chapter 8 : Drama...

1.1K 139 42
                                    

Mungkin ini pertama kalinya Ice mendengar kata tanpa ampun dari bibir Taufan, ya, mungkin karna pangeran yang satu ini dikenal pemaaf oleh kebanyakan orang.

" tidak biasanya ....? "Aku mengarahkan pandangan ke arah Ice yang menatap penuh curiga.

" kak Taufan yang ku kenal adalah sosok pemaaf, siapa kau sebenarnya..? " lanjutnya.

DEG.......

satu, hanya satu pertanyaan itu membuatku langsung bungkam, bagaimana ini ....? Aku tak mungkin bilang bahwa aku dari dunia lain dan secara kebetulan terjebak pada tubuh kakaknya kan...? Atau aku harus mengatakan aku punya penglihatan masa depan ...? Tapi apa itu masuk akal, jawaban apa yang bisa menjawab pertanyaan Ice, berpikirlah otakku.

" kenapa kau hanya diam ....? " Ice semakin menatap curiga.

" apa kau meragukan kakakmu saat ini Ice ...! " aku menjawab sembari tersenyum. Ya, senyuman Taufan itu akan terlihat alami walau pun itu hanya senyuman palsu.

" mungkin ...." kalimat tak pasti itu keluar dengan mulusnya dari mulut anak itu.

" Aku bisa memaafkan seseorang kalo kebenciannya hanya mengarah padaku, tapi aku tak bisa kalo itu berhubungan dengan keluarga kerajaan...."

" selain itu, bunda menitipkan kalian pada kami, aku tak bisa mengecewakaannya bila tiba saatnya aku bertemu dengan bunda lagi. Setidaknya aku bisa mengatakan bahwa kalian tumbuh dengan baik dan selalu bahagia." usapan lembut ku berikan pada pucuk kepala Blaze membuat anak itu merasa nyaman dalam buaian bunga mimpi.

Mungkin tedengar drama, tapi apa boleh buat, baginda ratu. maaf aku harus melibatkan nama anda, huhuhu.... anakmu yang satu ini si tukang tidur mulai curiga soalnya.

" ke....kenapa kakak bicara seolah kakak akan pergi jauh....?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh anak ini membuatku berpikir, apa iya ya ..... sejujurnya aku berencana kabur dan hidup dengan damai saja, tapi nanti kakak mu Taufan akan mengutukku kalo aku melakukan itu.

" siapa yang tau Ice, mungkin aku akan menjadi pengeran pertama yang akan menyusul bunda. hahaha, selagi ada waktu aku ingin tetap bersama kalian .setidaknya mengukir kenangan sebanyak mungkin.....!?"

Seorang panglima dan tangan kanan raja dimasa depan sudah pasti akan menghadapi banyak rintangan yang mengancam nyawa, selain itu karakter ini akan mati dimasa depan jadi, mengatakan ini bukan masalah. Tentu saja aku tak berniat untuk mati begitu saja.

Wajah anak itu seketika berubah drastis tak terlihat ketenangan yang biasa ditampilkan dalam raut wajah, terganti oleh ketakutan akan sesuatu.

" kakak tak berniat menyusul bunda kan ...?" Kata yang keluar dari mulut anak itu terdengar bergetar, apa aku sudah kelewatan ya....?

" huh....... dasar polar bear. sudah larut lebih baik kau tidur, tak biasanya kau bicara banyak seperti ini....? " aku mengusap kepalanya sembari memberikan senyuman lembut.

" jawab pertanyaanku kak...!! Kaka tak akan meninggalkan kami kan ...? " wah anak ini memang penuh curiga, dia harus ku waspadai dikalau dia tau kalo aku bukan Taufan itu akan sangat berbahaya. membayangkan aku akan dihukum mati dan kepalaku dipenggal itu sangat buruk. Aku sedikit merinding saat membayangkan bagaimana pedang dari algojo memenggal kepalaku.

" hehehe .. mana mungkin aku berniat meninggalkan kalian, karna aku. Taufan menyayangi kalian semua.!? sekarang tidurlah ..!! Jangan cemaskan yang belum terjadi ok ..." aku memberikan senyuman semeringah. membuat anak itu hanya menganggukkan kepala patuh aku bisa melihat sedikit rona merah di pipinya.

"Nyanyikan aku lagu tidur kakak...!" Pintanya agak malu malu.

Aku menatap heran lagu tidur ..... ? Sial dalam novelnya hanya mengarah pada perkembangan karakter Solar dan Halilintar saja. lagu tidur seperti apa yang selalu dinyanyikan oleh Taufan aku mana tau. Agh .... ah ya ... mungkin yang itu.

Aku menyanyikan lagu yang kuyakini suaraku pasti pales, manun nyatanya suara Taufan merdu banger anjir, pantas saja Ice ingin mendengar suara ini, tak berapa lama Ice pun menutup matanya dan mulai terlelap.

Sampai lagu berakhir, pendengaranku mengarah pada dengkuran halus dari ketiga saudara Taufan. Aku nenarik nafas lega saat mereka sudah mulai terlelap, dengan perlahan aku mulai beranjak dari tempat tidur takut apabila gerakanku membagunkan para bocah ini.

Perlahan aku membuka jendela dan mendapati seekor burung hitam bertengger di dekat jendelaku, aku merentangkan tanganku tanda memintanya mendekat. Burung itu mengerti dan langsung bertengger di tanganku, aku melirik kertas yang terikat di kaki kanan sang burung. Sebuah pesan ya..

Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil kertas itu dan membacanya.

Tulisan itu mengarah ke Pavilliun cahaya. Rangkuman keuangan dan beberapa orang yang terlibat dengan pengelapan dana. Lalu di akhir kalimatnya dia menulis, " tugas selesai .. sekarang ijinkan prajuritmu yang tampan ini istirahat dengan tenang..." aku menatap malas saat membaca kata terakhirnya.

" dasar. ini bisa kau selesaikan kurang dari 24 jam kan .....? Fang kau benar benar menyebalkan.." meski mengatakan itu tapi bibirku tersenyum kecil sembari menatap langit malam yang di hiasi para bintang.

" katakan pada majikan mu terimakasi dan dia sudah bisa istirahat karna besok aku akan memerlukannya lagi.... hehehe..." sedikit usapan lembut ku berikan pada burung hitam itu sebelum akhirnya membiarkan burung itu pergi menjauh, kembali pada pemiliknya.

Aku mendudukkan diriku di meja, kembali membaca semua dokumen yang diberikan oleh Fang, rupanya orang orang ini bersekongkol, kayaknya besok akan menjadi sesuatu yang seru.

Di bagian terakhir aku mendapat informasi yang mengejutkan, saat membacanya aku langsung terdiam.

" kenapa...kenapa nama Halilintar dan Gempa tertulis disini....? "

Kembali aku meneliti dengan serius mencari komponen yang mungkin bisa menyatukan semua cacatan yang diberikan oleh Fang. Aku tak boleh langsung mencurigai MC kan, kalo Gempa dia tak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kewajibannya. Berarti itu hanya ada satu hall mereka diincar, tapi kenapa kepala pelayan Pavilliun cahaya mengincar kedua pangeran ini...?

Selain itu ada rencana pembunuhan juga yang tertuju pada, Solar!!, para pelayan itu sudah keterlaluan...!?

Ini sudah diluar kendaliku, dalam novelnya Halilintar menolak kepala pelayan dari Paviliun cahaya untuk menjadi pelayan pribadinya dan tetap menempatkan Gopal disisinya. Dengan kata lain dia mengincar posisi yang lebih tinggi.

Tapi tak tertulis dalam novel tentang rencana pembunuhan ini. apa karna aku mengubah beberapa plot ceritanya ..! Itu mungkin saja terjadi, tapi sampai tahap pembunuhan itu sudah gawat, Aku menggigit jariku kesal. Sejujutnya aku ingin segera ke pavilliun cahaya sekedar untuk melihat kondisi Solar tapi ketiga anak ini mungkin akan menyadari kepergianku!! Itu akan menjadi masalah. Pada akhirnya aku memutuskan untuk menulis beberapa plot penting yang kuingat dalam novel temanku agar nanti aku tak melupakan semua hall penting yang mungkin terjadi di masa depan.

Entah sejak kapan aku sama sekali tak bisa tidur, tanpa kusadari sudah pagi saja. Ketukan pelan membuatku mengarahkan pandangan ke arah pintu.

"Siapa ....? " ujarnya lemas .

" yang mulia .... pangeran Halilintar datang untuk menjeput anda ..!" Ujarnya.

'Menjeputku ...? Emang kita mau kemana ...? ' pikirku.

Pintu terbuka menampilkan sosok Halilintar dan Gempa yang berada di belakangnya. Mata mereka mengarah pada tiga penghuni ranjang yang asing menurut mereka.

" eh ..... kakak Taufan, tidur dengan mereka semalam ..? " pertanyaan itu dilontarkan dari mulut Gempa membuatku menggaruk tengkuk belakangku gugup.

" hehehe.... iya nih, lagi pengen aja, oh ya ada perlu apa kalian kesini.....? " aku bertanya sembari tersenyum cerah ke arah mereka.

" latihan ....!!" Padat Halilintar.

" Hah ....!!"

TBC .......

Chapter baru sudah siap ....... bagaimana ....? Jangan lupa tinggalkan komentarnya ya ....

See you next chapter ...... XD

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang