Gak kerasa hari ini udah harus masuk sekolah lagi. Tumben-tumbenan juga Eras bangun pagi. Iyalah, kalo aja gak disiram air dingin, gak bakal bangun tuh anak.
BYURRRR
Cowok itu reflek langsung bangun dari tidurnya.
"WOY! APA-APAAN?!" sentak Eras sambil menyeka wajahnya yang basah. Tak hanya wajahnya, bajunya juga ikutan basah gara-gara disiram Dara barusan.
"Pake nanya lagi! Ini udah jam berapa?!" Dara tak kalah ikut menyentak.
Arderas melihat ke arah jam dinding sejenak.
"Jam lima! Baru jam lima!"
"Ya makanya bangun sekarang! Lo kan kalo mandi tiga puluh menit lebih."
"Nanti aja lah, masih lama. Sekolah masuk jam tujuh ini."
"Sekarang."
"Ntar ajaaaa," rengek Eras lucu. Bukannya bangkit, ia malah menarik selimut dan balik rebahan. "Ayo, bobo lagi sini." Tak tanggung-tanggung ia justru mempengaruhi gadis itu untuk kembali tidur.
"Bangun gak? Atau gue siram lagi?" ancamnya yang ternyata tak dipedulikan oleh Eras.
"Gak mauuu, ngantuk. Mending tidur." Ia kembali memejamkan matanya.
Terlintas sebuah ide di benak Dara. Yang mungkin dapat membangkitkan semangat cowok itu untuk segera bangun.
"Agh, kenapa gue jadi deg-degan gini coba?"
"Oke. Sekali. Cuma sekali."
Dara menarik napas panjang kemudian menghembuskannya lagi.
"Bangun, sayang ..."
Andai saja dirinya memiliki kekuatan menghilangkan diri. Dara ingin menghilang saat itu juga. Sekarang saja wajahnya sudah memerah lucu. Ia langsung membalikkan tubuhnya membelakangi cowok itu. Jangan sampai ia tau kalo Dara salah tingkah gara-gara ulahnya sendiri barusan.
Sesuai yang gadis itu inginkan. Tanpa basa-basi cowok itu langsung semangat bahkan lompat dari tempat tidurnya kegirangan.
"Eh, dipanggil sayang, yaudah, iya, ini abis ini mandi."
SRET
CKLEK
Setelah Eras menutup pintu kamar mandi. Barulah Dara bisa bernapas lega setelah merasa sangat tegang dan gugup tadi.
"AAAAAAAAAAA!! GUA NGOMONG APAAN TADI?!" Giliran Dara merutuki dirinya sendiri karena menyesal dengan ulahnya tadi. Ia berteriak kesetanan sambil lompat-lompat ditempatnya berdiri sekarang.
Cklek
"Lo kenapa teriak-teriak?"
Dara menoleh ke sumber suara, tepatnya dari pintu kamar mandi. Terlihat Eras yang sudah melepas bajunya dan hanya memakai celana training menampakkan dirinya.
"MATA GUE!" Dara reflek menutup kedua matanya lantaran tak sanggup melihat pemandangan barusan.
"Mata? Kenapa mata lo?"
"E-enggak! Enggak!"
"Lo kenapa teriak-teriak tadi?"
"O-oh itu ... t-tadi gue cuma latihan vokal. Buat paduan suara." Bohongnya terdengar absurd. Membuat Eras menggernyit tidak mengerti maksudnya.
"Latihan vokal apaan teriak-teriak kayak gitu?"
ㅡㅡㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDERAS [END]
Ficção AdolescenteIni tentang Arderas Keyvan Razhantara. Sang pewaris perusahaan sekaligus badboy di SMA Sastra Garuda. Ketua Carventous, memiliki paras bak pangeran surgawi, kisahnya mulai menarik saat kehadiran Dara sebagai murid baru yang cantik, tegas, dan selalu...