Chapter 44: Starry Night

4.5K 645 167
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Aku siap, Pa," ucap Pete sambil menyambut tangan ayahnya yang terasa sangat hangat.

Regulus datang dan melihat sayang pada Pete. Sudah lama sekali Regulus tidak berbincang dengan putranya. Sejauh yang pria itu ingat, anak-anaknya masih kecil ketika ibu mereka tiada.

"Saat kau masih kecil Pa kehilangan orang yang Pa cintai." Entah bagaimana Regulus hanya ingin berbicara tentang ini pada Pete.

Pete menatap Regulus, Si Perdana Menteri ini dengan hangat. "Apakah Pa sangat mencintainya?"

"Sangat. Tapi apa yang aku inginkan adalah kebebasannya," ucap Regulus yang membuat Pete berpikir agak panjang.

Ia ingat jika ibu Pete adalah wanita omega biasa yang sangat sederhana. Ia meninggal karena sakit, dan itu karena sejak melahirkan Rosella kesehatan wanita itu kurang membaik lagi. Ia mulai bertanya-tanya mengapa Regulus membahas tentang kebebasan.

Atau pernikahan ayah dan ibu Pete ini sebenarnya tidak baik-baik saja? Persis seperti di kehidupan sebelumnya. Mungkin takdir membawanya ke dalam cermin hidup yang sama.

Setidaknya ... Di kehidupan ini Pete ingin lebih bahagia di banding kehidupan sebelumnya.

Regulus menepuk kepala putra keduanya itu. Putra kedua yang sengaja Regulus jauhkan dari urusan kekaisaran. Karena Regulus juga tahu tentang Pete yang menjadi saksi pembunuhan Agena Centauri.

"Pete, bolehkah Pa memelukmu?" tanya Regulus yang sebenarnya merasa agak canggung.

Ia tak pernah dekat dengan anak-anaknya. Apalagi dengan Pete yang selama ini jarang berinteraksi dengan ayahnya sendiri. Sulit dipercaya jika keluarga yang seharusnya menjadi pranata pertama malah menjadi asing untuk Pete.

"Pa harap Pete berbahagia," ucap ayahnya sambil memeluk tubuh Pete erat. Mencium pelipis putranya yang rasanya begitu cepat tumbuh dewasa.

Ada banyak momen emas di pertumbuhan Pete yang tidak pernah Regulus saksikan. Ia merasa menyesal, tetapi waktu tak bisa diulang kembali. Termasuk Regulus tak pernah tahu jika putranya sebenarnya sudah tiada.

Suatu hal yang membuat Pete merasa cengeng. Sebab, ia tak pernah memiliki seorang 'ayah' yang seperti ini. Meski begitu, Pete mencoba menahan air matanya.

Sayang make up-nya!

Porsche dari samping Pete, berkomat-kamit agar Pete jangan sampai menangis.

"Pa harus banyak istirahat ya," bisik Pete saat merasakan punggung ayahnya yang tidak tegap.

Ayahnya melepaskan pelukan dan mengusap pipi Pete pelan. Sangat pelan karena tak mau merusak tampilan Pete yang seperti dandelion. Ada kerapuhan di setiap jengkal sosok Pete, tak ada yang menyangkal jika Pete sangat kuat dan tabah.

The Antagonist | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang