Gentar masih memandang remeh musuhnya, sementara Hali dan Blaze penuh akan tatapan ragu dengan kemampuan pria yang telah menolong mereka ini.
" kenapa ... kenapa kau menolong kami ? " Blaze bertanya heran.
Gentar menunjukaan senyum percaya dirinya sembari mengarahkan jempolnya kewajahnya, " aku adalah bagian dari kurokaze dan kami akan melindungi kalian.."
''Kami..? '' heran keduanya.
" iya kami , salam pangeran aku Supra akan melindungi kalian atas perintah tuan Taufan. " seorang pemuda sekisaran 20 tahunan berdiri di belakang mereka. ' sejak kapan ...? Kenapa hawa keberadaannya tak kami sadari ' batin Halilintar mulai berkeringat dingin.
" Taufan yang menyuruh kalian ...? '' mendengar pertanyaan itu Supra menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
" empat lawan satu, gak adil kalo begitu . Kalian keluarlah !?" Ujarnya sembari menjetikan jarinya, tak lama berselang lima orang berjubah hitam muncul entah dari mana.
" salam para pangeran, maafkan ketidak sopanan saya, salam kenal saya Caos .. orang yang akan mengirim anda ke neraka...." Caos membungkuk hormat namun wajahnya menunjukan senyuman menyeringai.
" mengantar para pangeran ke neraka ? Heh ... langkahi dulu mayatku.!? '' Gentar balik menantang mereka dengan senyuman meremehkan.
" dia benar, langkahi dulu mayatnya ..." Supra dengan santainya menunjuk Gentar setelah berujar demikian.
" woi...!?''
'' kami tak mau hanya menjadi penonton... kami akan ikut bertarung bersama kalian !!" Halilintar menyiapkan pedang Halilintarnya demikian pula dengan Blaze dengan cakra berapinya.
" heh .... orang orang bodoh !? Ayo serang mereka ''
Kelompok Halilintar saling menganggukan kepala mereka sebelum maju ke depan.
" SERANG....!? HIAAAAAAA" Blaze dan Gentar berteriak penuh semangat.
Kembali ke Taufan.
Setelah beberapa jam berlalu tenaga Taufan hampir pulih sepenuhnya, alasannya simple itu karna dia memfokuskan sihirnya pada penyembuhan lukanya.
'' Hebat ....!? Luka yang separah itu bisa sembuh dengan singkat, bagaimana kakak melakukannya '' Thorn menatap takjub akan recovery milik sang kakak.
Taufan hanya bisa tertawa canggung. Namun Rimba tau bahwa itu bukan sesuatu yang baik '' Thorn .... bisa aku minta kau melihat kak Beliung sebentar ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengan Taufan. '' Rimba tersenyum sembari membawa beberapa tanaman obat, Thorn yang tak atau apapun hanya menganggukan kepala dan dengan cepat berlalu ke luar. Setelah Thorn pergi senyuman yang bersarang di wajah Rimba berganti dengan tatapan tak suka.
Dengan langkah berat Rimba mendekati Taufan. " dimana Pain killer yang kau gunakan ..?'' Taufan yang tak mengerti hanya menatap penuh keheranan. '' apa maksudmu ..? Aku tak memakai apapun '' elaknya
Rimba menaruh keranjang tanaman itu dengan kasar, lalu menggenggam tangan Taufan kasar.
'' jangan berpura pura bodoh didepanku !? Kau tak bisa memfokuskan kekuatanmu pada penyembuhan tanpa menaham rasa sakitnya, pain killer akan membantu menahan sakit luar biasa itu apa aku salah pangeran kedua TAUFAN ...?'' Rimba menekankan nama Taufan di akhir kalimatnya.Taufan hanya menunduk namun dia mengeluarkan suara tawa kecil, Rimba yang melihat Taufan tertawa merasa heran. '' memang aku tak bisa membohongi seorang tabib ... hahaha ''
'' ini, pain killer yang selalu ku bawa, ini buatan dokter pribadiku atas permintaanku karna tanpa ini tubuhku akan terus merasakan sakit karna element angin yang ku serap.... '' Taufan menunjukan sebuah obat kecil yang dia selalu sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
hikari no kakera (End)
FantasyCATATAN : CERITA INI HANYA FIKSI DAN TAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA NYATA, KARAKTER DALAM CERITA INI MILIK MONSTA SAYA HANYA MEMINJAM SAJA. KALO BERMINAT SILAHKAN BACA ...... BANYAK TYPO DAN CERITA MUNGKIN GAK NYAMBUNG. Catatan :gambar bukan...