Siapa?

557 37 11
                                    

"AMBIL INI! "

(Name) melempar bola salju yang tepat mengenai punggung Nanami.

Nanami sedang membuat bola salju sambil menerima serangan beruntun dari (Name).

Hari ini, mereka sedang bermain salju di St. Moritz.

Tempat itu sangat cocok untuk bermain ski atau seluncuran.

Ini bukan hari libur jadi tempat ini tidak ramai.

Setelah menambahkan batu dan ranting, boneka salju pun jadi.

"Sentuhan terakhir! " (Name) memberikan penutup telinganya untuk boneka tersebut.

Nanami dan (Name) pun berfoto bersama boneka salju tersebut.

"Tempat ini bahkan lebih dingin dari Jepang ya " ucap (Name) sambil menggosok-gosok tangannya yang sudah memakai sarung tangan.

"Bagaimana kalau kita pergi ke pemandian? "

"OHH ide bagus, ayo! "

Tempat pemandian tersebut tak begitu jauh dari tempat mereka saat itu.

Sampai di pemandian, tempat itu sangat sepi.

Hanya Nanami dan (Name) lah pengunjung satu-satunya di tempat itu.

Setelah melepas semua pakaian di ruang ganti, (Name) langsung pergi ke tempat pemandiannya.

Di sana sudah ada Nanami yang sedang berendam.

"Apa ini pemandian campuran? " Tanya (Name) memastikan.

"Ya, lagipula bukankah jadi lebih menyenangkan kita bisa mandi bersama "

"Benar juga tapi aku tidak terbiasa mandi bersama dengan banyak orang begini "

"Aku sudah menyewa tempat ini seharian jadi kau tidak perlu khawatir, kemarilah! "

(Name) kemudian turun ke kolam air panas tersebut.

Ia berendam sambil bersandar di bahu Nanami.

Mereka sangat menikmati momen tersebut.

"Ken lebih suka anak perempuan atau laki-laki? " Tanya (Name) tiba-tiba.

"Aku suka keduanya "




























*****


Dengan kesadaran yang belum penuh, (Name) berjalan ke ruang makan dengan di tuntun oleh Nanami.

Sesuai dengan peraturan hotel, Minggu adalah hari khusus untuk semua pengunjung hotel mendapat buffet service.

Jika biasanya pengunjung kelas atas seperti Nanami hanya makan di kamar maka khusus hari ini mereka harus pergi ke ruang makan dulu kalau mau makan.

Saat sampai, tempat makan itu sudah sangat ramai.

Bahkan, kue yang (Name) idamkan dan menjadi satu-satunya alasan ia mau turun dengan mata yang masih mengantuk tinggal tersisa 1.

Engadiner Nusstorte adalah kue yang terdiri dari kacang dan karamel, itu adalah makanan yang harus kalian coba saat pergi ke swiss.

(Name) juga penasaran dengan rasa dessert yang diakui oleh Nanami tersebut.

Ia langsung berlari dan meninggalkan Nanami begitu saja saat menyadari jika kue tersebut sisa 1.

Sayangnya, ia kalah cepat dengan bocah laki-laki bertopi merah yang baru saja mengambil kue terakhir.

"Sial! " Gumam (Name) sambil mengepalkan tangan dan menatap bocah tersebut.

Bocah yang menyadari kalau (Name) mengincar kue yang ia pegang langsung mengejek (Name) yang kalah cepat darinya.

Ia menjulurkan lidahnya sambil mengacungkan jari tengah.

"Bocah sialan! Sini kau!! "

Seketika bocah itu berlari entah kemana sambil membawa kue terakhir.

Dengan wajah lesu, (Name) pergi untuk mencari dessert lain yang setidaknya bisa membuat lidah nya puas.

"Andai saja ada cara membunuh tanpa menyentuh, aku pasti akan membunuh bocah tadi! " Gumam (Name) sambil menatap dessert coklat.

"Ini, ambil punyaku saja "

Tangan kekar itu menyerahkan piring yang berisi Engadiner Nusstorte pada (Name).

(Name) langsung menatap orang tersebut.

Ia coba mengingat sesuatu.

"Ahh, anda pelayan Laguna yang memberi saya kartu VVIP kan? "

Pria berambut hitam dengan luka di samping bibirnya itu tertawa.

"Hahaha ternyata kau menganggapku pelayan ya "

"Eh? Apa bukan? Maaf hehe " (Name) tersenyum canggung.

"Tak apa, lagi- "

Tiba-tiba Nanami datang dan langsung menengahi pembicaraan mereka.

"Wah, pawang nya datang nih " sindir pria berambut hitam itu.

"Jauhkan tangan kotormu itu dari (Name) " ketus Nanami.

(Name) yang bingung dan sedang mencerna situasi pun hanya bisa terdiam.

"Haha jangan galak begitu, aku hanya ingin memberi kue ini untuknya "

"Tidak perlu! Kami tidak membutuhkan kue sialan itu! "

Pria berambut hitam itu menatap (Name) kemudian tersenyum.

"Benarkah? Tapi sepertinya ia berkata lain ya "

Pandangan Nanami langsung beralih ke (Name) yang ada di belakang nya.

Mata (Name) tak berhenti menatap kue yang dipegang orang tersebut.

"Tidak, terimakasih " ucap Nanami dengan ketus lalu ia membawa (Name) pergi.

"Baiklah, semoga kita bertemu lagi "

"Ya, kita akan bertemu lagi di pemakaman mu! "

"Haha begini caramu memperlakukan teman lama? "

Nanami mengabaikannya.

Ia hanya fokus untuk mengajak (Name) menjauh dari pria tersebut.

Mereka duduk di meja yang hanya bisa di pakai oleh 2 orang.

Di meja tersebut sudah ada berbagai makanan dan minuman yang Nanami ambil tadi.

"Wahh Risotto! "

(Name) memasukkan suapan pertama ke mulutnya.

"Hmm ini enak, aku suka "

Tak ada jawaban apapun dari Nanami.

Ia hanya diam tapi (Name) masih fokus ke Risotto nya karena urusan perut adalah yang paling utama.

"Apa kau pernah bertemu dengannya sebelumnya? " Tanya Nanami.

"Ya, saat di Laguna. Dia baik, dia bahkan memberiku kartu VVIP restoran "

Nanami menghela napas bersamaan dengan tangannya yang mendarat di dahi.

"Maaf ya, karena keegoisanku kamu jadi tidak bisa makan kue itu "

"Tak apa, aku bisa memakannya lain kali tapi apa dia salah satu musuhmu?  " Tanya (Name) sambil menyendok risotto nya.

"Baiklah, untuk sekarang aku hanya bisa bilang kalau kau tidak boleh terlalu dekat dengannya  "

"Apa dia semacam pedagang budak atau bos para gladiator? " Tanya (Name).

"Bukan... Dia lebih buruk dari itu "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Halu with Nanami kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang