36. Prancis

40 5 0
                                    

Weekend kali ini Alea berencana untuk berlatih lagi dengan Adriel, ia sudah siap dengan kaos tanpa lengan hitamnya, juga celana pendek hitam yang memperlihatkan kaki jenjangnya.

Ia menghampiri Adriel yang sedang mengobrol dengan beberapa pengawal keluarga di halaman belakang.

"Non Alea" dan yang lainpun ikut berdiri dan membungkuk memberi salam kepada Alea.

Alea masih setia dengan wajah datarnya, mengabaikan sapaan yang seringkali ia dapatkan

"tembak atau bertarung?" ucap Alea tiba-tiba

"tembak saja non" jawab Adriel dengan senyum sombongnya kepada pengawal yang lain

"baik kita bertarung dengan senjata api" setelahnya Alea meninggalkan Adriel menuju ruangan latihannya

"mampus kau, makanya jangan sombong" ejek salah satu pengawal yang melihat wajah tegang Adriel

Adriel memang selalu suka latihan-latihan bersama nonanya itu, tapi tidak bisa dipungkiri juga ia selalu gemetar dengan semua latihan itu.

"Non Alea masih butuh aku, tenang saja aku tidak akan mati" ucapnya lalu bergegas menyusul Alea ke ruang latihan

Tapi, sesampainya di ruang latihan Alea malah tidak ada

"kau melihat Non Alea?" salah satu maid mengangguk

"Nona Alea sedang menemui tamunya di depan, lelaki tampan yang tempo hari, tadi Nona Alea menitip pesan jika tidak jadi latihan denganmu, dia sepertinya akan ngedate dengan tuan tampan itu" wajah maid memerah membayangkan wajah lelaki tampan katanya itu, sedangkan Adriel menampakkan wajah kecewanya

Sedangkan Alea kini tengah menatap malas lelaki didepannya yang sudah berpakaian rapi dan wangi ini. Ia sudah gatal ingin bertarung dengan Adriel, namun tiba-tiba dia datang dengan alasan ingin mengajaknya jalan-jalan keluar.

"ayolah Al, kita kan mau pendekatan" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya

"aku mau berlatih bertarung, Elvio"

"nanti kau bisa berlatih denganku atau ditambah dengan pasukanku jikau kau mau, tapi kumohon hari ini kita berjalan-jalan dulu" Alea memperhatikan wajah semangat dari partner detektifnya ini, memang kalau diingat Elvio akan menunjukkan sikap tidak datarnya hanya kepada Alea saja, selebihnya ekspresi dan tatapannya sama saja dengan Alea, datar.

"mau kemana memang?"

"kita ke mall? Menonton film? Atau kita bermain..."

"membosankan" tukas Alea dan ingin menutup pintu rumahnya namun ditahan oleh Elvio

"baiklah kemanapun kau mau aku akan menurutinya"

Setelah berpikir beberapa waktu, ide brilian muncul di otaknya, ia buka pintu rumahnya kembali

"aku akan berganti baju, dan hari ini kau harus mengikuti kemanapun dan apapun yang aku ingin lakukan?" Elvio menunjukkan ekspresi sumringahnya dengan anggukan semangatnya

"ya, aku akan menemanimu kemanapun"

Alea meninggalkan Elvio ke kamarnya untuk berganti baju, ia sudah ingin melakukan rencana ini sejak lama, tapi tidak seru jika melakukannya sendirian

Beberapa bulan ini Alea sudah berusaha menjebol situs-situs dunia bawah untuk menembus situs Mackenzie yang dulu ia rancang kuat. Kali ini ia akan bertemu dengan seseorang untuk bersenang-senang, dengan membawa Elvio di dalamnya. Sudah seringkali Elvio meyakinkan dirinya bahwa ia akan sepenuhnya mendukung identitas asli Alea sebagai pemimpin kelompok mafia.

"sudah?" Alea keluar dengan hoodie hitam, celana jeans hitam, sneakers hitam, topi, kacamata hitam, dan maskernya.

"mau kemana kita?" tanya Elvio lagi

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang