6. Bom

168 9 0
                                    

Setelah komputer dan laptopnya datang, ia segera mengaktivasikan semua gadgetnya, ada yang dia gunakan khusus untuk menembus dunia bawah, ada yang dia gunakan khusus meretas keamanan data perusahaan ataupun hanya keamanan biodata pribadi orang-orang penting dunia dan negara, dan ada juga yang dia gunakan untuk mengolah data-data lainnya untuk menunjang kehidupan barunya ini.

Sudah 3 jam Alea berkutat dengan komputernya untuk masuk ke situs Mackenzie, namun ia sendiri yang membuat sistem keamanannya seketat ini, mengakibatkan ia sendiri tidak bisa masuk.

"sial, aku yang buat aku juga yang terkunci di luar, aku lupa script rahasia untuk bobol tanpa sidik jari pula, semua data ada di komputerku yang lama"

Alea bisa saja langsung menghampiri markasnya, namun memiliki resiko sangat tinggi mengingat anggota Mackenzie sedang mewaspadai semua orang saat ini, dan juga tenaga dan skillnya belum semahir dulu. Bahkan 20% pun tidak ada.

Alea berpindah komputer, entah saat ini ia ingin sekali mengetahui semua hal tentang papa barunya itu.

Ia memulai membuka satu persatu sistem keamanan yang melindungi data papanya, dengan memasukkan script, kode, dan juga package yang ia miliki dari situs dunia bawah tentunya. Dahulu ia sangat mahir membobol semua sistem pertahanan dan sistem pribadi dalam waktu yang singkat, namun sekarang ia harus menggunakan ingatannya yang sudah tercampur dengan ingatan milik tubuh yang ia gunakan ini.

"Matteo Kalandra" gumamnya saat mengetikkan nama sang papa untuk ia ketahui data pribadinya

"gila, assetnya sangat banyak, pemasukan perharipun sama dengan pemasukkanku perbulan, kaya sekali papaku, nih hoki mama seumur hidup terpakai nih karena mendapatkan papa, dan Alea juga, punya papa kaya, keluarga lengkap, sangat menyayanginya, apapun dituruti, diberi, semua sayang dengannya, sayangnya mati" ucap Alea sambil membaca hasil bobolan data milik ayahnya ini dengan menggelengkan kepalanya takjub

"tunggu tapi Alea inikan anggota polisi, bagian detektif lagi, kenapa gayanya girly sekali ya, apalagi tidak bisa beladiri, anak mami begini jadi detektif"

Alea yang sudah puas menelusuri hal tentang papanya pun menutup situs itu dan kembali membuka situs yang memuat berita tentang dunia bawah

'kini Ervan Ollyxton dijuluki raja mafia muda, setelah menyingkirkan ketua mafia paling ditakuti dari Mackenzie, saat ini semua kelompok mafia berebut ingin bekerja sama dengan Ollyxton'

"bedebah sialan itu sedang mencapai puncak kejayaan rupanya, tunggu aku kembali dan akan kuhabisi Ervan bedebah Ollyxton itu beserta kubu-kubunya" geram Alea meremas buku jarinya kuat. Dendam, emosi, amarah tercampur jadi satu, membuatnya ingin membunuh orang saat ini juga.

"NON ALEA, AYO KELUAR, ADA BOM DI RUMAH INI" teriak salah satu maid dengan paniknya.

Alea yang sedang tersulut emosi yang sudah berada di ujung kepala segera keluar menuju balkonnya, melihat orang-orang mencari bantuan untuk menjinakkan bom tersebut, bahkan ada yang ketakutan dan menangis.

Alea yang geram karena tidak ada yang berani menjinakkan bom itu sendiri, akhirnya lompat dari balkon tersebut dengan lincah menapaki apa yang bisa ditapaki sebelum akhirnya mendarat di rerumputan.

Semua maid dan penjaga di rumah ini berteriak menyuruh majikannya itu menjauh dari bom, namun Alea memeriksa bom tersebut dengan gerakan santai.

"cih hanya bom waktu low explosive" ucap Alea meremehkan bom yang tersisa waktu 2 menit untuk meledak tersebut

"Adriel, kau kan asistenku, kenapa tidak kau saja yang menjinakan" Alea berdiri dengan memegang bom itu dan menghampiri Adriel yang berkeringat ketakutan

"a-aku tidak bisa non" jawab Adriel dengan terbata-bata dan memundurkan tubuhnya menjauhi Alea yang memegang bom

"gimana mau melindungiku, yasudah sini kuajari kau, ambil tang potong cepat" perintah Alea yang langsung membuat Adriel berlari mencari tang potong di tempat alat

Tak lama kemudian ia kembali membawa tang potong dan memberikan ke Alea

"kenapa diberikannya ke aku, kau yang potong kabelnya, ini kau pegang" Alea memberikan bom tersebut ke Adriel, namun Adriel menolaknya

"nanti aku salah memotong kabel meledak semua kita non"

"ya berarti kau yang bunuh kita semua"

"tapi non.."

"tuh liat 40 detik lagi, masih mau negosiasi denganku?"

Adriel dan yang lainnya semakin panik melihat waktu di bom tersebut yang terus berjalan mundur

"a-aku harus bagaimana non?" ucap Adriel yang sudah memberanikan diri menerima bom dari Alea

"potong kabel ini" ucap Alea memerintahkannya dan Adriel memotong kabel itu dengan gemetar, setahu Adriel dan maid yang lain Alea bahkan tidak bisa memegang senjata walaupun ia seorang detektif, apalagi ini bom

Bip

Bom tersebut mati, membuat semua yang melihatnya bernafas lega

"Alhamdulillah non, terimakasih telah menyelamatkan hidupku" ucap salah satu maid yang sudah tua

Alea hanya menatap semua orang datar dan berjalan santai masuk kerumahnya lagi

"aku yang memotong kabel itu" ucap Adriel bangga

"halah kalau tidak ada Non Alea juga kau sembunyi tuh di bawah meja" sahut maid yang lain

"sesekali begitu memujiku bi, aku kan ingin menjadi pahlawan gagah berani"

"boro-boro pahlawan, pangkat bodyguardmu saja sudah diturunkan Non Alea menjadi asisten" jawab maid pribadi Alea yang membuat maid yang lain tertawa

"yang sabar Adriel, lain kali bisa belajar lagi bela dirinya" ucap maid yang dulu mengobati Adriel saat kalah melawan Alea

"jadi benar Non Alea yang menghajar Adriel tempo hari waktu mukanya babak belur?" tanya satu maid yang masih tidak percaya perubahan Alea yang begitu drastis dan diangguki oleh Adriel dan maid yang mengobatinya

"sejak Non Alea pulang dari rumah sakit, Non Alea jadi tegas, dingin, jago bela diri, bahkan tadi dia bisa menjinakkan bom" komentar maid pribadi Alea

"bahkan tadi dia lincah banget loh lompat dari kamarnya ke sini" sahut yang lainnya

"dimana bomnya, bagaimana keadaan anakku" ucap Amora yang baru saja sampai rumah

"sudah nyonya, Non Alea yang menjinakkannya"

"aku yang memotong kabelnya nyonya" sambung Adriel dengan bangga

"A-Alea? Menjinakkan bom? Yang benar saja kau" Amora menatap maidnya tidak percaya

"Nyonya dan tuan tadi tidak melihat sih, Non Alea keren banget lompat dari balkon dan menjinakan bom dengan santai sekali, kami sampai terkagum-kagum" penjelasan maid itu membuat Amora berlari ke kamar Alea untuk mengecek keadaan putrinya, sedangkan Matteo memerintahkan penjaga rumah dan bodyguardnya untuk mencari siapa yang meletakkan bom itu.

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang