Capter 2: ingatan

1.4K 146 22
                                    

      Bagaimana ini aku baru mau memainkan peran Taufan  tapi kenapa kakaknya ini sangat peka, sifat Taufan ke Halilintar adalah ....... ah iya aku harus mengalihkan perhatiannya.

"Aduh .... kepalaku ...!? Sakit ...!?" Aku memegang kepalaku beracting kesakitan.

" kau baik baik saja ..? Taufan ...!! PENGAWAL PANGGILKAN TABIB ISTANA....!!'' Halilintar berteriak memerintahkan beberapa perajurit untuk membawa tabib istana kemari. Kurasa aku berhasil membuatnya kawatir, dengan begini dia akan melupakan kecurigaannya padaku, tapi berapa lama lagi aku harus ber acting kesakitan seperti ini.

        Tak lama tabib datang bersama sosok pangeran ketiga sekaligus kembar bungsu dari kami berdua, tatapan khawatir bersarang di kedua manik madunya wajahnya berkeringat mungkin karna berlari tadi , namun demikian tak dipungkiri wajahnya tetap tampan dan lembut.

        Tak lama tabib datang bersama sosok pangeran ketiga sekaligus kembar bungsu dari kami berdua, tatapan khawatir bersarang di kedua manik madunya wajahnya berkeringat mungkin karna berlari tadi , namun demikian tak dipungkiri wajahnya tetap ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Boboiboy Gempa: kakak ke tiga dari 7 bersaudara  umur 15 thn, sekaligus kembar ke tiga dari Halilintar dan Taufan, ramah, baik dan pengertian. Sangat suka memasak dan kedamaian, benci keributan.)

" Gempa .... !? " aku menatap tak percaya sosok yang berada di ambang pintu sembari terengah engah ini  adalah pangeran ketiga.

'' sa.....saya dengar kak .... Taufan sakit ....jadi ....saya ....datang secepat yang saya bisa... bersama tabib. " Gempa terlihat kesusahan mengambil nafas, mungkin karna terlalu khawatir atau lelah  berlari.

Aku tersenyum kecil " aku tak apa apa ... tapi kurasa aku akan lebih khawatir padamu Gem ...!! '' ucapan itu mulus keluar dari bibirku saat melihat betapa berantakannya sosok pangeran ketiga yang dikenal dengan kerapiannya.

" baik baik saja ....? Bukannya kau tadi mengerang kesakitan ....." selidik Halilintar, aku hanya bisa tertawa canggung saat mendapatkan tatapan penuh selidik tersebut.

" Kau menipuku .....!?"

" hehe ... maaf kak Hali ...."

Seperti tak menghiraukan kaadaan Gempa masih sibuk bergelut dengan nafasnya yang memburu.

" bagaimana....kaadaan eh .... " Gempa menghentikan ucapannya saat melihat hadirnya Halilintar disana.

" saya memberi salam pada bintang kerajaan pangeran Halilintar...'' Gempa  membungkuk memberi hormat pada Hali. Sebenarnya hampir semua pangeran melakukannya kecuali Taufan ya karna memang Taufan tak mau dikekang oleh peraturan apapun apalagi itu dari Halilintar yang notabanenya seumuran dan hanya beda lima menit darinya.

" Bagaimana kaadaan pangeran Taufan .....?" Gempa mendekatiku dengan wajah cemasnya, aku bisa menebak dari mana dia tau kalo aku sakit , pasti dikoridor tadi dia berpapasan dengan prajurit yang diperintahkan oleh Hali.

" Gempa aku sudah bilang berapa kali lagi jangan terlalu formal denganku....."  aku berujar santai sambil melirik Hali sekilas, beruntungnya ingatan tubuh ini masih ada sehingga aku hanya perlu  menyesuaikan sifatku dengan Taufan.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang