chapter 10 : pertentangan

1.1K 157 51
                                    

"Ini adalah dokumen yang diberikan oleh Fang kemarin, salah satu dari kita harus memberi tau raja soal hall ini ...." aku menyerahkan dokumen itu pada Halilintar.

Gempa pun ikut membaca dokumen itu, mereka seketika terbelalak setelah membaca bagian akhir dokumen.

" ini.....!!" Gempa menutup mulutnya tak percaya akan apa yang dia baca. Sementara Halilintar langsung menatapku tak percaya.

" bagaimana bisa nama kami ada di sini ...? "Pertanyaan Gempa mengarah padaku.

" rencana pembunuhan pangeran bungsu ..... menurut kalian apa yang terjadi apabila pangeran bungsu tewas...? " pertanyaan itu kubalas pertanyaan. Membuat mereka saling memandang satu sama lain.

" kalo anak itu mati ..... maka Paviliiun cahaya akan kosong bukan begitu ..." balas Halilintar menaikkan satu alisnya. Terlihat jelas dia sama sekali tak suka kalo sudah membahas Solar, tapi ini juga menyeret nama mereka jadi dia tak akan tinggal diam akan hall itu.

" tepat sekali, para keparat .... ah maaf, para pelayan disana akan secara otomatis diberhentikan atau dipindah tugaskan..... " ungkapku sembari mendudukan diri di sofa karna lelah berdiri.

Gempa menatap khawatir kala membaca ulang dokumen tersebut, persaudaraan mereka memang renggang, tapi Gempa tak akan mau salah satu dari kami kehilangan nyawa, karna diantara semua pangeran. Gempa adalah pangeran yang paling lemah lembut di istana ini. Dia adalah hati kerajaan ini.

Aku tersenyum lembut..... kemudian memegang tangan Gempa yang gemetar.

" jangan khawatir aku akan melakukan sesuatu ...." ujarku sembari tersenyum cerah. Itu membuat getaran di tangan Gempa sedikit berkurang.

" mereka akan mengincar kalian sebagai majikan berikutnya, karna semakin tinggi kedudukan tuan mereka, maka derajat mereka akan ikut meningkat. " jelasku santai.

" lalu kenapa mereka tak mengincarmu juga.....? " Halilintar melipat tangannya didepan dada.

Aku mengaruk belakang kepalaku merasa risih dengan pertanyaan yang terus bermunculan." Issssh ..... bagaimana aku menjelaskannya ya kak .... kakak kan tau aku gak suka pelayan yang gak bisa ku percaya .... ya begitulah, selain itu aku menolak bersaing memperebutkan status raja, mereka akan menempatkanku pada pilihan terakhir kak.... " jelasku acuh. Halilintar hanya memandang malas setelah mendengar penjelasanku yang merupakan sebuah fakta tersebut.

" kau ada benarnya juga ....." balasnya.

" jadi kita akan menangkap para pelayan itu, dan menolong Solar terhindar dari rencana pembunuhan ....kan" aku kembali memastikan bahwa mereka tak akan membiarkan Solar mati.

Namun jawaban yang kudapat membuatku kecewa .." kenapa tak biarkan anak itu mati saja ... " Halilintar berujar kesal, apa .... apa dia tak punya hati.

" Apa ....?" Aku menatap tak percaya sementara Gempa hanya menundukan kepalanya saat mendengar penuturan itu.

" Taufan ........!! Apa yang dilakukan anak itu sehingga kau menjadi begitu peduli padanya, kau hanya menemuinya sekali bukan ..? ingat bodoh dia adalah pembunuh yang membuat Bunda kehilangan nyawa, kalo saja anak itu tak lahir..!!" Aku mengigit bibir bawahku menahan amarah yang sudah bergejolak dalam dadaku sejak Hali mengatakan itu.

" kak Hali sudah..! " Gempa berusaha menenangkan suasana.

" ada baiknya kau tidak mendekati anak itu lagi Taufan .....!? Itu hanya akan membawa petaka untukmu ..... " lanjut Hali.

Kali ini aku membiarkan amarahku mengambil alih, aku tak peduli lagi mau kau kakak Taufan atau Raja.... kata katamu sudah keterlaluan Halilintar.

" APA YANG KAU TAU.......!?"aku membentak mereka, kedua sosok itu langsung menatap ke arahku.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang