Chapter 18: penyusupan

983 125 102
                                    

Taufan akhirnya bisa tidur setelah aktifitas seharian yang berat baginya. Dia memeluk Solar disampingnya yang terlihat tenang dalam dekapan sang kakak, kamar Taufan terlihat nyaman bagi Solar lebih nyaman dari kamarnya yang dulu penuh dengan debu, makanannya pun sangat enak. Solar bersyukur bisa bertemu dengan Taufan.

Seorang pelayan memasuki kamar Taufan berniat membangunkan tuannya, namun tindakannya terhenti kala melihat adegan saudara di depannya.

Solar yang sudah terbangun  terlebih dahulu  melihat sang palayan, Solar meletakkan telunjuknya didekat bibir sembari tersenyum manis, mengisyaratkan untuk diam tak ingin mengganggu tidur sang kakak. Pelayan wanita itu mengerti kemudian kembali menutup pintu secara perlahan....

Solar yang melihat itu kembali membaringkan tubuhnya di dekat sang kakak dan kemudian memeluk Tubuh Taufan erat.

" kak upan satu satunya yang tak membenci Solar, dan tak menganggap Solar pembunuh.... Solar sayang kakak" suara hati anak itu.

Solar hanya belum menyadari akan apa yang akan terjadi di masa depan. Begitupun yang lain, masa depan mereka kali ini apakah akan berakhir bahagia atau sama dengan yang dulu berakhir tragis.








----------------

Taufan menatap satu satunya mantan pelayan pavilliun cahaya itu dengan pandangan sendu namun senyuman masih bersarang di bibirnya, Violeta yang menyadari hall itu memberanikan diri untuk bertanya.

" maaf yang mulia apa ada yang menggangu pikiran anda....? " ada ketakutan di matanya.

" ah .... apa aku membuat wanita cantik ini kawatir ....? " goda Taufan dengan senyuman jahil.

" bukan begitu .... maksud .. hamba....     
///>~<///" wajah Violeta langsung memerah malu, siapa juga  yang gak akan tergoda dengan tampang Taufan, kita kesampingkan ahlaknya yang less itu.

" Awwww..... kau tak tertarik denganku...? " dengan wajah sedih yang dibuat buat, tapi itu cukup membuat Violeta berkeringat dingin.

" bukan ..... bukan ... begitu yang mulia, anda cukup menawan ....kok...." ujarnya bingung memilah kata yang tepat.

" cukup....? " pertanyaan singkat itu membuat Violeta makin bingung serta gelagapan.  " Huh .... baiklah...!? Bisa mengenal wanita secantik dirimu juga merupakan sebuah kehormatan...." Taufan mengecup punggung  tangan kanan Violeta sembari tersenyum lembut.

   Violeta sudah hampir melted  mendengar penuturan pangeran kedua kita ini, saking terpananya .....

" kakak Taufan ....? Sedang apa ...? " secara tiba tiba Thorn muncul di belakang Taufan membuatnya langsung menghentikan tindakannya. Takut kepolosan anak ini terpengaruh, serta takut Gempa ngamuk.

" agh.....   Thorn ....!? Thorn sedang apa disini...? " Taufan berusaha untuk mengalihkan pertanyaan.

" Thorn hanya lewat kok kak ...." ujarnya polos.

" siapa kakak itu .... pacar kak Taufan ya ..."

" pacar ..?.!" Ujar mereka bersamaan.

" bububukan Thorn, kami hanya teman kok ....."

" benar yang mulia Thorn, pangeran Taufan hanya mengantar saya saja .... "

" oh.... begitu ... " Thorn menatap dengan mata bulatnya membuatnya terlihat imut.

" IYA ....!!" Ungkap Taufan dan Violeta berbarengan.


     Beberapa saat setelah meyakinkan Thorn, akhirnya mereka bener benar mengantar mantan pelayan tersebut sampai ke gerbang istana.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang