18
Budi bangun lebih awal. Suara azan subuh rupanya telah membangunkannya. Dia sudah mengenakan celana panjang ketika aku membuka mata dan dia siap untuk salat subuh. Dia tahu aku masih tidur, jadi dia tidak menyalakan lampu. Lilin sudah mati dan sumbunya tenggelam dalam lilin yang membeku. Digantikan dengan lampu tidur yang sudah menyala. Dalam udara yang dingin, aku tidur meringkuk memeluk guling. Aku tahu Budi selesai salat ketika dia kembali ke kasurnya di bawah. Aku penasaran kenapa dia tidak kembali tidur di kasurku. Masih mengantuk, aku melanjutkan tidurku.
Cahaya matahari yang masuk melalui celah kelambu di jendela berhasil menerangi kamarku dan membangunkan aku yang baru saja pulas tertidur. Aku mendapati tubuhku berbaring di kasurnya Budi. Aku heran kenapa aku tidur di sini. Budi masih terlelap dengan posisi terlentang.
Aku bangun dan langsung ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusan rutin tiap pagi. Setelah selesai, aku kembali ke kamar dan aku dapati Budi masih tertidur di sana padahal aku sudah membuka lebar kelambu dan jendela. Aku menyalakan TV dan merapikan kasurku. Suara iklan di TV membangunkan temanku itu.
"Apa kamu sudah mandi?" tanyanya.
"Belum. Biasanya kalau hari Minggu aku mandi agak siang."
"Aku juga. Tapi aku sudah ingin mandi. Jadi aku mandi dulu, ya?"
"Iya."
Dia berjalan turun. Aku melanjutkan menonton TV. Setelah beberapa menit, temanku ini kembali. Dia mengenakan handuk yang melilit tubuhnya dari pinggang sampai lutut.
Dia berkata, "Ketika mandi tadi bapakmu datang. Dia kasih aku handuk ini."
"Oh. Bagus kalau begitu."
"Dan dia juga minta maaf karena pernah mengusirku."
"Benarkah? Dia bilang apa?"
"Dia bilang, 'Bapak salah paham soal kamu. Jadi, maaf dulu aku pernah marah dan mengusirmu,' terus dia juga bilang ... "
Budi tidak melanjutkan bicaranya. Jadi aku bertanya, "Bilang apa?"
"Aku lupa," kata Budi.
"Kok lupa?"
"Emm... Dia menyuruhku menaruh pakaianku di mesin cuci, terus dia bilang, 'Kamu pinjam saja bajunya Kepin.'"
"Oh. Kalau begitu aku ambilkan baju untukmu."
Aku mengambil kaos, celana, dan celana dalam di lemari. Setelah selesai mengenakannya, dia duduk di sampingku untuk menonton TV.
"Kamu cocok dengan baju itu," kataku.
"Agak kebesaran, sih. Tapi tidak apa-apa."
"Ibumu akan pangling melihatmu pakai baju itu."
Budi tertawa, kemudian berkata, "Kamu bau! Cepat mandi sana!" katanya.
"Mentang-mentang sudah mandi. Kamu tadi juga bau!"
"Aku sudah wangi sekarang."
"Baiklah. Kalau kamu memaksa."
Budi melempar bantal ketika aku hendak pergi ke kamar mandi. Aku cepat-cepat mandinya karena tidak sabar untuk kembali ke kamar. Setelah selesai mandi, aku langsung berpakaian dan kembali duduk di depan TV. Tapi sebelum itu aku ambil kaset yang masih terpasang di Walkman. Aku kasih kaset itu ke Budi.
"Terima kasih sudah meminjamkan ini."
"Jangan dikembalikan sekarang," kata Budi.
"Kenapa?"
"Pokoknya jangan. Kamu simpan saja dulu. Kamu suka, kan?"
Aku mengangguk, kemudian aku pasang kembali kasetnya ke Walkman yang aku taruh di meja.
"Apa kamu sudah memutuskan mau sekolah di SMP mana nanti?" tanyaku.
"Belum. Katanya di sekolahmu ada tes MIPA, ya?" jawab Budi.
"Aku tidak tahu. Seharusnya kalau nilai UASBN kamu bagus, kamu bisa masuk dengan mudah. Mungkin sebaiknya kamu sekolah di SMP yang lebih bagus, di SMP 1."
"Oh. Benar. Bagaimana rasanya sekolah di kota?" tanya Budi.
"Yang aku suka dari sekolah di kota adalah setiap Agustus aku bisa nonton karnaval. Dulu aku juga sekolah di SD yang dekat dengan alun-alun. Jadi kalau ada karnaval, aku dan teman-temanku diperbolehkan buat nonton."
"Itu pasti asyik sekali."
"Iya. Tapi yang tidak aku suka, jaraknya jauh. Aku harus naik sepeda atau diantar buat sekolah."
"Kadang aku juga naik sepeda ke sekolah."
"Sekolahmu kan dekat."
"Iya. Tapi SMP 1 itu jauh sekali. Bapakku harus mengantarku seandainya aku sekolah di sana."
"Jadi, kamu mau jadi adik kelasku nanti?"
"Sepertinya begitu."
"Kalau begitu jangan nakal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Budi
RomancePertemanan Budi dan Kevin dimulai dari sebuah perkenalan yang tak diduga. Keduanya menyimpan rahasia yang mereka jaga. Pertemanan mereka dipertaruhkan ketika Kevin mengenal Tiara, gadis yang pernah mengikuti PERSAMI bersama Budi. Saya menulis ceri...