[40] BEFORE SLEEP

1.6K 62 0
                                    


Bangun tenda udah.

Makan juga udah.

Sekarang waktunya acara pembukaan yang dipimpin ketua panitia yang lagi pidato sambutan. Kobaran api unggun menyala di tengah-tengah mereka yang duduk melingkarinya.

"Kak Eras belum dateng juga, ya?"

Sementara yang lain sibuk mendengarkan ketua panitia yang lagi pidato di depan, Dara celingak-celinguk diantara keramaian sampai-sampai bikin Clarice bingung sendiri.

"Lo nyari siapa sih? Daritadi nengok-nengok mulu, gak ke kanan, ke kiri, ke belakang." Tanyanya.

"Hm? O-oh, engga kok, cuma ngeliatin pemandangan hutannya, bagus ya?" ucap Dara sambil cengengesan.

Clarice menggernyit, memperhatikan sekelilingnya yang dipenuhi pepohonan lebat, udah gitu gelap gulita pula.

"Bagus darimana anjir? Gelap begitu, angker!" ketusnya.

"Y-ya bagus, kayak dark theme." Dara makin ngawur jawabnya. Itu anak kayaknya udah beneran dilanda kegalauan takut Arderas gak nyusul ke tempat camping.

"Gak sekalian dark web?" imbuh Clarice. "Oh, gue tau. Lo pasti nyariin misua lo, yakan?" lanjutnya.

"Misua? Apaan tuh misua? Kembarannya mixue?"

"Suami, bego! Lo lahir di jaman apa sih? Masa kagak tau misua." Clarice jadi sewot sendiri.

"Lagian segala lo bolak-balik, mana gue tau."

"Huh!"

Sebentar, kalau Dara cuma berdua sama Clarice, lalu dimana Isyana sama Abel?

"Clar, Isa sama Abel dimana? Kok misah?" tanya Dara.

"Heh," Clarice tersenyum miring, "lo nyari Isyana?"

"Hmm."

"Tuh, mojok berdua," tunjuk Clarice pada dua insan dengan jaket varsity yang sama persis.

Terlihat Isyana duduk tepat disamping Jeandra mengenakan jaket yang sama persis. Nih, anak gayanya doang anti couple-couple-an, padahal dari jauh hari Isyana udah ngajakin Jeandra buat couple-an. Baru kesampaian sekarang aja mereka pake.

"Sejak kapan Isyana deket sama Kak Jean?"

"Gatau sih gue, kirain gue perasaan dia bakal bertepuk sebelah tangan doang, eh sekarang tau-tau udah nempel aja."

"Tapi kan mereka ..."

"Iya gue tau, Ra, udah kita pura-pura gatau aja, Isa udah sering gue peringatin tapi tetep aja dilanjutin. Batu banget emang tuh bocah."

"Hmm, kalau Abel? Abel dimana, ya? Tumben-tumbenan dia ngejauh dari kita."

"Gue juga bingung, biasanya gak selama ini dia ngambek, chat gue aja gak dibales sama dia," ungkap Clarice.

"Oke, gimana kalau sekarang kita semua nyanyi bareng?" ujar ketua panitia acara pada malam itu.

"SETUJUUUUU!!!"

"Ah, tapi gak seru deh kalo gue nyanyi sendirian disini, ada yang mau jadi nyanyi ke depan?"

Hening.

Sampai akhirnya kelakuan 'lucknut' Clarice menghidupkan keheningan tersebut. Itu anak tiba-tiba teriak sambil mengangkat satu tangan Dara kemudian berteriak, "DARA MAU MAJU KAK!"

Buru-buru Dara menepis tangan Clarice, "Lo apa-apaan sih, enggak mau gue!"

Sedang Clarice hanya cengengesan kayak gak ada rasa bersalah.

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang