[65] BIRTHDAY?

1.2K 40 0
                                    










"Katanya gak suka, sekarang lengket bener, susah lepas," sindir Arka sambil melangkahkan kakinya menghampiri dua sejoli yang tengah bermesraan di parkiran motor yang kala itu memang masih sangat sepi. Hanya ada motor Arderas, motor Arka, dan motor guru yang telah hadir terparkir di sana.

"Makanya join," balas Arderas dengan raut wajah tengilnya.

"Cot." Arka memasang wajah datar.

"Jigar mana? Biasanya ngekor mulu di belakang lo," tanya Arderas setelahnya.

"Mana gue tau, terakhir gue liat ya semalem di rumah sakit."

"Dara," panggil Arka. Dara pun segera menolehkan kepala ke arah cowok itu, "Kenapa, Kak?"

"Gue mau nitip ini buat Abel," ucap Arka malu-malu sambil menyerahkan cardigan berwarna pink lengkap dengan motif pita berwarna hitam dihiasi white pearl.

"Oke, nanti gue kasih," balas Dara sambil menerima cardigan yang diklaim punya Abel.

"Pipi lo kenapa merah-merah gitu, Ka?" tanya Arderas. Sontak Arka langsung menyentuh kedua pipinya, "D-dingin, gue alergi dingin," bohong Arka.

Mengetahui sahabatnya itu sedang salah tingkah, Arderas terkikik geli melihatnya, "Sekarang musim panas, lagian tahun lalu lo liburan ke Switzerland, yakin alergi dingin?"

Kehabisan kata-kata, Arka memilih pergi dari tempatnya sekarang. "Resek lo!"

ㅡㅡㅡ

Di kelas Dara.

"Anjir, baru gue doang yang dateng nih?" Dara bermonolog. Akan membosankan jika berdiam diri di dalam kelas, Dara memilih pergi keluar kelas.

Saat berjalan di koridor, Dara berpapasan dengan Abel dan Zela. Kedua gadis itu akhir-akhir ini terlihat sangat akrab. Zela yang menyadari Dara yang berjalan ke arah berlawanan dengannya pun menyapa lebih dulu, "Eh, hai, Ra!" Zela melambaikan tangannya. Tidak ada gerak-gerik aneh, ia menyapa seperti biasanya.

"Hai," balas Dara, ia lalu mengarah pada Abel yang seketika sibuk menggeser-geser beranda handphone-Nya. "Hai, Bel ...," sapa Dara, berharap gadis berambut panjang dan bergelombang itu balik menyapanya. Ah, itu tidak akan terjadi. Abel benar-benar mengasingkan diri dari ketiga mantan temannya itu termasuk Dara. Melihat saja malas, apalagi berbicara. Zela yang tidak tahu apa yang terjadi diantara Dara dan Abel hanya diam menyimak.

Netra Abel berpindah melihat cardigan berwarna pink miliknya ada di tangan Dara.

"Loh, ini kan cardigan gue!" Abel merebut kasar cardigan tersebut.

"Tuh, kan, apa gue bilang, gak ilang kok, lo sih panikan," ucap Zela.

"Oh, jadi elo yang nyuri cardigan gue?!" tuduh Abel.

"Nyuri? Gue gak-"

"Halah! Udah gausah ngeles deh lo!" bentak Abel, "kemarin cardigan gue ilang! Pasti lo yang ngambil kan?!"

"Gue gak ngambil sama sekali."

"Gak usah bohong deh! Udah jelas cardigan gue ada sama lo!"

"Gue sama sekali gak pernah ngambil atau nyuri cardigan punya lo, Bel! Justru tadi mau gue balikin."

"Abel udah dong, gak mungkin Dara nyuri dari lo, dia mau beli sama pabriknya juga bisa kali, ngapain nyuri? Udah deh, yang penting udah ketemu, kan?" ujar Zela.

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang