Chapter 34 : the true 2

865 106 61
                                    

   Ruang tamu yang biasanya riuh karna anak panti bermain seketika menjadi hening, aku menatap kedua sosok bertudung tersebut, sebelum tatapan ku mengarah pada Yuli dan Yoru meminta penjelasan namun mereka  enggan menatap mataku.

" jadi kalian membawa siapa kemari..? " ujarku sembari sedikit tersenyum, tentu saja itu bukan senyuman bahagia, lebih ke tertekan kayaknya.

" i, itu.. hehe maaf Fan, kami sudah berusaha untuk mencegah mereka tapi, mereka memaksa bertemu denganmu " ujar Yuli sambil tetawa canggung.

    Aku menaikkan sebelah alisku sembari meneliti dua sosok bertudung tersebut, pikiranku masih kawatir karna solar demam dan kondisi Ice saat ini bisa dibilang tidak baik baik saja, sekarang kedua gadis ini membawa orang asing yang mungkin akan membawa masalah baru padaku.

" huh ..... anak anak, bisa kalian bermain diluar, kami ada sesuatu yang mau dibahan, Glasy dan Revan tolong jaga yang lain ya. " merasa tak mau ambil pusing Glasy menggiring anak panti keluar meninggalkaan Boy dan Revan di dalam.

" tapi kak Glasy, kenapa kita tak boleh dengar apa yang mereka bicarakan .?" Sori berujar sembari menatap ke arah para pangeran yang terpaut beberapa meter darinya.

" jangan Sori, masalah ini. Kita tak usah terlibat." Ujar Glasy sembari menggandeng tangan Sori.

" Rev,Boy bisa kalian juga, bermainlah diluar " ujarku.

" Tapi tuan Tauf-"

" sudahlah Boy, mereka punya sesuatu yang harus mereka bahas, jangan hiraukan dia" Revan menarik tangan Boy dan dengan kesal berjalan ke luar.

" tapi kak Rev ..." tanpa menghiraukan adiknya, Revan tetap membawanya keluar panti.

" aku tak tau apa rencanamu manusia tapi kuharap kau tak terlibat sesuatu yang berbahaya ..." batin Revan. Dia sedikit berdecak kesal.

Aku sedikit tersenyum saat semua anak anak panti itu keluar, tapi bagaimana aku mengusir mereka ( para pangeran ).

" jadi siapakan nona nona ini " aku memberikan senyuman lembut ke arah kedua sosok tersebut.

" jika kalian gak ada keperluan kalian bisa pergi, jangan mengganggu ku dan adik adikku saat liburan " ujar Hali dingin. Woi Hali, Gw paham lo mau liburan tapi kita gak tau kalo mereka itu siapa nanti kalo kau menyinggung utusan raja gimana...? Lengser lo nanti.  Batinku panik, meski begitu aku tetap memasang senyum agar gak ada yang curiga.

" Kak Hali gak sopan seperti itu, mereka mungkin menyampaikan hall mendesak, tolong maafkan kakakku ya " Gempa mewakili.

" tapi apa yang pangeran Halilintar ucapkan ada benarnya..!? Kalian hanya mengganggu. " Blaze membenarkan ucapan Halilintar. Oh Blaze, pliss berhenti membenarkan ucapan Hali kali ini.

" hoho... ternyata, putra mahkota punya emosi yang labil sama seperti ayahmu ya. " ujar salah satu sosok bertudung. Suara ini jelas aku mengenalnya.

" Apa maksut ucapanmu ..? " Hali baru mau beranjak dari tempat duduknya namun dengan cepat tanganku menahan bahunya.

" kak Hali, mereka wanita. Jangan gegabah.!?" Ujar Gempa lembut. Aku menganggukan kepalanya menyetujui ucapan Gempa.

" ada baiknya kakak dan adik adik yang lain, menjaga Solar saat ini dia sendirian. "

" lalu membiarkanmu sendirian  dengan orang orang mencurigakan ini ..? Apa otakmu gak waras " Hali menentang keras.

" ini bukan sesuatu yang harus kalian kawatirkan " aku berujar sembari sedikit tersenyum.

" berhenti dengan senyum palsu itu, aku muak dengan itu, jangan sembunyikan apapun dari ku lagi Fan " Hali menepis kasar tanganku. Gempa menatap cemas akan kelakuan Halilintar.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang