Dasar sampah!
Bagaimana bisa novel ini menjadi begitu busuk?
BRAK!
Build Jakapan melempar novel berjudul "Keajaiban Cinta Rosella" ke dalam sampah. Ia menemukan jika novel tersebut sangat busuk, dan alurnya juga sangat busuk! Setelah usai menghina...
Pol dan Arm sudah menggantung lentera mereka. Jika hari perayaan besok, mungkin kau akan mendapat keberuntungan jika menemukan lentera kita sendiri dari gelombang penerbangan lentera.
Pete yang awalnya termenung kini menarik bibirnya dengan wajah agak sendu. Meski begitu, ia tak menghancurkan kebahagiaan Rain sekarang. Sehingga ia mengusap kepala anak itu pelan.
"Itu cantik," puji Pete pelan.
TIK!
TIK!
Pete terkejut saat merasakan tetesan air di pipinya. Bukannya Pete sudah menyeka air matanya tadi?
Porsche juga ikut mengangkat kepalanya. "Kita harus masuk, Pete. Sudah hujan."
Ingatlah jika mereka sedang berada di Kerajaan Hujan. Di Kerajaan ini memang seringkali hujan. Para tamu masuk kembali, ditambah lagi sekarang sudah masuk jam makan malam.
Mereka akan menuju ruangan lainnya untuk makan malam.
Yah, seharusnya Pete tak begitu dekat juga dengan Antares. Dengan begini Pete tak perlu berpikir keras untuk menjauh dari ayah dan anak ini. Apalagi dengan Vegas yang sepertinya sedang beraura buruk. Pete juga sedang tak ingin beramah-tamah saat suasana hatinya sendiri tak nyaman.
Aku ingin pelukan dengan Vegas!
Mino sialan ini selalu menggerutu seperti itu jika sedang lelah. Aneh juga wolf satu ini, kenapa dia sangat bergantung pada Vegas. Atau Mino hanya representasi dari diri Pete sendiri, dia yang merindukan Vegas.
"Senang bertemu dengan Khun Rain," ucap Pete sambil mengusap kepala Rain dengan lembut.
Wajah bahagia Rain berubah agak sendu. Hal tersebut membuat Antares menatap Pete dan yang lainnya dengan agak tak nyaman. "Mengapa kita tidak makan malam bersama di meja kami?" tanya Antares yang seperti ingin memperpanjang waktu bahagia anaknya.
Orang-orang Negeri Bintang ini agak berbeda dengan orang-orang di kerajaannya. Mungkin karena mereka tidak mengenal Antares yang sesungguhnya? Entahlah.
Pete menatap Porsche agak serba salah, tapi Porsche lebih khawatir pada hujan yang mulai deras. Sedangkan yang lainnya sudah mulai masuk, begitu juga dengan Tankhun yang sudah rusuh mengajak mereka untuk masuk.
Pete melirik ke sekelilingnya untuk memastikan keberadaan Vegas, tetapi pria itu tak tampak di mana pun. "Kami punya meja kami sendiri," ucap Pete dengan senyum tipisnya.
DASHHH!
Desing hujan membuat Pete agak terkejut. Lebih terkejut lagi saat pria Antares itu mendadak membuka jas miliknya dan menutupi kepala Pete dengan jas itu. Pria itu tersenyum manis sambil menggendong Rain, sedangkan tangannya melindungi kepala putranya.