chapter 37 : baraju

716 83 56
                                    

    Taufan bersikeras untuk pergi sendiri sementara saudaranya yang lain ingin ikut pergi bersamanya, sedangkan  Solar masih tertidur karna demannya, ditemani Glacier dan Boy dikamar.

" kakak Glacy, entah kenapa Boy merasa gak tenang... apa para pangeran akan baik-baik saja ?" Boy melirik solar yang masih tertidur lelap.

Melihat ke khawatiran anak itu, Glacier dengan lembut membawa Boy ke pelukannya " jangan khawatir, walau terlihat seperti itu. Mereka itu sangat kuat " bisik Glacy lembut.

"Hmmmmm " Boy membenamkan wajahnya dalam pelukan Glacier sembari terisak kecil.

Revan melirik ke bawah tangga sembari berdecak kesal. " masalah bangsawan gak ada habisnya . Menyebalkan "

" baiklah aku akan putuskan. Ice dan Thorn akan ikut denganku " ujar Taufan  kesal karna masalah ini gak kelar kelar, " Hali dan Blaze temui Ocho ..!? Katakan saja aku yang menyuruh kalian dan ini "  sebelum yang lain membuka mulut mereka Taufan sudah melanjukan ucapannya.

" kenapa Aku dan Blaze harus pergi menemui Ocho dan benda ini ..? " Hali menanyakan kalung berlambang angin berwarna hitam yang diberikan Taufan.

" oho..... itu lambang Kurokaze, kami juga punya iyakan Yoru ?" Celetuk Yuli penuh semangat.

" hmmm, iya " balas singkat Yoru.

" aku berjanji akan menemui Ocho nanti tapi ini genting jadi ayo bagi tugas."

" aku, Thorn dan Ice akan ke Baraju, jangan kawatir aku akan melindungi mereka kok,nah Hali dan Blaze temui Ocho untuk menanyakan  tentang informasi apa yang sudah didapatkannya. Gempa akan tetap disini bersama anak panti dan Solar untuk menjaga bibi Kuputeri dan nona Migrat. Dan ini Final "  Blaze terlihat tak senang karna harus berpisah dengan Ice, sementara Thorn terlihat ragu ragu.

"Tapi kak, kenapa Ice harus ikut kakak... ? Bukankan akan lebih aman jika Ice diam saja disini? " Gempa terlihat cemas.

" benar biar Blaze saja yang ikut kak!!" Ungkap Blaze, ingin menggantikan ice.

" Tidak ..!? Aku harus pergi bersama kak Taufan. "

" tapi Ice itu kan demi..." Gempa ingin melarang namun ucapannya langsung dipotong oleh ice

" maaf pangeran Gempa, tapi aku tetap akan pergi dengan kak Taufan, Tolong jangan halangi aku " ungkap Ice dingin, Taufan hanya bisa diam begitu pula dengan Gempa.

" kak Upan, apa Thorn akan berguna ? " mendengar penuturan adiknya, Taufan langsung mengusap kepala Thorn sembari tersenyum, senyuman biasa yang selalu dia perlihatkan pada saudara saudaranya.

" jangan kawatir Thorn, kekuatanmu akan sangat membantu nanti."

" Kalian gak akan protes lagi kan ?, kalau begitu ayo bersiap " ujar Taufan semangat.

Di kamar Taufan sudah memakai jaket tebal dan  mempersiapkan beberapa potion penyembuh untuk jaga jaga. " apa kau yakin akan pergi ? " dari balik pintu terdengar suara yang khas, membuat Taufan menyadari sosok tersebut.

" ah, iya kau tenang saja semua akan bain baik saja "

" aku tak mengawatirkan mu, tapi Boy terlihat tak tenang, kau taukan firasatnya gak akan salah ?" Sosok itu mengkerutkan alisnya kesal.

" Revan, jangan cemas aku sudah membuat Yuli dan Yoru menjaga tempat ini selain itu, aku juga membuat beberapa orang mengawasi Hali dan Blaze agar tak terkena bahaya. " ujar Taufan tanpa berhenti memasukan perlengkapan ke ranselnya.

Krieeeek.... (suara pintu dibuka )

" Rev, aku mengandalkanmu untuk menjaga yang lain juga, selama kami pergi ..." ujar Taufan tersenyum sendu.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang