chapter 12 : akhir pembalasan

1K 133 51
                                    

    Aku memerengkan tubuhku membuatku menghindari pisau yang akan mengenaiku. Pisau itu dengan cepat menancap di dingding. Dengan langkah cepat aku sudah berada di depan kepala pelayan itu, seringaian tipis ku berikan sebelum menarik Solar ke dekapanku, serta mendorong kepala pelayan itu sedikit menjauh.

" heh....SEKARANG HALI .....!!"

"APA ....!!" Kepala pelayan itu nampak kaget sebelum menerima serangan kuat dari belakangnya.

"TETAKAN HALILINTAR .......!?"

" AAAAAAAAAAAAAGH.......!!"

BRUK....!!

    Kepala pelayan itu langsung terjatuh kelantai tak sadarkan diri. Bersamaan dengan sengatan listrik merah yang mengelilingi tubuhnya, Halilintar menatap dingin ke arah pelayan itu sesaat sebelum tatapan dingin itu dia arahkan padaku. 

" kau ....... apa segitunya kau mau mati demi anak ini ....? " kali ini ujung pedang Halilintar mengarah ke wajahku, nada suara yang datar mengintiminasi membuatku bungkam, ada ketakutan dalam diriku.... serta pertanyaan yang tertahan ' apa yang ku lakukan ....? Sedari awal aku disini kan agar aku bisa menyelamatkan mereka dan menjalani hidup yang aman ..! Apakah menyelamatkan Solar adalah pilihan yang tepat......? Bagaimanapun dia villian utama dalam novel ...?!'

"Ka....kak..... hisk ..  . Kakak..... Solar takut .... hik.....  Solar pikir solar gak akan bisa ketemu kakak lagi .....!!" Anak itu menangis dalam dekapanku, kali ini pikiranku kembali kacau, benar anak ini hanya dijadikan alat, keadaan yang membuatnya menjadi villian utama, itu juga pasti bukan kemauannya.... dia tak berdosa sama sekali.

" biar begitu....... !! Biarpun harus mati ... aku ..... aku.... !? Takbisa mengabaikan kalian....!? " senyuman yang biasa bersarang diwajah ini kuberikan membuat Halilintar menurunkan pedangnya, dia mengaruk belakang tengkuknya.

" ck ..... hissss....... bagaimana kalo aku tak datang atau terlambat bodoh kau bisa mati.....!?" Ujarnya melirih dengan satu matanya.

" tapi itu gak terjadikan ....... itu artinya takdir masih memihak padaku .....:3" ujarku santai, setelah mengalami hal itu tentu saja tak akan ada kata santai dalam diriku...... aku hampir mati loh, aku hampir menyerahkan kehidupan keduaku kalo saja aku tak melihat shilluet  Halilintar di jendela tadi.

" Hali ...... terimakasi sudah datang ...." aku tersenyum cerah sebelum mengusap kepala Solar yang masih  terisak di dekapanku. Untunglah aku datang tepat waktu...

Wajah Halilintar memerah di memalingkan wajahnya berharap aku tak melihatnya.... agh ..... andai ada Hp disini aku bisa mengabadikan momen ini paling tidak ku rekam dan ku bagikan di status.

"Yosh ....yosh..... Solar sudah gak apa apa.....!? Jangan menangis lagi ya ... lihat orang jahatnya udah dikalahkan oleh putra mahkota..... " aku menenangkan Solar, dengan perlahan dia menunjukan wajahnya yang masih bermandikan air mata..... aku glagalan mencari tisu tapi tak ketemu...

" agh ....... saput tangan ....!? Tisu .... tisu ...."

" nah.... pakailah....!?" Hali mengulurkan  saputangannya.

" ah..... makasi lili chan ...." ungkapku jahil.

" Taufan  .....?! Jangan panggil aku dengan sebutan itu ...!? "  Halilintar mengenggam pedangnya kesal.

" hmmm gimana ya kak ....? Pangilan itu kayaknya paling cocok denganmu ...." aku berujar acuh, melihat wajah Hali saat ini membuatku ingin menjahilinya lebih banyak lagi.

   Sayangnya niatku harus terhenti kala mendengar suara derap langkah mengarah ke arah kami, ada kesal yang tertahan karna gangguan kecil tersebut.

" TAP TAP TAP...... "

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang