Chapter 41: Pete's Answer

5.3K 694 246
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Porsche menyajikan minuman untuk dua orang tamu di depannya. Baru diajak saja pol sudah dengan semangat menunggu jam kerjanya berakhir. Sekarang sekitar pukul sepuluh malam, dan Kaisar seharusnya sudah kembali ke istana. Walau pada kenyataannya Vegas hanya kembali ke istana pribadinya, tapi tidak sepenuhnya kembali.

Karena di istana pribadi, Vegas akan tenggelam di ruang kerjanya lagi.

Yah, mungkin Vegas perlu banyak cara untuk mengalihkan dirinya dalam kesibukan.

"Arm, aku tak menyangka kau datang juga," sapa Pol yang merasa sangat gersang layaknya ikan.

Semenjak Pete tidak ada di istana, semua yang dilakukan Pol sangat kaku. Dulu tidak ada Pete memang seperti itu juga, tapi saat Pete datang menyerang, Pol terbiasa mengawalnya.

Arm menganggukkan kepalanya. "Saya pikir keluar sesekali tak masalah."

Pria dokter berkacamata itu hanya menanggapi ekspresi semangat Pol dengan biasa. Ini tidak seperti Arm berubah, dia hanya seperti biasanya. Kecuali saat ia mendapat telpon dari Pete yang mengajaknya untuk keluar juga.

Porsche mengawasi Pol dengan agak mengejek. "Sepertinya usahamu masih panjang," ucapnya saat menyadari Pol yang terus menatap Arm.

Pol menganggukkan kepalanya sambil menatap Arm, tetapi dibalas tatapan tajam dari Arm. Membuat Pol hanya bisa pura-pura menatap ke arah lain, dan meraih gelas cocktail yang awalnya disajikan oleh Porsche. Sebelum ia berkata, "Ayo, malam baru dimulai. Kalau Khun Pete datang nanti, pasti lebih kacau lagi. Cheers!"

Gelas Pol terangkat untuk bersulang ke arah Arm.

Ting!

Porsche yang malah menyentuhkan pinggir gelasnya ke gelas Pol. Membuat wajah Pol langsung lemah, letih, lesu, lunglai, tapi Arm malah mendentingkan gelasnya pada gelas Porsche.

"Hay, anak-anak! Apakah ada yang merindukan Tankhun?"

Mereka semua menoleh pada Tankhun yang datang dengan baju emas gemerlapnya. Kacamata hitam lebar menutupi matanya, sedangkan pita hitam agak panjang tampak terikat di lehernya. Belum lagi dengan sepatu silver anti banjirnya juga kini ia pakai. Tingginya sepatu membuat Tankhun terlihat tinggi seperti pagar tanaman. Sedangkan warna silver dari sepatu, bisa membuat Arm melepaskan kacamatanya. Takut mendadak buta warna karena tertampar akan warna-warni ingin.

Time terlihat berjalan di belakang Tankhun dengan merangkul Tay, omeganya. Dan ...

Porsche melirik ke belakang mereka bertiga yang kosong. "Di mana Pete? Khun Nu tidak membawa mobil terlalu cepat, hingga sampai Pete cantikku terbawa angin?"

Atau omega itu mendadak menjadi kucing rumahan lagi? Tidak mau keluar ke tempat umum dan hanya ingin tidur.

Arm juga menoleh sekilas saat mendengar ucapan Porsche. Memang benar tidak ada Pete di sana.

The Antagonist | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang