai mandi.
"Baru bangun?" tanya Arderas sambil mengeringkan rambutnya.
Dara membalas dengan ketus, "Udah dari tadi keles."
"Hmm ...."
"Lo udah masak?" tanya Arderas.
"Belum, kenapa? Laper? Yaudah, gue masak-"
"Gak usah, hmm ... lo gausah masak hari ini," ucap Arderas.
"Loh, kenapa? M-masakan gue gak enak, ya?"
"Enak kok, perfect. Rasanya bahkan hampir mirip sama masakan nyokap gue, it always tastes perfect, cuma kali ini gue mau ngajak lo makan di luar, paham?"
Sudut mulutnya terangkat, pujian singkat itu seolah membuat Dara ingin berteriak memberitahu satu dunia bahwa ia tidak sanggup lagi menahan salah tingkahnya, wajahnya bersemu malu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDERAS [END]
Novela JuvenilIni tentang Arderas Keyvan Razhantara. Sang pewaris perusahaan sekaligus badboy di SMA Sastra Garuda. Ketua Carventous, memiliki paras bak pangeran surgawi, kisahnya mulai menarik saat kehadiran Dara sebagai murid baru yang cantik, tegas, dan selalu...