[27] PANIK DULUAN

1.9K 59 6
                                    

wih, update 🤩



Cklek!

"Jawab duluuu!"

"ENGGA!"

Kedua insan itu saling kejar-kejaran tiada habisnya.

"Tadi katanya sampe rumah janji mau jawab."

"Kapan gue bilang janji?" Dara terus mempercepat langkahnya.

"Woy! Nenek lampir!"

"Apaansih?! Berhenti ngikutin gue!" sentaknya.

"Makanya jawab dulu!"

"GAMAU!"

"Gak jawab berarti bener, lo cemburu, iyakan?"

"ENGGAK!"

Dara sampai di depan pintu kamarnya. Ia bergegas masuk dan menutup pintu kamarnya.

Brak!

Tuk!

"Aw ... ssh ..." Arderas yang tepat dibelakang gadis itu tadi, kini harus merasakan nyeri di bagian keningnya sebab terbentur pintu kamar Dara.

Tenang ges, ga benjol kok, cuma cenat-cenut.

Masih ganteng. Gak luntur sedikitpun.

Dara mengunci pintu, habis itu ia terduduk menyandar di belakang pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara mengunci pintu, habis itu ia terduduk menyandar di belakang pintu. Lelah sekali.

Tok tok tok!

"Bukaa."

Dara gak jawab. "Nanti juga capek sendiri," pikirnya. Ia beranjak, memaksakan kakinya untuk berjalan dari belakang pintu menuju kasurnya.

Yang pertama ia lakukan adalah menaruh tas ranselnya di atas nakas, kemudian melepas ikat rambutnya. Sampai di pinggiran kasur, ia terduduk sejenak sambil melamun. Lama-kelamaan, hawa sejuk dari Air Conditioner membuatnya mengantuk. Gadis itu tertidur lelap sangking kelelahannya dengan posisi terlentang dan masih memakai seragam sekolahnya.

note : kira² begitu posisinya, anggap aja pake seragam, soalnya susah cari pict nya😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

note : kira² begitu posisinya, anggap aja pake seragam, soalnya susah cari pict nya😭

ㅡㅡㅡ

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang