Chapter 48: someone I don't want to meet 2

662 79 28
                                    


Aku mendudukkan diriku, sembari memeriksa dokumen yang sudah menjadi tugasku meninggalkan kedua orang yang berjalan bolak baik layaknya helikopter itu. ''Hhhhmmmm..''

'' ughhhh.... Hey Ying, Sopan. Bisa gak kalo mikir itu duduk saja, jangan Mondar mandir aku lagi pusing ini ... '' aku menatap kedua orang itu dengan tawa canggung walau dalam artian lain aku ingin memukul mereka. Tapi setelah mengatakan itu entah kenapa aku merasa menyesal.

''KAU PIKIR KARNA SIAPA KAMI HARUS MONDAR MANDIR BEGINI ...HAH..'' kesal Ying sembari memukul kepalaku dengan kasar.

'' Aduh ...'' rintihku karna pukulannya bukan main sakitnya, '' iya, iya , maaf tapi gimana lagi aku harus melakukannya demi saudaraku.'' Cicitku sembari memanyungkan bibir merasa kesal karna ceramah mereka.

'' anda tidak mengerti tuan Taufan, dengan hilangnya anda pondasi utama dari Kurokaze akan hancur dan kami tak akan ada rumah lagi, prioritas kami adalaah keselamatan anda ...'' nada Sopan sedikit meninggi, walau begitu dia tetap menggunakan kata Formal. Aki bahkan tak ingin tau arti dari ucapannya itu.

Aku menggaruk tengkukku merasa bersalah tapi, semua ku alihkan dengan kembali membaca dokumen di mejaku, kali ini aku sangat sibuk sampai mebuat kepalaku sakit. '' aku tau ... aku akan baik baik saja, sudah kalian jangan terlalu cemas masih ada ratusan hal yang harusku kerjakan. '' ujarku tanpa menoleh ke arah kedua orang yang terlihat kesal dengan jawabanku itu.

'' pangeran Taufan!? pangeran Ice , pangeran Blaze , pangeran Thorn serta pangeran Solar datang berkunjung '' suara nyaring dari balik pintu membuat perdebatan ringan itu terhenti sejenak.

Aku heran kenapa para pangeran ini malah berbarengan datang ke tempatku. '' Baiklah biarkan mereka masuk. '' suaraku sedikit lesu karna malas melihat dokumen dokumen yang gak ada habisnya ini.

'' Kak Taufan !?, eh ....'' Thorn termenung kala melihatku tergeletak di meja dengan pandangan gak niat.
'' kakak sibuk... ? Banyak sekali dokumennya'' ujar Blaze sembari mengambil dokumen yang tergeletak di lantai dengan pandangan heran.

'' ah, ya, kurasa ayahanda ingin membalasku . Hehehe'' aku tertawa canggu karna mengingat tatapan penuh akan tekanan dari raja saat kami pulang kemarin.

'' kakak Taufan, kami bisa bantu kok '' ungkap Ice dengan tenang. ''Kau yakin Ice ..?'' aku membuat mimik kurang yakin. Ice menganggukan kepalanya mantap, sejak Ice terlepas dari kutukan dia menjadi sedikit aktif, ya. Walau malasnya gak hilang sih.

'' apa aja yang kakak harus kerjakan ..?'' Solar bertanya sembari membaca satu dokumen di sebelah mejaku, aku yang melihat itu langsung tersenyum lembut memang status sebagai pangeran terpintar layak dia gadang. Walau umurnya baru lima tahun tapi anak ini terlihat begitu serius dalam membaca setiap isi dari dokumen tersebut, ditambah dia langsung paham maksud didalamnya.

'' ya ... aku ada agenda pengukuran baju kerajaan, merias istana untuk debudantte dan keamanan istana '' ujarku sembari menaruh jari tanganku didagu sembari berpikir sejenak, aku menatap satu persatu saudaraku yang terlihat tercengan dengan penuturanku.

'' kakak yakin mengambilnya sendiri ? Itu banyak banget ...!?'' Blaze menatap tak percaya. '' hehehe ya begitulah, jadi apa yang akan kalinan lakukan sekarang '' aku sedikit memerengkan kepalaku sembari menatap gemas keempat pangeran termuda tersebut. '' aku dan Thorn yang akan urus dekorasinya kak '' Blaze mengajukan dirinya diikuti dengan anggukan mantap dari Thorn. Aku tersenyum puas saat Blaze berinisiatif untuk melakukan itu. '' baiklah ''

''Ctak '' aku menjentikan jariku dan dalam sekejap Supra beradaa di sampingku '' anda memanggil tuan '' ujarnya formal. '' Supra kau temani Blaze dan Thorn dalam menyelesaikan dekorasi istana. '' baik yang mulia '' tanpa banyak tanya Supra langsung patuh dengan perintahku.

hikari no kakera (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang