11
Guru ngaji yang paling ditakuti Budi adalah pak Sarip. Bukan hanya karena galak, pak Sarip juga sering ngasih tugas yang banyak, biasanya tugasnya adalah menulis dan menghafal. Dan kalau sedang galak, pak Sarip tidak segan untuk mendorong atau menjewer muridnya sambil membentak. Biasanya itu terjadi kalau muridnya nggak mampu menghafal atau tidak mengerjakan tugas.
Budi pernah jadi salah satu murid yang dijewer. Kejadiannya sudah lama, ketika dia masih Iqro 5. Dia dijewer bukan karena nggak mengerjakan tugas atau nggak hafal. Dulu dia dijewer gara-gara makan permen karet.
Banyak bocah-bocah jahil yang suka buang bekas permen karetnya di lantai depan masjid tempat orang menaruh sandal. Itu bikin lantainya kotor karena bekas permen karet yang sudah kering itu susah dibersihkan. Pantas saja guru ngaji murka, walau noda-noda permen karet itu tidak sampai masuk batas suci masjid.
Budi memang bukan salah satu dari bocah-bocah nakal itu. Kebetulan saja dia mengunyah permen karet di hari sial itu. Dan sialnya, Gilang memergokinya sedang mengunyah permen karet. Dia mengancam akan melaporkannya pada pak Sarip.
"Memangnya kenapa kalau aku makan permen karet? Bukan aku yang buang permen karet di sana," pembelaan Budi.
Budi mengira kalau Gilang cuma mengancamnya, tapi ternyata dia benar-benar bilang ke pak Sarip. Dan Budi kena marah. Dia dijewer, juga dihukum untuk membersihkan noda bekas permen karet yang nggak pernah dia kunyah itu. Dengan malu, dia menjalani hukuman itu disaksikan Gilang yang puas.
Kejadian itu memang sudah lama, tapi hukuman itu begitu membekas di dada, sampai-sampai Budi takut dengan guru ngaji itu. Ingin rasanya bolos satu hari saja, lalu pergi ke rumah Kevin untuk bermain. Tapi rasanya itu mustahil, mengingat minggu lalu dia diusir bapaknya. Dan bisa jadi dia nggak bisa lagi main ke rumah itu. Lagian dia harus rajin mengaji biar cepat khatam.
Budi merasa senang ketika tahu kalau di hari itu pak Sarip nggak masuk untuk mengajar. Dan kelasnya digabung dengan kelasnya mas Fajar yang diajar pak Nasrul. Dengan semangat dia menanti pak Nasrul bercerita tentang kisah nabi seperti yang sudah-sudah. Namun rasa senang itu runtuh ketika pak Nasrul bercerita kisah nabi Luth.
Ceramah guru ngajinya itu bikin Budi tidak nyaman karena dia merasa dihakimi. Gilang dan Dimas menaruh pandangan pada Budi ketika pak Nasrul bercerita. Pandangan dari kedua temannya itu begitu tajam dan menusuk. Budi menjadi risih dengan kedua temannya itu. "Kenapa kalian terus melihatku begitu?" begitu tanya Budi dalam hati.
Tidak betah dia berada di sana. Ingin rasanya cepat pulang atau pergi dari tempat itu. Budi mengangkat satu tangannya, meminta izin untuk ke toilet. Setelah diberi izin, dia segera bangkit dan keluar dari sana, berjalan cepat menuju toilet seperti orang yang kebelet sungguhan. Dia memang bukan menahan pipis atau berak, tapi dia sudah tidak tahan lagi berada di sana.
Sesampainya di toilet, dia hanya duduk-duduk di dekat tempat wudu. Dia menunggu sampai ceramah itu selesai, lalu nanti dia kembali lagi ke tempat itu untuk mengambil tasnya dan pulang.
Duduk di sana memberi kesempatan bagi Budi untuk melihat sebuah sepeda yang terparkir di depan masjid. Itu adalah sepeda mas Fajar. Sebuah sepeda jengki merah berkarat dengan keranjang dan tempat duduk di belakang. Dia ditaruh begitu saja bersama dengan sepeda bocah-bocah lain.
Budi tergerak untuk berbuat jail kepada sepeda itu sebagai bentuk balas dendam. Budi sangat benci dengan pemilik sepeda itu. Mas Fajar memang brengsek. Beraninya cuma menantang saja sampai bikin Budi terganggu dalam ketakutan setiap bertemu dengannya. Budi sebenarnya sadar, kalau seharusnya dia mengatakan yang sebenarnya, bahwa dia nggak berani berkelahi dengan mas Fajar. Mungkin itu akan bikin mas Fajar berhenti mengganggunya. Tapi Budi merasa itu tidak akan terjadi karena Budi sudah terlanjur jadi sok jagoan. Mengaku berani padahal takut. Dan dia harus menerima konsekuensinya, diganggu dan ditantang terus-menerus. Dan kini Budi punya kesempatan untuk membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Budi
RomancePertemanan Budi dan Kevin dimulai dari sebuah perkenalan yang tak diduga. Keduanya menyimpan rahasia yang mereka jaga. Pertemanan mereka dipertaruhkan ketika Kevin mengenal Tiara, gadis yang pernah mengikuti PERSAMI bersama Budi. Saya menulis ceri...