chapter 7: kepercayaan

1.1K 144 27
                                    

  Semalaman penuh aku berusaha untuk membuat para anak anak ini senang, suasana dalam ruangan itu sangat ceria, kami memainkan perang bantal dan yang paling banyak kena sasaran iyalah Ice.

" Blaze .... biarkan aku tidur ...!! " kekesalan Ice mencapai puncaknya saat dia yang akan terlelap itu malah dihadiahi  lemparan bantal penuh kasih dari Blaze.

Aku dan Thorn yang bermain secara halus di belakang langsung mengalihkan pandangan pada kedua anak kembar itu, mereka   bertengkar layaknya kucing dan anjing, pada  akhirnya  Ice menyerang Blaze dengan bantal pausnya.

" heh..... Ice kau mulai serius rupanya .... hahhahahaha... kenapa gak dari tadi aja .." Blaze kembali melayangkan serangan bantalnya ke arah Ice.

" kau yang mulai Blaze ...!!" Kesal Ice.

" Thorn juga mau main." pada akhirnya Thorn bergabung dengan mereka.

" Hey...... Thorn kenapa kau menyerangku ....!? Serang Ice sana ...!!" Titah Blaze saat yang diserang bukanlah kembarannya melainkan dirinya.

" hehe.... bukannya kita bebas menyerang siapa saja ya kak.?" ungkapnya polos.

" anak pintar ....  " puji Ice, sembari terus menyerang Blaze tanpa jeda sedikitpun.

" hehe..."

" hehe .... ENDASMU!?  KAK TAUFAN JANGAN DIAM SAJA BANTU AKU DONG ...!! AKU TERPOJOK NIH ...!" Blaze berteriak kesal.

" ah .... iya iya ...... "

PUK ....PLAK....PUK ....PLAK ....

"   KOK MALAH NYERANG AKU SIH ...!! "
Blaze berteriak kesal saat aku ikut memukulnya dengan bantal.

" sorry Blaze .... aku selalu ada di sisi yang menang hehehe...... " aku menjulurkan lidahku tanda mengejek.

" NICE KAK .....HEHEHEHE...." Ice menberikan senyuman kecil ke arahku.

" KALIAN  SEMUA IBLIS ..... !!"



















   Beberapa kapas putih dari bantal itu berterbangan memenuhi ruangan .... ah... kamarku yang indah menjadi seperti kapal pecah, tapi .... melihat canda tawa dari para pangeran muda ini membuatku sedikit tenang.

Mungkin karna kelelahan kami merebahkan tubuh di atas kasur sembari tertawa bahagia, wajah mereka terlihat tanpa tekanan seperti terbebas dari beban yang membelenggu pikiran mereka.

Kalo ku ingat ingat dalam novel apa sifat mereka seperti ini ya ...? Hmmmm kurasa tidak, Blaze mudah marah dan sangat mudah stress karna kurangnya perhatian dari kakak kakaknya. Terus Ice adalah pangeran dingin yang lebih memilih bermalasan dari pada mengurus pemerintahan, dan Thorn lebih suka menghabiskan waktunya di rumah kaca bicara pada tanaman sampai beberapa orang yang melihatnya menganggap pangeran yang satu ini tidak waras.

" hahaha.... gila seru banget ....? Kapan ya terakhir kita kayak gini ....?" Blaze tertawa sembari merentangkan tangannya.

" ........... Thorn pikir sejak bunda meninggal ...... kita tak bisa bersama lagi .." Thorn mulai melunturkan senyuman yang awalnya terpasang di wajahnya.

"Kalau saja bunda masih ada ..." lanjutnya.

".........." seketika ruangan menjadi hening tak ada satupun yang membuka suara.

Aku yang merasa atmosfir menjadi berat pun hanya bisa menyimak. Memang benar saat ibu mereka masih hidup mereka sering bermain bersama tanpa terhalang oleh beban dan tekanan dari petinggi kerajaan. Karna ibu mereka tak ingin kebebasan anak anaknya di ambil.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang