Manik mata safir itu akhirnya terbuka perlahan, sebelah tangannya terangkat guna menghalau cahaya yang mengganggu mata safir itu. Setelah beberapa saat menormalkan pandangan, aku menatap sekitar.... aneh ..... apa aku belum mati, aroma herbal bertengger di indra penciumanku, pikiranku kacau dan yang paling penting .... aku lapar.
Tubuhku masih sedikit kaku saat digerakkan, aku mencoba meraih segelas air yang berada tepat di sampingku, namun sayang, entah karna kondisiku atau sifatku yang ceroboh gelas itu malah jatuh ke lantai, menciptakan suara bising di telinga.
" PRANG ....."
"CK ..... bisa bisanya jatuh ..... !? Sial aku lapar..... sudah berapa lama aku mati suri...?" Gumanku, walau aku tau aku hanya berbicara sendiri.
" ADA APA ..... AKU MENDENGAR SUARA GELAS JATUH ....!? " dari balik pintu yang terbuka, terlihat sosok elf berambut coklat menghampiriku dengan panik.
" tuan .... anda sadar .... bagaimana ....? Bagaimana perasaan anda saat ini...??" Mendengar betapa antusiasnya bocah ini, aku hanya sedikit tersenyum canggung.
" KRYUUUUUUUUK ......." kami berdua terdiam, aku menggaruk pipiku sembari berusaha tak terlihat gugup. " hehehe.... perasaanku lapar ...." ungkapku jujur. Ada sedikit rona merah dipipiku karna menahan malu.
Tawa kecil lolos ke pendengaranku anak ini tertawa ..... aku yang awalnya terkejut perlahan tersenyum lembut, aku ingin mengusap rambut Elf muda ini tapi sebelum sempat menyentuhnya, tanganku malah ditepis dan anak itu di tarik ke dekapan anak berambut putih.
" jangan sentuh.....!! hissssss..." dia menunjukan wajah kesalnya, aku yang melihat itu seperti melihay kucing yang sedang marah.
" kak Rev ....??" Boy yang kebingungan hanya menatap sang kakak dengan pupil mata bulatnya.
" jangan dekati dia Boy ..... dia pedo ...!?" Asalnya, woi.... yang benar saja aku ini bukan pedo, aku normal anjir.... ini anak ubanan asal ceplos aja tu mulut....
" Kryuuuuuk. ........" ah .... lagi lagi suara perutku berbunyi, kurasa cacing cacing laagi demo di dalam perutku.
" Laaaaaaaa..........par........." aku terlaku lemas hanya untuk berdebat dengan bocah ubanan ini.
" kau sudah sadar .....? " Fang seketika menatapku dengan pandangan lega.
" Fangggg......... laaaaaaaapaaaaar ~" rengekku sembari menangis bombay, fang yang melihat itu bernafas lelah.
"Melihat reaksimu yang seperti ini, berarti kau sudah sepenuhnya sembuh ..." Fang berujar demikian sembari tersenyum kecil, meliat itu aku langsung kesal.... aku kelaparan dan mereka bahkan tak memberiku makan.
" ano...... Tuan tunggu disini, saya akan memanggil nona dokter..." ungkap Boy setelah lepas dari pelukan sang kakak.
Anak itu langsung berlari keluar, sebelum aku sempat merespon.
" tu....tunggu ..... aku tak butuh ....Dokter menyeramkan itu.... aku perlu makanan ....!?" Seruku.
Revan berjalan keluar sembari menatapku tajam, dan berlalu keluar, sekarang tersisa aku dan Fang saja di ruangan itu.
" Hentikan actingmu itu.... aku tau kau berpura pura ..... !? " Fang mengambil tempat duduk didekatku, mengabaikan pecahan gelas yang belum dibersihkan.
" hehehe..... sebenarnya rasa lapar ini beneran sih ....." ujarku sembari menggaruk tengkukku yang tak gatal.
Fang hanya menatap malas, " kau tau berapa paniknya kami.... bagaimana bisa kau mau mengorbankan nyawamu untuk orang yang bahkan baru kau temui .....!! " kesal Fang.

KAMU SEDANG MEMBACA
hikari no kakera (End)
FantasyCATATAN : CERITA INI HANYA FIKSI DAN TAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN DUNIA NYATA, KARAKTER DALAM CERITA INI MILIK MONSTA SAYA HANYA MEMINJAM SAJA. KALO BERMINAT SILAHKAN BACA ...... BANYAK TYPO DAN CERITA MUNGKIN GAK NYAMBUNG. Catatan :gambar bukan...