*Warning, dikit aja sih*
***
Pete tampak memangku satu kotak stroberi di pahanya.
Sesekali omega itu sepertinya bernyanyi aneh, yah ... Kedengarannya aneh (dan lucu) untuk Vegas karena Pete mengunyah sambil bernyanyi. Vegas akhirnya menyadari jika Pete itu sama sekali tak bisa diam. Saat dia duduk sambil makan pun, Pete masih akan memiliki aktivitas di kakinya. Seperti menggerakkan kakinya atau menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kebiasaan yang sangat sering Vegas amati, baik dia sadari atau tidak sadari.
"Katanya kalau lewat jalan itu tempat parkirnya sering penuh," ucap Pete sambil menunjuk jalan lainnya di bagian pertigaan jalan.
Tempat festival kuliner ini berada tepat di kaki gunung, sehingga ada beberapa jalan masuk yang disediakan. Biasanya tempat ini juga dipakai untuk berolahraga di sore hari. Jalan masuk yang padat itu di bagian dekat kolam, di situ dipenuhi pejalan kaki yang memang sengaja joging di sana.
Jika tak ada festival kuliner, di sana juga masih banyak kafe kecil.
Yah, alibi tentang joging, mereka pasti lebih nongkrong di gazebo-gazebo kafe dibanding berlarian.
Vegas melirik pipi Pete yang menggembung karena stroberi. Ia memutar jalan untuk memasuki wilayah yang agak menanjak. "Darimana kau tahu?"
"Internet."
Sepertinya Permaisurinya sangat serius mengenai liburan ini.
Saat Vegas memarkirkan mobilnya, Pete langsung meletakkan kotak stroberi yang masih belum habis isinya. Sebelum membersihkan tangannya yang agak lengket karena air dari stroberi. Setelah itu, Pete sibuk mencari barang-barang menuju perangnya.
Topi dan jaketnya.
Uang dan segala macam urusan membayar itu bagian Vegas! Pete juga memegang uang, tapi jika bersama Vegas dia tak berpikir kalau uang di tangannya diperlukan.
Jujur saja, Pete tak terbiasa keluar dengan hanya atasan lengan pendek. Apalagi celananya juga pendek. Berbeda dengan Vegas yang tentu saja tak akan mencari jaket seperti Pete.
Pemikiran Vegas ialah cuaca panas, dan ditambah dengan jaket jeans, itu bukan perpaduan yang bagus. Seperti yang Pete kemakan sekarang, bahkan omega nakalnya itu memasang anting di telinganya juga. Sejauh yang Vegas tahu Pete sangat suka aksesoris semacam ini.
"Ayo Yang Mulia, kita beli kuponnya," teriak Pete semangat, padahal keluar mobil saja mereka belum.
Tapi saat mengingat Vegas ini 'terkenal', Pete kembali lagi masuk.
"Why?"
Tawa Pete terdengar saat ia memasangkan kacamata ke wajah Vegas. Tampan sekali dan mudah didandani. Belum lagi dengan masker hitam, itu terlihat cocok di wajah Vegas. Pete memakai maskernya juga, walau ia tidak menggunakan kacamata. Ia rasa wajahnya tidak begitu 'ikonik' seperti wajah Vegas yang sering terpampang di televisi dan majalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist | VegasPete
FantasyDasar sampah! Bagaimana bisa novel ini menjadi begitu busuk? BRAK! Build Jakapan melempar novel berjudul "Keajaiban Cinta Rosella" ke dalam sampah. Ia menemukan jika novel tersebut sangat busuk, dan alurnya juga sangat busuk! Setelah usai menghina...