Chapter 31: Penyusupan

824 90 60
                                    

      Taufan dan Yuli menyelidiki ruang bawah tanah setelah menyebarkan serbuk tidur,serta memastikan para penjaga tertidur di ruang sebelumnya, sementara Yoru akan  mengawasi sekitar.

" siapa yang sangka ruangan ini lebih mirip penjara  dari pada gudang " ujar Yuli sembari mengambil kesempatan  mendekatkan tubuhnya pada Taufan, Taufan tentu saja senang dia suka menggoda wanita tapi kalo di ajak serius dia bakal mundur.

Wuuuuush... Plak !?

" aduh .?!"

Lemparan batu berhasil mengenai bagian belakang kepala Yuli, membuat gadis itu merintih kesakitan.

" kalian jangan coba coba mesraa mesraan sekarang, kalo penjaganya bangun bukan hanya kalian, aku juga mati sialan " ujar Yoru dari kejauhan.

" sakit BNGST, kalo iri bilang anjir, sini kau gelut kita " ungkap Yuli sembari menunjukan jari tengahnya ke arah Yoru.

" huh, siapa takut toh, aku jamin kau yang mati duluan " balas Yoru merendahkan gadis di depannya dengan pandangan sinis.

" Kau .."

" Yoru ada benarnya, ini markas musuh jangan lengah!?" Ujar Taufan, sejujurnya dia malah menikmati kedua gadis  ini bertengkar.

" maaaa, kalo Ufan bilang gitu aku tak akan menentangnya kok " ungkap Yuli dengan pandangan yang sulit di jelaskan. Tapi yang jelas Taufan bisa membayangkan ada  bunga  bertebaran di udara mengitari wajah Yuli.

" dasar bucin.."  ujar Yoru sedikit berbisik. Tentu saja Yuli langsung menatap tak suka, menyadari tatapan itu Yoru hanya menjulurkan lidahnya mengejek.





   " magic flower powder, the sleeping princess " setelah berujar demikian, Yuli meniup serbuk putih ditangannya, dengan cepat serbuk itu menyebar ke segala penjuru ruang bawah tanah tersebut, suara dentuman mulai terdengar yang menandakan beberapa pejaga sudah ambruk. Serbuk itu seperti  obat tidur itu tak akan membunuh para penjaga, hanya membuat mereka terlelap saja,karna  tujuan mereka hanya menyelidiki dan bukan menyerang untuk  saat ini.

" oke, mereka sudah ambruk. Ayo masuk !!" Ujar Yuli serius, jangan salah walau kelihatan sering bercanda Yuli adalah sosok yang serius dengan tugasnya.

"Kalian pergilah, aku akan menjaga dari sini" pinta Yoru sembari memandang kedua temannya.

" baiklah, kau jaga dirimu Yoru. Kami akan masuk " ujar Taufan sedikit tersenyum sendu.

Kedua orang itu meninggalkan Yoru di belakang, sekilas mereka menatap ke belakang menatap kawatir sosok gadis berambut pendek tersebut sebelum melanjutkan langkah mereka.

" huh, nah kalian aman sekarang, aku bisa sedikit mengila disini kan. " Yoru memejamkan matanya memfokuskan pikirannya sembari menyiapkan belati sihirnya. " kalian akan menemaniku kan, Assassin .." lanjutnya perlahan kelopak mata Yoru terbuka sembari menampilkan manik Violet yang menatap tajam serta seringaian yang tercetak jelas di wajah mungilnya.

Lima orang bertubuh tinggi serta berjubah hitam keluar dari balik kegelapan, pandangan mereka menunjukan ketidak sukaan.

" dasar pria mungil, kau pikir kau bisa menghadapi kami, seorang diri ?" Ujarnya angkuh

" pria? Huh, ya terserah kalian, yang jelas kalian tak akan bisa lolos, jadi.  mari berdansa bersama.!!" ujar Yoru  sembari  berlari menyerang kedepan.

Disisi Taufan.

" Taufan wajahmu tak tenang, ada apa..? Jangan jangan kau mengawatirkan Yoru ?"  Tebak Yuli sesaat melihat tatapan tak fokus dari Taufan.

" apa menurutmu, sifat Yoru agak mencurigakan ?"  Yuli memerengkan kepalanya menampilkan wajah penuh akan tanda tanya.

" selain dia tak membahas uang tadi, tak ada yang aneh darinya..?" Jawab Yuli dengan yakin.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang