Cabang Swiss

314 31 6
                                    

Nanami menghela napas setelah melihat tespek tersebut menunjukkan negatif.

"Dokter gila itu asal mendiagnosa " gumam (Name).

"Sejujurnya aku berharap kau hamil lagi " gumam Nanami.

(Name) terdiam.

"Setidaknya dengan begitu, aku bisa menebus kesalahanku karena tidak bisa menemani mu saat masih mengandung si kembar "

Saat ini, keduanya sedang termenung sambil melihat pemandangan Tokyo dari jendela apartemen.

(Name) melirik Nanami.

Sorot mata Nanami kini menunjukkan rasa penyesalan yang sangat dalam.

"Tidak perlu dipikirkan, semua orang pernah melakukan kesalahan jadikan pelajaran hidup saja "

Nanami terdiam.

Sepertinya memori saat itu kembali teringat di kepalanya.

"Hei! Lihat aku "

Nanami melihat ke sumber suara.

Mata mereka kini saling bertatapan.

"Masa lalu biarlah menjadi kenangan, kita jalani saja yang sekarang. Selagi kita masih berkomitmen, aku yakin kenangan buruk itu pasti tidak akan kembali lagi "

Nanami tersenyum.

"Kau benar, akan kupastikan tidak akan ada serangga yang membuat kenangan buruk itu terukir kembali "

Mereka berdua berpelukan.

"I'm lucky to have you, baby " bisik Nanami.

Terimakasih kakek, batin (Name).






















***

"Cepat, pesawat nya akan berangkat 10 menit lagi " ucap (Name) sambil berlarian di bandara.

Untuk pergi ke Swiss kali ini, mereka memutuskan untuk naik kendaraan umum.

Entah kenapa Nanami malah menyetujui nya padahal ia tipe orang yang tak suka dengan tempat yang terdapat banyak orang asingnya.

Mereka juga naik di kelas ekonomi, kelas yang tidak memiliki perlakuan khusus seperti di kelas bisnis langganan Nanami.

(Name) duduk di dekat jendela sedangkan Nanami di sebelahnya.

Tak lama setelah pesawat take off, ada pramugari yang berjalan menyusuri kabin untuk menawarkan produk mereka.

"do you need anything sir? " Tanya pramugari saat sampai di kursi mereka berdua.

"Hot chocolate, coffe and potato chips "

Pramugari tersebut langsung memberikan minuman dan makanan yang mereka pesan.

Setelah memberikan sejumlah uang, pramugari itu pergi sambil tersenyum.

"Pramugari itu cantik ya " gumam (Name).

"Masih kalah kalo dibanding kamu "

"Apa kamu katarak? "

"Cuma -1 "

"Pantas saja kau tidak bisa melihat wanita cantik "

"Bisa, aku sedang menatap nya sekarang " ucap Nanami sambil menatap (Name).

(Name) mengalihkan pandangan yang sebelumnya tertuju ke Nanami.

Nanami tertawa kecil melihat pipi istri nya yang memerah.

(Name) menikmati keripik nya sambil menikmati pemandangan awan di malam hari.

Tiba-tiba speaker pengumuman berbunyi dan mengumumkan pendaratan di bandara transit abu Dhabi.

(Name) dan Nanami bersiap untuk turun.

Seperti bandara transit pada umumnya, bandara tersebut sangat luas dan ramai.

Mata (Name) langsung tertuju ke toko yang menjual produk kecantikan dengan merk yang baru pertama kali (Name) lihat.

Tangan Nanami langsung ditarik oleh (Name) untuk pergi ke tempat itu.

Karena (Name) tidak terlalu fasih berbahasa Inggris jadi Nanami lah yang jadi juru bicara nya.

Nanami menjelaskan keunggulan produk tersebut sama seperti yang di jelaskan karyawati nya.

(Name) mengambil beberapa warna lipstik lalu mengoleskan ke tangan.

"Bagusan yang mana? " Tanya (Name) meminta pendapat Nanami.

"Warna pertama membuat mu terlihat lebih natural, yang kedua terlihat lebih seksi dan yang ketiga seperti wanita dewasa "

(Name) melihat tangan yang sudah ia oleskan lipstik tadi.

Sepertinya ia tak bisa memilih salah satu.

"Gawat!! Aku tidak bisa memilih, warnanya bagus semua " (Name) merasa putus asa.

"Kau kan bisa beli semua "

(Name) menyuruh Nanami agak menunduk.

"Lihatlah! Satu Lipstik ini bahkan lebih mahal dari komputer Alan, ini sangat mahal " bisik (Name).

Nanami menghela napas.

Ia kemudian mengambil Lipstik yang (Name) maksud lalu pergi ke kasir.

Tak lama, ia kembali ke tempat (Name) dengan paperbag yang berisi lipstik.

"Apa kau lupa siapa suami mu ini? Aku bahkan bisa membeli pabrik mereka jika kamu mau " ucap Nanami sombong.

"Ah... Kau benar, aku lupa! Baiklah, selanjutnya kita pergi makan "

(Name) memimpin jalan. Nanami mengikuti di belakang.

Di sepanjang jalan menuju foodcourt ada mobil sport dengan berbagai warna dan model yang di pajang di sana.

Mobil-mobil itu sangat keren sampai (Name) tidak bisa mengalihkan pandangan dari mobil-mobil itu terutama mobil Lamborghini huracan hitam putih yang ada di depannya saat ini.

"Ken, apa kamu bisa membeli ini? " (Name) menunjuk huracan.

"Baiklah, aku jamin dia sudah terparkir di basement saat kita pulang nanti  "

(Name) mengangguk bersemangat.

Mereka kemudian pergi memakan roti sambil menunggu pesawat mereka selanjutnya yang akan tiba 30 menit lagi.
















°°°°

Setelah tiba di Swiss saat pagi hari, mereka langsung pergi ke toko coklat paling terkenal di Swiss.

Alasan (Name) ingin pergi ke Swiss adalah untuk berburu coklat.

Butuh waktu 1 jam untuk sampai di tempat tersebut dari bandara.

Di toko ini, ada berbagai bentuk dan rasa coklat yang unik.

Mereka memiliki banyak sekali coklat.

(Name) membeli satu bungkus untuk semua jenis coklat.

Setelah puas berbelanja mereka pergi ke Miami cabang Swiss.

Seperti biasa, kamar Nanami memiliki pemandangan yang paling indah diantara kamar lain.

Berbeda dengan kamarnya yang di Jepang, di sini kamar Nanami itu dilengkapi dengan jacuzzi.

Jika di Jepang ada Onsen maka di Swiss ada jacuzzi.

Selebihnya, kamar dan properti nya sama seperti kamar Nanami yang di Jepang.

Halu with Nanami kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang