chapter 33 : the true

817 109 117
                                    

     
Setelah Solar tertidur, Hali menepuk kepalaku  pelan, dia tersenyum kecil sembari mengulurkanku sebuah saputangan.

" lap air matamu Fan, aku yakin Solar akan segera sembuh " demi apa, Hali udah menganggap Solar nih. Baguslah, aku mengambil saputangan pemberiannya dan segera mengelap sisa air mata yang membasahi pipi.

" kak Taufan gak pernah berubah, dulu pas Blaze dan Ice sakit kakak juga nangis kan " Gempa sedikit tertawa kala mengingat masa lalu, ya ampun Fan lo ternyata cengeng juga ya, untung sekarang aku berada di dalam tubuhmu.

" eh apa iya kakak secengeng itu ..?" Blaze menanyakan hal yang sudah pasti pula, mengesalkan saja.

" siapa juga yang nagis,, aku hanya kelilipan debu tau pas kau sakit. " bantahku dengan sedikit mengembungkan pipi kesal tentu saja siapa juga yang mau dibilang cengeng.

" Tuan Taufan, dan para pangeran maaf menggangu tapi makanan sudah terhidang di atas meja... " ujar Boy agak ragu ragu.

" astaga aku lupa masak, siapa yang masak Boy ..?" Ujar Gempa agak panik.

" Aku ... cepat turun kalian, dasar menyebalkan " tiba tiba saja Revan datang dengan celemek pinknya sembari membawa sendok sayur, tatapannya masih tajam seperti biasanya.

    Aku menatap Revan dengan pandangan heran, ternyata rekan villian kita ini bisa masak. Baru saja aku akan menjawab, sudah keduluan Halilintar.

" jaga tutur katamu. !? " sarkasnya.

" bagiku kalian hanya mahluk tanpa hati" balas Revan tak mau kalah.

Thorn dengan cepat menarik lengan baju Halilintar, begitupula Boy yang sudah menahan lengan Revan.

" Kak Revan bisa gak bicara yang lembut " ujarnya sedikit kesal.

" sudah kak Hali, Revan memang seperti itu jangan dibawa ke hati " Thorn menatap Hali walau matanya sudah berkaca kaca.

" huh..... aku tak bisa sebaik dirimu, kalo kalian tak turun jangan salahkan aku kalo tak ada makanan untuk kalian "   setelah berujar seperti itu Revan berlalu sembari menarik Boy ikut bersamanya.

" anak kurang ajar itu, awas saja nanti ..." Blaze mengepalkan tangannya menahan amarah yang sedang meluap luap.

" kalian pergilah, aku akan menjaga Solar " ujarku sembari tersenyum kecil.

  Untungnya semua saudaraku mau mendengarku, dan pergi meninggalkan ku sendirian bersama Solar yang terlelap dalam pejamnya.

   Aku mengambil kesempatan,, ku minum penawar yang diberikan Ying sebelumnya, sembari menarik nafas panjang, sumpah kalo bukan karna menahan diri tadi aku pasti kelihatan pucat sekali. Agh mana dadaku terasa sakit lagi, Ying benar seharusnya aku kurangi kecerobohanku.

  Sekilas aku menatap Solar, aku memeriksa suhu tubuhnya yang sudah agak menurun, Thorn ternyata sudah bisa menguasai kekuatannya syukurlah, setidaknya aku bisa tenang. Aku teringat akan buku kusam yang ku ambil di kediaman Retaka sebelumnya.

Halaman demi halaman ku baca sampai aku tertuju pada satu halaman.

" kutukan frozen heart telah tertanam pada pangeran ke lima, umurnya tak akan lama, paling lama bisa bertahan saat usia menginjak 20 thn, inilah akibat karna telah mengetahui rahasiaku "

Ini, adakah jurnal Retaka!? Kalo tak salah kutukan itu akan menimpa putra mahkota saat debudante nanti. Tapi kenapa Ice sudah terkena kutukan ini dan sejak kapan itu terjadi, kutukan ini adalah kutukan yang membuat organ dalammu perlahan lahan akan membeku dan kehilangan fungsinya, hanya pengguna sihir cahaya yang bisa menghilangkannya dan juga satu bunga yang hanya mekar 100 thn sekali. Bunga  salju.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang