Chapter 42: Pembuktian

5.5K 672 241
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sebuah lamaran yang sedikit berbeda dari biasanya ...

Tidak ada lantunan musik indah, atau bahkan kalimat romantis. Keduanya masih tetap berdiri sejajar dengan jarak agak jauh. Oleh karena itu, kali ini Vegas benar-benar mendekat pada Pete. Membuat Pete agak takut jika Vegas memutuskan untuk mencekik Pete karena telah melemparnya.

Apalagi Pete masih ingat jika kepala Vegas sempat terkena lemparannya.

Pete memutuskan untuk menggunakan ilmu maling. Melarikan diri.

SRET!

"Wuaahhhh, Yang Mulia! Jangan bunuh saya, karena saya langka," Jerit Pete keras.

Dengan mudahnya tubuh Pete terangkat dalam gendongan Vegas. Tubuh tinggi Vegas membuat Pete cukup ngeri juga jika tiba-tiba dirinya dilempar. Meski begitu, Vegas tidak melakukannya dan membawa Pete untuk duduk di atas sofa.

Sofa yang sebelumnya Pete duduki, dan kali ini tepat di samping tangkai bunga mawar yang rusak.

"Say it, Honey. Again."

Bagaimana bisa Vegas membiarkan Pete mengulangi kalimat itu lagi? Padahal Pete sudah memulai duluan.

"Tidak mau. Yang Mulia belum menjawab, kenapa aku harus Awhhh ..." Pete menjerit pelan saat Vegas menggigit jari manis Pete.

Jari di mana cincin The Spirit of the Rose tersemat.

Pete mendengus pelan saat jarinya digigit oleh Vegas. Meski begitu, Vegas mengusap jemari Pete yang ia gigit pelan sambil menatap sang omega dan menjawab pelan. Membuat Pete juga memperhatikan mata dingin Vegas, yang entah mengapa sekarang terlihat hangat. Atau Pete hanya salah lihat?

"Sure. Ayo kita menikah."

Semudah itu!

Apa keduanya sungguhan sedang membicarakan tentang menikah yang sakral itu? Sebuah perjanjian hidup untuk menjadi mate life di bawah berkah Dewi Bulan dan kesejahteraan bintang.

Melihat Pete yang masih terdiam, lengan Vegas membawa tubuhnya mendekat. Tangan Vegas menyangga pinggang Pete, walau omega itu masih duduk di sofa. Vegas yang menunduk padanya seolah mencegah angin mendekat pada omeganya. Pete agak takut dan ragu karena dia belum pernah dalam kondisi seperti dalam cerita novel ini. Ia tak pernah memiliki kekasih di kehidupan sebelumnya, dan sejauh yang ia ingat, dirinya juga tak memiliki orang terdekat hingga bisa berada di dalam posisi seperti ini.

Sebelum pria alpha itu menitipkan kecupan tipis di bibir Pete.

Udara di sekitar terasa hening, seolah memahami jika keduanya hanya perlu bertindak agar saling mengerti.

Hanya sebentar bibir mereka terjalin. Sekedar mengapresiasi kecantikan omega yang pernah berkata jika Vegas bisa pergi padanya jika suatu saat Vegas lelah dan kehilangan harapan. Menjadi Safe Zone untuk Vegas. Konyol.

The Antagonist | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang