Chapter 45: Escape and A Plan

4.9K 630 215
                                    

***(Berbukalah dengan sesuatu yang manis 😄)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
(Berbukalah dengan sesuatu yang manis 😄)

"Kasihan sekali. Omega lain pingsan karena ditiduri Alphanya setelah pernikahan, tapi kau pingsan karena diracun," ucapan sarkastik Mino sepertinya menjadi hal biasa yang harus Pete maklumi.

Pete membuka matanya dan menatap ke langit-langit ruangan yang familiar. Ia merasa seperti dirinya begitu dicintai oleh ruang kesehatan. Jelas ini bukan pertama kalinya Pete terbangun di ruangan yang sama.

Sungguh terlalu kesialan ini!

Matanya memandang malas ke arah lengannya yang terasa nyeri. Infus melekat di lengannya tidak bengkak seperti saat Pete koma dulu, tapi namanya ditusuk jarum pasti sakit. Pete meringis pelan sebelum berusaha menggerakkan tangannya.

"Apa Anda merasa mual?" Pertanyaan itu agak cepat, tetapi Pete mengenal suara itu.

Seketika Pete menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangan pada Arm. Pria Beta itu duduk dengan tenang di samping kasur Pete. Beruntung sekali Pete punya teman seperti Arm, sehingga ia tak repot-repot untuk dirawat orang lain.

Arm menuangkan segelas air untuk Pete dan membantunya untuk minum. Mulut Pete terasa kering sehingga ketika itu dia minum cukup banyak. Biasanya orang sakit minum sedikit, tapi Pete sudah minum nyaris segelas air.

Itu saja dituangkan lagi oleh Arm.

Setelah itu, Pete masih mengumpulkan ingatan-ingatannya yang terberai. Hingga Pete menyadari jika ada satu orang yang biasanya menunggu Pete di sini. Ia melihat ke sekelilingnya, "Di mana Porsche?" tanya Pete pelan.

Arm terlihat terkejut dengan pertanyaan Pete.

Tapi tanpa berniat memutar-mutar pembicaraan, Arm menjawab. "Ditahan."

Hah?

Apa-apaan itu!

SRET!

"Khun Pete!" teriak Arm ketika melihat Pete menarik jarum infusnya agak kasar.

Darah mengalir dari luka yang Pete timbulkan. Jarum infus itu hanyalah bagian yang tipis, tapi karena Pete terlalu kuat menariknya, aliran darah tampak dari lengan Pete. Membuat Arm meringis sambil menahan tangan Pete.

"Aku akan menemui Yang Mulia." Hanya itu yang bisa Pete ucapkan.

Arm berusaha menahan Pete yang ingin turun dari kasur rawatnya. Meski Pete sempat keracunan dan kehilangan kesadaran, ia masih mampu untuk melepaskan diri dari Arm. Untuk kekuatan dan kemampuan, Pete berada di atas Arm, sehingga Pete memutar sebelah tangan Arm, dan mendorongnya untuk jatuh ke kasur dengan posisi telungkup.

"Maaf, Arm."

BUGH!

Pete memukul bagian belakang lehernya agak keras, membuat Arm pingsan. Sebelum Pete menyeka darah dari lengannya. Untung saja tidak keluar darah lagi.

The Antagonist | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang