Pete duduk di bangkunya dengan resah. Di depannya ada sosok dokter, yang sebenarnya Pete kenal, itu Arm. Arm terlihat mengobati lutut Pete yang terluka karena nekat melompat sebelumnya. Begitu juga dengan Pol dan Porsche yang berdiri di belakang.
"Pete, jangan melompat seperti itu lagi. Kau mau bertambah pendek apa?"
Pete melipat kedua lengannya di dada. "Tidak ada hubungannya melompat dengan pendek, Arm."
"Ada. Saat tubuhmu melompat ke tanah, kau bertumpu pada kaki. Karena hentakan keras, dan kalo pendekmu itu tidak sanggup menahan hempasan gravitasi, membuat struktur tulangmu bergeser ..."
Porsche menyambung. "Ini tentang tulang yang bergeser atau otak? Tuan saya ini otaknya yang bergeser."
Arm menghela napasnya saat ucapannya di sela oleh Porsche. Hanya cukup dia ketahui, tetapi tuan dengan bodyguardnya ini sama saja. Mereka seringkali berisik, sedangkan bodyguard pribadi Kaisar, Pol tersenyum tidak jelas sepanjang ia masuk ke ruangan ini.
"Kenapa kau ada di sini?" tanya Porsche pada Pol yang masih senyum-senyum tidak jelas.
"Menjaga Calon Permaisuri."
Pete mendadak ingin bangkit da menjambak rambut Pol, "Siapa yang mau menjadi Permaisuri?"
Mendadak Pete sudah hampir melangkah untuk pergi mencakar Pol dengan sebal. Ia masih menolak tentang ini. Walau sekarang dirinya sudah ada di Istana pribadi Kaisar, ruangan yang besarnya seperti satu ruang tamu milik Perdana Menteri.
Namun Porsche menekan kepala Pete untuk tetap duduk di kursinya. Membuat Pete mencakar-cakar di udara, dengan masih duduk di sofa. Heran sekali pria alpha itu, Tuannya sekarang kenapa seperti ikan di daratan.
Tak pernah diam.
"Pete, jangan menentang Yang Mulia lagi," Bisik Porsche pada Pete. Yang membuat Pete langsung diam, walau bibir omega itu mengerucut sebal.
Sedangkan Pol memanjangkan telinganya untuk menguping. Sayangnya Pete menunjukkan wajah galaknya pada Pol. Membuat bodyguard itu berdiri diam di tempat. Berpura-pura tak tertarik pada diskusi bisik-bisik dari Porsche dan Pete.
Pol tak mau mengambil resiko untuk membuat Pete marah. Nanti Pete nekat lagi kan. Setelah melompat dari jendela, bisa saja Pete sekarang memanjat tiang Istana, bukan
"Aku memilih untuk hidup normal," bisik Pete kembali.
"Normal macam apa yang kau maksud itu? Akhir-akhir ini kau semakin aneh. Harusnya kau bangga menjadi Calon Permaisuri."
Iya. Memang seharusnya Pete berbahagia, tetapi Pete lebih menyukai kehidupan normalnya. Belum lagi kehidupan ini bukanlah milik dirinya. Tak ada yang tahu jika ia bisa kembali, dan Pete asli kembali pada tubuhnya.
Kan tidak lucu, saat seseorang menjelajah antar universe dalam keadaan lajang. Tahu-tahunya kembali ke dunia sendiri, dan jadi mate orang lain. Apalagi ikatan mate tidak boleh sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist | VegasPete
FantasiDasar sampah! Bagaimana bisa novel ini menjadi begitu busuk? BRAK! Build Jakapan melempar novel berjudul "Keajaiban Cinta Rosella" ke dalam sampah. Ia menemukan jika novel tersebut sangat busuk, dan alurnya juga sangat busuk! Setelah usai menghina...