Chapter 28

926 107 151
                                    

Dapur yang berantakan, wajah yang gosong, dan rambut keriting serta asap hitam tebak yang keluar dari perapian saat ini itulah gambaran situasi saat ini.

Gempa sudah marah dan menceramahi ketiga orang itu, tentu Gempa melimpahkan lebih banyak kesalahan pada Hali dan Blaze mengingat mereka yang tertua,  ketiga pemuda itu tak hentinya menyalahkan satu sama lain saat kami tiba.

" ini semua salahmu bocah, coba kau baca resepnya dengan bener ini gak bakal terjadi tau.!" Blaze menatap manik silver bak berlian itu dengan penuh kekesalan.

Tak tinggal diam Solar tak mau menjadi tersangka utama disini jadi dia balik menyalahkan Halilintar dan Blaze.

" maaf maaf aja nih bang, yang salah itu Pangeran Halilintar. Kenapa salah mengira soda kue itu tepung...? "

" kau juga Blaze, apimu itu terlalu besar tau pienya jadi gosong kan ..!!" Hali malah menjadikan Blaze sebagai kambing hitam saat ini.

" hah... abang yang salah masukin pengembang kok, aku yang disalahkan !? " bantah Blaze gak terima.

Ice yang menatap ketiga pangeran yang sedang adu mulut itu hanya menatap  malas. " jadi, udah  pake resep aja gagal"  ujar Ice tanpa rasa bersalah, pasalnya dia sama sekali tak ikut membantu mereka memasak.

" diam kau kebo ...?! Udah gak bantu malah ngerosting " ujar Blaze lantang.

" eh, Solar dah mengikuti yang tertulis di buku ya, mereka aja yang kurang pinter " sarkas Solar ke kedua kakaknya yang langsung membuat kedua kakaknya menoleh tak suka.

  Aku sibuk menahan tawa, takut Gempa kembali memukulku lagi, Ice yang berdiri di sebelahku hanya bisa tersenyum kecil. Sesekali manik Aquanya menatap lembut ke arah para saudaranya yang sedang mendapat ceramah panjang dari Gempa.

Para  anak panti yang baru saja sampai hanya bisa melongo menatap betapa berantakannya rumah baru mereka.

" woah, baru ditinggal sejam udah kayak kapal pecah ...!!" Thorn berujar polos namun ucapannya sukses membuat ketiga orang itu kena mental.

" kalian apakan tempat ini ...!? Mau ledakin satu rumah ya " Revan sudah terlihat kesal melihat semua debu dan asap yang masih berterbangan di mana mana, sementara anak panti lain menatap heran bahkan ada beberapa yang tertawa tertahan saat melihat wajah ketiga pengeran terutama Hali yang menahan malu.

" kalian jangan menertawakan mereka. Kalian gak apa apa kan ..? " Boy berusaha membela walau dalam hati dia sangat ingin tertawa.

" udahlah Boy, kalo mau ketawa  ketawa aja gak apa.! Wajahmu itu gak bisa bohong tau. " aku berujar sembari menepuk kedua pundak Boy dengan tampang bangga.

" Kak Taufan ..!? " Blaze dan Solar berujar kesal.

" ehehehe ...Maaf " aku menyatukan  kedua tanganku, tak lupa ku tunjukan senyum mengejek ke arah ketiganya, sembari berjalan ke arah gadis yang menatap  ketiga pangeran itu dengan pandangan menusuk.

" yo, Glacy, ada apa denganmu ..? Kenapa terlihat begitu kesal ? " ungkapku santai yang didapati tendangan kecil ke arah kaki.

TAK . 

" adoh .... kenapa aku yang kena..?"

" ini semua karna anda, mereka bisa akur dengan sendirinya, kenapa anda malah membuat saya mengawasi mereka. Lihat akibatnya lantai dan dapur yang baru saya bersihkan jadi kotor lagi kan..." ungkapnya panjang lebar. Yap, karna merasa kawatir meninggalkan solar dengan tiga babon ehem, maksutku saudara Taufan, aku secara personal meminta salah satu anak panti yang paling ke ibuan serta bisa kupercaya diantara mereka dan dia adalah Glacier atau pangilan lainnya Glacy gadis seumuranku yang memiliki manik mata campuran emas dan biru itu nampak cantik dengan rambut yang diikat rendah. 

Tapi siapa sangka bahwa dia punya keahlian lain selain bersih bersih, yaitu mengomel kayak emak emak. Bahkan kadang aku melihat dia rebahan seharian. Aku percaya padanya karna dia memiliki sifat tenang seperti Ice dan welas asih seperti Gempa.

" maaf " ujarku sembari tersenyum simpul.

" jadi orang yang kakak maksut gadis ini" Gempa sudah selesai ceramah rupanya, tentu aku hanya menganggukan kepala sementara kedua tanganku mengusap kakiku yang habis ditendang oleh gadis ini.

Gempa hanya tersenyum kemudian menundukkan kepalanga sedikit, semua yang berada disana langsung mematung  memandang terkejut tak terkecuali aku.

" maaf telah membuatmu harus memenuhi permintaan kakakku ini " Glacy tentunya langsung glagapan, seorang bangsawan menundukan kepalanya pada mantan budak ini tak pantas apa lagi ini bukan bangsawan biasa melainkan seorang pangeran kerajaan loh.  Anjir Gempa, sifatnya gak ngotak.

" tidak... anu, pangeran, maafkan saya to...tolong angkat kepala anda... saya saya " Glacy bingung harus berbuat apa lagi sikap Gempa membuatnya  sangat takut hingga ingin menangis, manik campuran itu mulai berkaca kaca.

Aku dengan segera menarik Gempa ke belakang dan menatapnya dengan pandangan tak bisa dimengerti.

" Gem, apa yang kau lakukan..? Jangan membuat orang tak nyaman dengan sikapmu itu membuat mereka bingung "  ujarku mengangkat kedua bahu Gempa. Entah Gempa kesambet apa sampai otaknya gak jalan, dia malah melihatku dengan wajah polos saat ini.  Aku hanya bisa menatap bingung. Ini, Gempa kan..? Apa karna terlalu sering mengerjakan tugas kerajaan sehingga secara tak langsung anak ini menjadi hikikomori..?

" Gempa gak salahkan kalo Gempa berterimakasi .? " ungkapnya.

" enggak kok Gem, tapi akan aneh bila kau melakukan tindakan tadi, tak banyak bangsawan yang menunduk pada rakyat sepertimu. " ujarku setelah melepaskan kedua bahu Gempa.

Ada apa ini..? Ini hanya aku atau semua anak disini menatapku dengan pandangan kesal. Aku merasa gak enak.

Pluk...!?

" So...Solar ..? " Solar tiba tiba memeluk kakiku, wajahnya didongakkan ke atas menatapku dengan wajah kesal.

" kak, wajah Solar yang tampan, rusak " anak ini menyebut dirinya tampan, aku hanya bisa tersenyum simpul saat menganggapi ucapan anak itu, tak bisa berword word aku.

" kak Taufan, bagaimana dengan tempat berantakan ini....? " aku menatap Thorn yang terlihat tak senang, ya lagipula mereka terlihat lelah.

" hmmm bagaimana kalo kalian mandi disungai saja dulu, aku dan kak Taufan akan membersihkan tempat ini sekalian  membuat makanan. " Gempa berujar, lihat dia wajahnya penuh dengan bunga bunga bertebaran seperti itu, atau itu hanya imajinasiku saja ya..? Aku gak mau bersih bersih tapi  aku juga gak mau buat Gempa sedih.

"Thorn akan bantu kak Gempa ...!!" Thorn mengangkat tangannya semangat. Aku hanya bisa pasrah saat kedua orang itu menatapku penuh harap.

" Solar jug-"

" kau juga mandi bodoh, lihat wajahmu itu " Revan memotong ucapan Solar dengan cepat.

" kak Rev, jangan kasar dia kan anak anak " Boy memperingati Revan sembari membantu membebaskan kakiku dari Solar.

   Solar terlihat mengembungkan pipinya kesal, " hey kepaskan aku, aku mau sama kak Taufan ...!!"

" Solar jadilah anak baik dan mandi sana, kau bau arang " ujarku sedikit meledek. Blaze yang mendengar itu sedikit terkekeh.

" udahlah Sol, mandi ajalah "

" sal, Sol, panggil Solar jangan disingkat" ujarnya kesal.

Karna pertengkaran tiada akhir dari kedua anak itu Glacy dan Gempa terpaksa mengeluarkan senyuman dengan aora membunuh yang kental, aku dan Hali bahkan Mulai menjaga jarak dari dua emak emak itu.

















" aku perintahkan kau, bagaimanapun caranya, Habisi para pangeran itu terutama " ada jeda saat Retaka menatap sosok hitam di depannya dengan senyuman menyeringai dan mata yang mengkilat Tajam.

" Taufan ..." lanjutnya.

TBC ....


Wih wih wih ...... waktunya masa  liburan selesai, ginana nih //hati berdebar debar 😊😊



See you next chapter ya......


hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang