50. Kencan?

29 2 0
                                    

"kau berharap aku berkata begitu? Kau kira aku repot-repot membawa Jennifer ke toko ini untuk apa?" ucap Alea mengganti senyumannya menjadi senyuman sinis

"Alea akan kencan nanti malam"

"apa? Kau akan kencan? Berani sekali kau, siapa lelaki yang berani merebutmu dariku?" ucap Lucas geram

"Hei Lucas yang merasa dirinya paling tampan dan tak terkalahkan, aku akan berkencan dengan seorang detektif handal yang merupakan partner kerjaku. Kenapa kau harus marah mendengar aku akan berkencan dengan pria lain, bukannya dulu waktu kau berkencan dengan Megan aku tidak marah?" tangannya yang dipegang oleh Lucas perlahan diremas kuat olehnya membuat yang punya meringis kesakitan

"kenapa? Sakit? Bukankah lebih sakit melihat kekasih sendiri bercumbu dengan wanita lain dengan tidak tahu dirinya?" senyuman Alea semakin terlihat menyeramkan

Lucas dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alea, berbeda dengan Lucas, Alea menikmati setiap tambahan tenaganya meremas kuat tangan milik Lucas

"jadi bagaimana rasanya dibuang? Bukan dengan kekasih lagi melainkan dengan keluarga" senyuman Alea berganti dengan tawa rendahnya yang terdengan semakin menyeramkan

"ka-kau..."

"aku kenapa? Aku tahu masalahmu dengan keluargamu? Keluargamu yang sudah jatuh miskin dan kau dengan kurang ajarnya menjual sertifikat rumahmu yang membuatmu diusir secara tidak hormat dari keluargamu, begitu?"

Jennifer menonton dari sana, menyunggingkan senyumannya, aura seorang pemimpin kelompok mafia terasa kuat disini. Melihat Alea mengintimidasi Lucas membuatnya merasa kegiatan pembunuhan dengan tangannya selama ini tidak ada apa-apanya

Melihat Lucas menatapnya tidak percaya dengan keringat yang sudah membasahi wajahnya ditengah dinginnya AC toko, membuat Alea melepaskan tangan Lucas

"jangan berusaha membodohiku lagi, aku sudah bukan Alea yang dengan bodoh masih mengejar lelaki yang jelas-jelas tidak memiliki harga diri, kau menjijikkan" bisik Alea dengan menekan kata-kata terakhirnya

Seketika merubah raut wajahnya menjadi gadis pada umumnya

"terimakasih sudah mengobrol denganku, tapi maaf aku harus buru-buru, nanti calon kekasihku menunggu jika terlalu lama memilih baju" ucapnya dengan senyuman lembut dan kembali masuk ke toko menghampiri Jennifer yang sudah menemukan gaun putih yang cocok dengannya

"ku kira kau sudah gila" celetuk Jennifer saat memberikan gaun pilihannya

"aku hanya ingin memukulnya dengan kenyataan saja, baiklah aku ingin membeli ini saja, kau tidak membeli?"

"tidak ah"

"ambil saja yang kau mau, aku traktir"

"baiklah kalau kau memaksa"

"dasar kikir, untuk apa gajimu selama jadi wolfwide" gerutunya

"Aku mendengarnya, sahabat"

"kekeyi kali ah"

Alea mengambil beberapa gaun yang menurutnya cocok dan meminta pelayannya untuk membungkusi, Jennifer juga sudah selesai memilih gaun hitam dengan hiasan mewah yang sangat indah, katanya untuk acara besar di dunia bawah yang sebentar lagi pasti akan diadakan. Sudah seperti peramal saja dia

Setelah membayar gaun, mereka beranjak ke arah luar mall untuk menuju parkiran. Waktu yang tersita lumayan banyak hanya untuk memilih gaun dan bercengkrama dengan sang mantan

Alea segera menancapkan gasnya dengan cepat, membelah jalanan dengan kecepatan tinggi. Waktunya sudah tidak banyak lagi, sangat mepet dari waktu yang dijanjikan Elvio untuk menjemputnya. Sekitar 3 jam setengah lagi

"masih lama, Alea"

"tidak, ini sudah mepet waktunya"

Jennifer hanya menghela nafasnya kasar, memang pikiran orang yang akan kencan pertama kali tu berbeda ya

Tak butuh waktu lama, mobil mewah milik Alea sudah terparkir rapi di tempat parkir rumahnya. Mengambil kasar paperbag berisi gaun-gaunnya dan bergegas masuk ke dalam rumahnya

Jennifer yang melihatnya menggelengkan kepalanya. Seperti baru puber memang. Dengan langkah yang jauh lebih santai dari Alea, ia berjalan memasuki rumah itu dengan paperbag di tangannya

Namun, saat masuk ke kamar Alea, wanita itu sudah berada di kamar mandinya. Sangat bersemangat, pikirnya

Ia hanya menunggu Alea dengan melihat-lihat lagi gaun yang tadi ia beli

"gaun ini sangat spesial, dan akan aku gunakan untuk acara spesial juga" ucapnya sambil memperhatikan setiap inci dari gaun tersebut, sangat indah

Ia melihat sekeliling kamar Alea yang sudah berubah dekorasinya ini, ia jadi teringat dengan sahabatnya itu. Bagaimana bisa jiwanya digantikan dengan jiwa pemimpin kelompok mafia terkejam

Memang sih tubuh Alea yang sekarang terlihat lebih segar, lebih cantik, lebih terbentuk, dan lebih indah. Namun kepribadian lembut miliknya sudah hilang, berganti dengan kepribadian dingin dan kejam milik Fayes

"ya mau bagaimana lagi, pasti Alea juga yang mengizinkan jiwa Fayes untuk masuk ke raganya" gumamnya sambil memegang bingkai foto berisikan fotonya dengan Alea dulu sewaktu sekolah

"Reynand sekarang malah kerja dengan musuh Alea, hah kenapa semakin rumit"

"ini juga Alea lama sekali mandinya, ah aku tidur dulu kalau begitu"

Jennifer yang kelelahan akhirnya merebahkan dirinya di kasur empuk milik Alea, dan memejamkan matanya lalu pergi ke alam mimpi. Sepertinya dia punya cukup waktu untuk menamatkan mimpinya sambil menunggu Alea selesai dari mandinya.

Benar saja, satu setengah jam kemudian barulah Alea keluar dari kamar mandinya, dengan segera memasuki walk in closetnya untuk memakai gaun yang baru saja ia beli. Cukup lama juga ia berlagak di depan cerminnya saat sudah menggunakan gaun putih itu, terlihat cocok dan indah ditubuhnya

"Jen, bagaimana... hei, ditinggal sebentar saja sudah tidur kau" gerutunya saat keluar dari walk in closet dengan rambut masih tergulung handuk

"bangunlah Jennifer, kau harus membantuku mengurusi penampilanku"

Dengan malas Jennifer membuka matanya karena guncangan di tubuhnya yang dilakukan oleh Alea

"hoaam, sudah mandinya?"

"kau ditinggal sebentar saja sudah tidur" gumamnya lalu duduk di depan meja riasnya

"sebentarmu itu hampir dua jam?"

"ah, semakin sedikit saja waktuku, ayo cepat bantu aku mengeringkan rambutku" ucap Alea sambil membuka gelungan handuknya dan mencoloki hairdryernya ke stopkontak

Dengan langkah gontai Jennifer menghampiri Alea dan mengambil hairdryer lalu mengeringkan rambut Alea sambil menguap

Alea mulai memoleskan produk make up ke wajahnya dengan tetap terlihat natural. Sebagai calon pemimpin kelompok mafia dulu, ia sudah pernah diberikan kelas kecantikan, kelas pengetahuan umum, dan banyak pelajaran lain. Pemimpin haruslah cerdas dalam segala hal, begitu kata kakeknya.

Jadilah sekarang Alea dengan lihai memoleskan make up ke wajahnya sambil Jennifer mengatur rambutnya

Ia melihat pantulan dirinya dari cermin, "memang Alea ini sangat cantik, ah tapi lebih cantik aku" batinnya

"tapi aku jadi semakin memikirkan perkataan Jennifer, apa mungkin ya Elvio menyukai Alea yang asli, karena kan memang yang dari awal bersama Elvio itu Alea bukan aku" batinnya lagi

"Alea!!"

"kenapa kau mengejutkanku, sih" ucap Alea yang terkesiap karena pekikan dari Jennifer

"kau yang melamun, itu maidmu bilang Elvio sudah menunggumu"

"hah? Cepat sekali, aku bahkan belum siap"

"bercermin dulu, belum siap apanya, kau sudah cantik sekali"

Benar saja, saat ia melihat ke arah cermin rambutnya sudah tergerai indah dengan sedikit curlyan dibagian bawah, juga make up tipis yang tadi ia poles, ditambah gaun putih cantiknya. Ia menyambar slingbag putihnya dan keluar dari kamar tanpa mengucapkan apapun ke Jennifer

"memang bajingan cantik"

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang