[49] BUCIN!

1.9K 57 0
                                    

Awas salto😌

Arderas menatap malas Dara yang saat ini hanya sibuk dengan handphonenya daritadi. Gadis dengan mengenakan kaos putih dan celana training warna hitam itu nampak bahagia hanya dengan menatap layar handphonenya.

Cowok itu berpindah tempat duduk di sebelah Dara. Bibirnya mengerucut sedikit, sementara kedua tangannya ia lipat di dada. Kepalanya menoleh ke arah Dara, "Sibuk amat, ngapain sih?" ucapnya.

Dara nyeletuk sekilas, "bukan urusan lo." Ia kembali melihat layar handphonenya lalu senyum-senyum sendiri.

"Lo selingkuh ya?"

Muka Dara langsung bete mendengar pertanyaan nyeleneh tersebut. Ia dengan asal menjawab, "iya, sama bapak lo."

"Serius??"

Dara menepuk jidatnya frustasi, "ya enggaklah! Aneh-aneh aja pertanyaan lo. Emang gue cewek apaan? Pacaran aja gak pernah, boro-boro selingkuh."

Mata Eras melebar mendengar ungkapan barusan. Terpampang senyum di wajahnya.

"Serius belum pernah?" tanyanya.

"Hm!" Dara begumam tegas. "Nanya lagi gua gaplok lu!"

Detik selanjutnya, Arderas meringkuk gemas di sebelah Dara. Bibirnya mengerucut lucu. Ia menolehkan kepalanya lagi, menatap sejenak gadis itu lalu berucap, "gue bosen."

"Terus?" jawab Dara tanpa menoleh ke arahnya.

"Keluar yuk?" ajak cowok itu antusias.

"Males."

"Emang gak bosen di rumah terus?"

Bohong kalau ia jawab tidak. Sejujurnya Dara juga bosen sudah lama tidak keluar menyapa alam bebas.

"Bosen, kan?"

"Emang mau kemana?" tanya gadis itu.

"Kemana aja," balas Eras seraya merubah posisinya lebih tegap.

Dara menimang-nimang, "terus kita ngapain?"

"Pacaran."

Dara berhenti memainkan handphonenya lalu menoleh sekilas, setelah itu memalingkan wajahnya kembali. Ia berdeham. Tak mau dilihat cowok jangkung di sebelahnya itu.

Detik itu juga, darah mendesir merangkak naik di wajahnya. Rona merah terkuras dari wajahnya. Dara tampak menatap ke langit-langit plafon, menghindari bertatapan dengan Arderas.

"Kenapa muka lo?"

"G-gak, gapapa." Dara memanas.

Sudut bibirnya terangkat. "It's okey, gue tau gue ganteng, wajar kalau lo salting."

"Dih?! Apaan?! Enggak! Gue gak salting! Sok tau lo!" Dara mengelak dengan tegas. Padahal api asmara seakan-akan membara dalam hatinya.

Wajah Eras mendekat nyaris mengikis habis jarak keduanya. "Gak percaya." Napasnya memburu hebat saat jarak keduanya benar-benar hampir terkikis habis. Jantung Dara berdetak lebih cepat menatap wajah laki-laki itu yang begitu dekat. Dara berdeham menormalkan suaranya sekaligus mengontrol raut wajahnya yang kian memerah.

ARDERAS [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang