11

389 13 0
                                    


11

Aku tidak pernah mengira bakal bertemu dengan gadis itu. Gadis yang membawa ransel gambar kucing. Gadis yang pernah dilihat Budi di PERSAMI. Ketika itu aku belum pulang karena harus menghadiri pertemuan di sekolah untuk pendaftaran ekstrakurikuler majalah. Aku berniat untuk mendaftar karena aku pikir aku punya bakat menulis dan aku akan menyalurkan bakatku itu melalui ekstrakurikuler majalah. Lagian di SD dulu aku tidak pernah mengikuti ekstrakurikuler selain Pramuka karena itu wajib. Ini akan menjadi pengalaman baru dan mungkin aku akan mendapatkan teman baru yang asyik. Aku adalah satu-satunya siswa di kelas yang mendaftar. Teman-temanku lebih memilih ekstrakurikuler lain seperti OSIS atau radio.

Sebagai pendaftar yang bersemangat, aku datang lebih awal. Para pendaftar dikumpulkan di sebuah kelas. Ketika aku masuk, belum ada siapa-siapa selain kakak kelas yang sudah menjadi anggota. Mereka menyuruhku untuk duduk terlebih dahulu. Salah satu dari mereka memberikan selembar formulir yang nantinya harus aku isi. Dengan semangat aku mengambil pulpen dan mulai mengisi biodata seperti nama, kelas, dan lain-lain. Ada satu kolom yang besar paling bawah. Dalam kolom itu kita disuruh untuk menulis sebuah pengalaman yang menyenangkan. Ternyata kolom itu berlanjut sampai di balik kertas. Ketika aku mulai menulis, para pendaftar yang lain tiba lalu memilih tempat duduk. Gadis itu juga tiba. Dengan kebetulan, dia memilih tempat duduk di sampingku. Dia duduk di sana dan menyiapkan pulpen untuk menulis. Awalnya aku tidak sadar kalau dia adalah gadis itu.

Karena sudah hadir semua pendaftarnya, salah satu kakak kelas mulai berkenalan di depan kelas, kemudian menyuruh kami untuk mengisi formulirnya. Dia bilang ini adalah seleksi.

"Apa yang kamu tulis?" tanya gadis itu. Suaranya yang lembut dan merdu membangunkanku dari lamunanku.

Malu-malu aku menjawab, "Pengalamanku berenang di sungai. Kalau kamu? Apa yang kamu tulis?"

"Aku menulis pengalamanku ketika mengikuti PERSAMI. Ketika masih SD dulu."

"Kamu ikut PERSAMI juga? Kamu pasti dapat stiker itu ya?"

"Tentu saja. Aku masih menyimpannya di tasku." Dia mengambil stiker itu di tasnya. Ketika itu aku melihat kucing menempel di ranselnya itu. Aku terkejut melihatnya. Tidak aku sangka ternyata yang diceritakan Budi itu benar. Gadis ini benar-benar cantik. Rambutnya lurus dan mengkilau seperti bintang iklan sampo di TV. Dihiasi dengan bando berbunga di kepala membuat cantiknya makin menyala. Pantas saja Budi suka.

"Aku juga ikut PERSAMI itu," kataku.

"Benarkah?"

"Iya."

"Pasti itu menyenangkan sekali."

Aku sedikit tertawa lalu berkata, "Sebenarnya aku mengikutinya karena terpaksa. Aku hanya jadi cadangan yang tidak berguna. Sayang sekali. Bahkan aku tidak ikut upacara. Aku hanya tinggal di tenda seperti pecundang."

"Hahaha... Itu tidak apa-apa. Cadangan itu penting. Siapa tahu temanmu ada yang sakit."

"Benar. Tapi itu tidak terjadi. Sebenarnya aku bersyukur itu tidak terjadi. Mana mungkin aku berharap temanku sakit biar aku bisa ikut."

"Mungkin kamu bisa berdoa biar temanmu kesurupan. Temanku ada yang kesurupan ketika jelajah. Untungnya ada cadangan yang menggantikannya."

"Itu pasti repot sekali."

"Benar. Jadi jangan remehkan cadangan. Sayang sekali kamu tidak ikut apa-apa. Padahal itu menyenangkan. Ngomong-ngomong, kapan kamu berenang di sungai?"

"Beberapa hari yang lalu. Itu pengalaman pertamaku berenang di sungai. Biasanya aku berenang di kolam renang. Jadi itu menjadi pengalaman yang menyenangkan."

Rahasia BudiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang