***
Ketika Pete terbangun dirinya berada di dalam kamar pribadi si Calon Permaisuri. Membuat Pete yakin jika dirinya memang bermimpi, walau ia tak ingat apa yang ia mimpikan. Bahkan ia menepuk wajahnya yang agak sembab dan matanya terasa sakit.
Pete berjalan menuju cermin besar dengan bingkai indah. Entah bagaimana di kamarnya sekarang terdapat vas bunga kecil berisi beberapa tangkai bunga mawar. Masih segar dan membuat aroma tenang di sekitar.
Walau Pete mengabaikan entah siapa yang meletakkannya di sana.
Yah, lagipula dia tinggal di istana kekaisaran sehingga pelayan yang berjibun jumlahnya bisa jadi masuk untuk meletakkannya. Apalagi sekarang sudah cukup siang. Pete melihat cahaya matahari yang mengintip di balik celah tirai balkon yang tertutup.
"Sangat berantakan," bisik Pete sambil memperhatikan matanya yang bengkak.
Ia tak yakin jika dirinya ingin bertemu dengan orang lain hari ini. Apalagi Porsche. Pria itu akan bertanya banyak hal, dan Pete akan kebingungan untuk menjawab. Akan tetapi, Pete sangat lapar hingga ia berpikir ingin meminum air keran saja agar kenyang. Lantaran dirinya malas untuk keluar.
Meski begitu, Pete masuk ke kamar mandi untuk berendam sejenak. Seperti kemarin, biasanya para pelayan akan datang untuk membantu Pete. Hari ini Pete berendam sendiri dengan sabun beraroma mawar.
Sejak Pete menghuni kamar ini, semua barang-barangnya hampir sama seperti milik Pete asli di kediaman Perdana Menteri. Sehingga rasanya cukup familiar, bahkan aroma sabun serta pakaian yang ditata dalam walk in closet.
Melihat pakaian-pakaian yang tergantung di sana mengingatkan Pete dengan pasar grosir yang menjual berbagai jenis pakaian. Yah, sangat banyak sekali di sediakan di sana. Bahkan Pete sampai berniat ingin buka usaha online. Menjual kembali pakaian yang ditata di walk in closet.
Kan lumayan nanti jika Pete sudah habis masa tugasnya sebagai Permaisuri. Dia bisa jadi admin olshop untuk pakaiannya sendiri. Dia yang punya, dia yang promosikan, dia juga yang dapat hasil.
Tapi saat Pete ingat harga satu pakaian itu lebih mahal dari gaji Porsche, pete angkat tangan. Takut kepalanya dijual Vegas ke pasar pagi karena menjual habis milik Permaisuri.
Mengkhayal terlalu banyak. Ngomong-ngomong kapan masa sandiwara jadi Permaisuri ini selesai?
Pete berendam cukup lama sampai telapak tangannya berkerut. Yah, itu karena Pete sedang merancang bagaimana usahanya nanti. Kan mengira-ngira dulu, nanti usahanya.
Anehnya hari ini di sekitar kamar Pete cukup tenang. Membuat Pete menjadi lebih nyaman berendam. Ada aroma asing yang tidak benar-benar asing, seperti Pete pernah menciumnya. Tapi entahlah ...
TAP!
TAP!
Pete mengerutkan keningnya saat mendengar suara langkah kaki. Hal tersebut yang membuat pete berdiri dari bathtub, dan meraih handuk putih yang memang tergantung di sana. Apa para pelayan sudah datang untuk mendandani Pete seperti boneka Anabell?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist | VegasPete
FantasyDasar sampah! Bagaimana bisa novel ini menjadi begitu busuk? BRAK! Build Jakapan melempar novel berjudul "Keajaiban Cinta Rosella" ke dalam sampah. Ia menemukan jika novel tersebut sangat busuk, dan alurnya juga sangat busuk! Setelah usai menghina...