Chapter 3: Sebuah Ramalan

7.9K 742 35
                                    

Pete mungkin sudah tidak memiliki sedikit pun keberuntungan dalam hidupnya, baik di kehidupan dulu maupun sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pete mungkin sudah tidak memiliki sedikit pun keberuntungan dalam hidupnya, baik di kehidupan dulu maupun sekarang. Baru saja ia lolos dari kecurigaan pria tadi, sekarang ia malah terciduk langsung dengan tokoh lain. Ia meraba lehernya untuk memberikan kasih sayang sebelum terpisah nantinya.

Takut-takut ia memandang tokoh yang mencinduknya ini, dan terkejut. Siapa pria dengan pakaian serba hitam ini? Apa baru saja pemakaman berlangsung?

"Kau siapa? Kenapa ada di sini?" tanya pria cenayang ini. Dari auranya yang biasa, kita bisa tahu dia adalah Beta.

"Kau yang siapa? Sudah berbicara seolah cenayang, lalu bertanya siapa aku ini?" dengus Pete di dalam hati.

"Pete Emerald Canis," tapi karena Pete harus menjelma menjadi anak bangsawan Canis, ia harus terlihat elegan dan menjaga sikap.

"Aku tak tanya namamu tuh."

Bocah sial!

"Aku merasa aura tak biasa."

Jangan-jangan bocah ini reinkarnasi dari pemeran acara-acara mistis di televisi. Haruskah ia menceritakan tentang pengalaman supernaturalnya pada bocah ini? Siapa tahu pria ini bisa mengeluarkan paku dari perut orang lain.

"Jiwamu dan tubuhmu tak seragam."

"Ha ha. Bacod!"

"Huh?"

Pria yang berpakaian serba hitam ini terlihat bingung ketika mendengar kosa kata yang pernah ia dengar.

"Aku sudah membaca seluruh buku yang tersedia di Negeri Bintang, tetapi aku tak pernah menemukan kata yang kau ucapkan itu," pandangan pria Beta itu terlihat penasaran.

Tentu saja.

Kau bisa ke Indonesia untuk tahu artinya, Indonesia punya bahasa-bahasa unik yang bisa membuatmu membuat kamus-kamus baru. Bahkan di Indonesia kamu bisa menggunakan angka-angka sebagai pengganti huruf.

"Hanya orang-orang terpilih yang tahu artinya," jawabnya asal.

Wajah pria Beta itu terlihat tak percaya, tetapi ia terlihat tak punya alasan untuk tak mempercayai perkataannya. Ia hanya menatap Pete dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Kau siapa?"

Ia berusaha mengingat siapa tokoh ini sebenarnya. Sayangnya otaknya hanya bermuatan kecil, dia mungkin perlu novel sampah itu sebagai jimat. Jadi setiap kali dia lupa, dia akan membaca novel itu lagi.

"Dua tahun lalu kamu tak seperti ini. Seperti kau telah menjadi orang yang berbeda."

Sialan! Orang ini mengenal Pete, tetapi ia masih tak tahu siapa kemungkinan karakter ini. Seingatnya novel busuk itu punya banyak sekali karakter. Yang jika ditotalkan mungkin bisa jadi satu kabupaten.

"Semua orang bisa berubah dalam kurun waktu dua tahun." Pete mencoba mencari alasan.

"Aku sebenarnya tak suka melihatmu."

The Antagonist | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang