Cahpter 27: muka kalian ganteng kok.

1K 125 106
                                    

  Taufan dan yang lain sedang asik memetik buah, " apel ini terlihat manis, nah ambillah dan nikmati bersama saudaramu Boy." Ujar Taufan sambil memberi beberapa buah ke arah anak elf di sampingnya.

" ummm, baik Tuan Taufan." Boy menerima buah tersebut kemudian berlari menuju saudaranya yang berada tak jauh dari sana.

   Berbeda dengan Taufan dan Thorn, Gempa terlihat gundah, iya melamun sembari memainkan buah apel yang masih menempel pada tangkainya tanpa ada niatan untuk memetiknya, itu membuat Taufan menghentikan kegiatannya  sesaat.

" Gem, ada apa..? Kau terlihat cemas." Taufan menatap manik gold tersebut dengan seksama, manik mata Gempa enggan menatap balik manik sang kakak, entah karna ragu atau takut untuk mengungkapkan apa yang dia cemaskan saat ini.

" hmmm, begini .... be, begini kak Taufan, apa gak apa apa meninggalkan mereka berempat di sana..?" Gempa akhirnya  bersuara setelah hening cukup lama, suara yang terkesan bergetar itu menarik estensi Taufan, dengan tersenyum ceria Taufan mengacungkan jempolnya sembari berujar.

" jangan kawatir Gem..!? Aku yakin semua akan baik baik saja." Walau berucap demikian, tak bisa dipungkiri bahwa dia juga sama cemasnya.

Maka untuk menghindari kejadian di luar kendali Taufan mengutus salah satu anak panti yang bisa dia percaya untuk mengawasi situasi.

" kau jangan terlalu cemas Gem, ini tak seperti mereka akan meledakan panti kan....!"  Ungkap Taufan  berusaha terlihat santai.

" KABOM ...!? "

Suara ledakan yang cukup besar terdengar sesaat setelah Taufan berujar demikian, Gempa menatap penuh akan keterkejutan, sementara Taufan membalikan badannya menghadap belakang dimana asap hitam tebal sudah mengepul di udara. " ah, mereka benar benar meledakkan panti " lanjutnya sembari tersenyum simpul.

" kakak dan adik adikku ....!? Kak ayo cepat jangan menunggu lagi, mereka mungkin dalam bahaya..!? " panik Gempa sembari menarik tangan Taufan.

" agh....  baik, THORN KAMI AKAN PERGI DULUAN, KALIAN MENYUSUL NANTI YA...!" seru Taufan sedikit berteriak mengingat jarak mereka yang mulai menjauh dari kebun.

" BAIK KAK UPAN, HATI HATILAH ...!" Balas Thorn dari kejauhan.

    Taufan menarik tangan Gempa kemudian memeluknya dari belakang.

" eh, kak Taufan. Apa yang kakak- " Kalimat Gempa dengan cepat dipotong oleh Taufan saat sayap  yang terbuat dari angin mulai mengembang dari punggung Taufan.

" pegangan yang erat Gem..!! Kita akan meluncur dengan cepat kesana, dan tutup mulutmu jangan sampai kau menelan serangga. " ujar Taufan sembari terbang dengan cepat ke arah panti tempat mereka berlibur saat ini.

"Aaaaaaaaaaaaaa......." teriakaan Gempa setelah Taufan melesat cepat ke atas dengan sayapnya.

" Gem.....? Hay Gem, buka matamu, jangan takut! Lihatlah ke bawah." ujar Taufan dengan suara khasnya yang ceria.

    Perlahan Gempa membuka matanya, tatapannya langsung terpana melihat pemandangan dari atas. " woah ..... ini."

" luar biasa kan..?" Gempa hanya terdiam ini pertama kalinya dia merasakan terbang di angkasa.

" hehehe bertahanlah, sebentar lagi kita akan sampai..!?" Ungkap Taufan sembari menoleh pada satu satunya rumah yang berada di padang rumput tersebut.

   Asap hitam membumbung tinggi ke langit membuat kedua orang yang sedang mengudara tersebut saling pandang, mereka heran kenapa ada asap setebal ini padahal panti tak kebakaran. Pikir mereka berdua.

Taufan mendarat dengan selamat sampai ke permukaan setelah beberapa saat akhirnya Taufan melepas pelukannya dari pinggang Gempa.

" nah, sudah lepas mami Gem. " panggilan itu malah dihadiahi pukulan di kepala oleh Gempa.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang