Belanja 2

870 97 3
                                    

(Name) bisa merasakan sesuatu memaksa keluar dari celana Nanami. Ia tak sengaja memegangnya.

"Bukalah! Ia butuh sentuhan" Bisik Nanami tepat di telinga (name).

Sebuah benda besar dan panjang keluar setelah (name) membuka resleting celana Nanami. Ia membelai milik Nanami.

Nanami mempercepat tempo kocokannya.

"Ahh Kento~" Racau (name).

Saat (name) sudah akan mencapai puncak nya, Nanami malah menghentikan permainannya.

"Kita lanjutkan di rumah saja~" Bisik Nanami tepat di telinga (name).

(Name) menatap Nanami dengan tajam. Ia kemudian kembali ke tempat duduknya semula.

Nanami tertawa melihat istrinya yang kesal karena dijahili oleh nya. Nanami sebenarnya ingin melakukannya disini tapi ia punya sebuah alasan kuat untuk tidak melanjutkan nya.

Sampai di jepang, mereka langsung pulang. Nanami langsung tertidur saat sampai di apartment.

(Name) menelpon kontraktor untuk menambah jumlah pekerja agar villanya cepat jadi.

"M-maaf nona, dalam waktu dua minggu? Itu tidak bisa"

"Tambah jumlah pekerja dan lemburlah. Villa itu akan jadi dalam waktu dua minggu"

"T-tapi akan Ada sedikit biaya tambahan"

"Tak apa, cepat kerjakan!! "

"SIAP!! " 

(Name) mematikan telponnya.

Tangan kekar Nanami tiba-tiba memeluk (name) dari belakang. Nanami meletakkan dagunya di pundak (name).

"Apa kau ingin tinggal disana?" Tanya Nanami.

"Hanya tempat untuk liburan" Jawab (name).

"Lalu kenapa kau sangat ingin villa itu cepat jadi? Apa karena agar kita bisa menikmati waktu berdua di pulau terpencil itu? " Bisik Nanami di pertanyaan kedua.

(Name) langsung ingin menjauh dan lepas dari pelukan Nanami. Nanami menahan nya.

"Mau kemana? Kita belum melanjutkan yang kemarin loh"

"A-aku sedang cuti jadi tidak bisa"

"Sejak kapan? Jangan bohong atau aku akan menghukummu"

"Baru tadi pagi dan...... "

"...? "

"Belikan pembalut karena ternyata stok di rumah sudah habis"

"Akuu tidak bisa"

"Oh ayolah hanya sebentar"

Nanami akhirnya mengiyakan karena Ia juga tak punya pilihan lain.

Di supermarket, Nanami langsung me bagian pembalut wanita dan melihat-lihat mana yang cocok untuk (name).

"Kalau tidak salah (name) biasa beli yang warna ini" Ucap Nanami sambil mengambil pembalut berwarna ungu.

Halu with Nanami kentoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang