"ANJIR?! SERIUS GUE DIUNDANG?!" teriak Clarice heboh, sampai-sampai air liurnya yang bercampur kuah bakso itu muncrat ke muka Isyana di depannya.
"Muncrat anjir!" ketus Isyana.
"Kalian dateng kan besok?" tanya Dara antusias.
"PASTI DONG! AH GILAK, PASTI DI SANA BANYAK ANAK CARVENTOUS, KALO GAK SEPUPUNYA KAK ERAS YANG SERBUK BERLIAN SEMUA ITU!"
"Bilang aja mau pdkt sama kak Jigar, gengsi amat dek," sindir Isyana. Tapi Isyana memang benar.
"Lo juga kan, mau deket-deket sama kak Jean!" ucap Clarice.
"Jelas lahhhh, eh tapi itu pun kalo kak Jean udah sehat," kata Isyana.
"Lah, kak Jean kenapa?" tanya Clarice.
"Kebiasaan, makanya update dong jadi orang!" tambah Isyana.
"Yaudah sih, tinggal bilang, susah amat lo," sewot Clarice.
"Kak Jean kecelakaan semalem," ujar Dara.
"Cius? Kok gue gatau? Ah, lo gak kasih tau gue sih, Sa?"
"Lo gak nanya."
"Anjir banget."
Dara melihat Zela dan Abel yang menuju meja kantin sambil membawa nampan pesenan makanan mereka.
"Zela, Abel!" panggil Dara. Zela berniat menghampiri Dara, namun sempat tertunda karena harus membujuk Abel lebih dulu. Akhirnya, dengan terpaksa Abel menuruti bujukan Zela.
"Kenapa, Ra?" tanya Zela.
"Gue cuma mau ngundang kalian berdua besok malem, birthday party kak Eras. Nanti lokasinya gue kirim," jelas Dara.
"L-lo ngundang gue?" tanya Zela ragu. Dara mengangguk sambil tersenyum tipis, "Iya, gue ngundang lo, Zel. Lo juga, Bel, dateng ya?"
Abel tetap saja tidak peduli. "Masih lama gak sih, Zel? Males tau ga sih di sini," desak Abel pada Zela.
"Kok ada ya? Orang udah dibaikin, bukannya terimakasih malah pura-pura gak tau. Heran deh," sindir Clarice yang saat itu juga dilempari tatapan sinis Abel.
Zela yang merasa situasi mulai tidak aman, ia memutuskan membawa Abel pergi dari mereka bertiga, "Y-yaudah, kalo gue free gue pasti dateng kok, sama Abel."
"Apaan sih lo? Gue gak bakal dateng. Ogah banget."
"Dih, siapa juga yang ngarepin kedatangan lu? Dasar kepedean!" balas Clarice.
"Clar, udah biarin aja, gapapa kok kalo Abel mau dateng, dia juga temen kita," kata Dara.
"Setelah semua yang dia lakuin ke kita, lo masih bisa bilang dia temen?"
"Udah, terserah dia mau dateng atau enggak, lo abisin tuh bakso lo, daripada ngurusin nih cewek, buang-buang waktu," kata Isyana.
"Gue duluan ya, Ra, Clar, Sa," pamit Zela.
"Hati-hati Zel, jangan deket-deket sama tuh cewek!" teriak Clarice yang sengaja mengeraskan suaranya, ditujukan untuk Abel.
"Kalian percaya, Abel bisa berubah lagi?" tanya Dara.
"Antara percaya atau enggak sih kalo gue, sifat dia itu emang susah ditebak, Ra, alasan dia kek gini aja kita gak tau kan? Gue sih welcome-welcome aja kalo misalnya dia mau baikan sama kita, kalo gak yaudah, it's up to her, gue gak mau ambil pusing. Garis besarnya, gue netral," jelas Isyana.
"Kalo gue jelas, 100% gue yakin itu anak bakal permanen kayak gitu, sorry aja deh, gue udah cukup, gue gak akan buka pintu lagi buat tuh anak." Clarice nampaknya sudah mulai mengasingkan Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDERAS [END]
Teen FictionIni tentang Arderas Keyvan Razhantara. Sang pewaris perusahaan sekaligus badboy di SMA Sastra Garuda. Ketua Carventous, memiliki paras bak pangeran surgawi, kisahnya mulai menarik saat kehadiran Dara sebagai murid baru yang cantik, tegas, dan selalu...