46. Ya, dia Fayes

41 3 0
                                    

Bugh..

Bugh..

Dugh..

Dugh..

Krakk..

Tumbang semua

Jennifer dan Elvio berhasil menghajar semua penjaga ruang eksekusi Mackenzie. Tentu dengan gerakan yang cukup hening. Ia tidak mau anggota inti bahkan Malvo dan Daren mengetahui kedatangannya.

Jennifer segera berjalan masuk ke ruang eksekusi dengan menggunakan kunci yang sudah ia ambil dari penjaga disana. Tak lupa ia mengambil slayer milik salah satu penjaga dan memakainya, diikuti dengan Elvio.

"itu Alea" Jennifer yang sudah berjalan lebih dulu menemukan Alea yang sudah terbaring tak sadarkan diri dengan tangan dan kaki yang terikat dan wajah penuh darah

"kalau saja Malvo dan Daren tau jika ini adalah Fayes, bisa nangis darah mereka menyaksikan Fayes mati untuk kedua kalinya karena ulah mereka sendiri" geramnya sambil membantu Elvio melepaskan ikatan ditubuh Alea.

Setelah itu Elvio menggendong Alea keluar dari ruang eksekusi tersebut.

"hei, mau dibawa kemana?" salah seorang penjaga yang sepertinya tidak berjaga disana mengejutkan kedua orang ini

"ini kami diperintah Tuan Malvo untuk memindahkan ke penjara bawah tanah"

Penjaga itu hanya mengangguk dan meninggalkan mereka begitu saja, pasalnya mereka memakai slayer Mackenzie, jadi tidak dicurigakan. Tidak tahu saja dia, penjaga lainnya sudah dihajar habis-habisan di luar sana.

Dengan cepat Jennifer dan Elvio membawa Alea masuk ke mobilnya, dan membawa Alea pergi dari markas itu.

Elvio yang memangku kepala Alea di kursi penumpang dan Jennifer yang tetap mengendarai mobilnya. Nampak wajah khawatir Elvio sambil menyeka darah yang terus mengalir dari pelipis dan hidung Alea.

Jennifer semakin brutal membelah jalanan, mengabaikan makian pengendara lain. Yang ia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya ia harus sampai rumah sakit secepatnya.

"lebih cepat Jen" ucap Elvio tidak sabar, jantungnya berdetak lebih kencang sekarang

Jennifer semakin menambah kecepatan mobilnya. Sudah tidak peduli rambu lalu lintas, tidak memberi celah kendaraan lain untuk membalapnya.

Sampailah mereka di rumah sakit yang paling dekat. Buru-buru Elvio menggendong Alea keluar dari mobil dan meletakkannya di brankar yang sudah disediakan didepan jalur UGD.

--

Suasana di Mackenzie terlihat semakin kacau karena hilangnya sanderaan mereka, Alea. Ervan sudah mengamuk sedari tadi, semakin mengamuk karena mendengar perkataan salah satu penjaga yang berkata jika Alea dibawa oleh 2 orang memakai slayer Mackenzie.

Pasukan Mackenzie terpaksa memukul mundur Ollyxton untuk keluar dari markas mereka agar tidak semakin banyak kerusakan yang disebabkan mereka. Daren dan Malvo juga berjanji akan mengembalikan Alea jika mereka yang menemukan terlebih dahulu.

"aku yakin dia Fayes" dengan pakaian dan penampilan yang berantakan Daren menghisap cerutunya di halaman belakang hanya ditemani Malvo yang juga tidak jauh berbeda penampilannya saat ini

Mereka merasa frustasi, dari yang mereka lihat dari cctv yang menculik Alea adalah Wolfwide dan satu lelaki yang diajaknya pergi ke Annecy.

Cctv tidak disabotase, membuat Daren dan Malvo menangkap maksud Wolfwide yang menyiratkan satu hal

Mereka baru mengecek ruang percakapan khusus antara Hector, Fayes, Daren, dan Malvo. Disitu terlihat jelas bahwa nama Marazie mengadakan pertemuan dengan ketua Loridz untuk mengadakan perjanjian penyabotasean kerjasama antara Loridz dan Ollyxton.

Disitu juga diselipkan foto Alea dan lelaki yang menculiknya tadi, mungkin bermaksud menunjukkan pada Malvo dan Daren. Namun sialnya mereka baru saja membukanya setelah Ollyxton keluar dari markas mereka.

"iya, aku juga percaya wanita itu adalah Fayes" Malvo kembali menghisap dalam cerutunya dan membuang asapnya panjang, menandakan kefrustasian yang sangat dalam

"kita sudah menyiksa Fayes" gumam Malvo lagi

"tapi Fayes wanita yang kuat, tidak mungkin dia merasa tersiksa hanya dengan beberapa pukulan..."

"dan tendangan di wajah dan dadanya?" sambung Malvo geram

Ia kesal dengan Daren terutama dirinya. Harusnya mereka bisa dengan mudah mengenali pemimpin mereka, bukannya disiksa seperti tadi.

"tubuh yang digunakannya sekarang bukanlah sekuat tubuh aslinya" ucap Daren menundukkan kepalanya sambil menghembuskan asap cerutunya ke bawah

Tapi itu bukanlah murni kesalahan mereka, mereka hanya tidak ingin mempercayai sembarang orang, kan?

"kita cari ke kantornya?"

"kau sama saja menyerahkan diri, bodoh"

"kalau begitu kita cari Wolfwide"

"dia wanita bebas, sulit mencarinya, kalaupun ketemu memangnya dia mau menyerahkan kembali Fayes pada kita, tubuh yang digunakan Fayes sekarang adalah tubuh sahabatnya"

Daren tampak memikirkan sesuatu yang tiada ujungnya, otak cerdasnya seakan buntu ia tidak memiliki ide apapun

"kita harus menunggu Fayes kembali sendiri kepada kita?"

Malvo mengangguk, "mau tidak mau kita harus menunggu Fayes pulih"

"baik, aku akan memata-matainya saja, jika sudah pulih langsung aku bawa dia kembali ke Mackenzie"

Malvo tidak menjawab, ia lebih pasrah dengan keadaan sekarang. Lebih baik ia bertarung dengan Fayes saja dibanding harus menyerang Fayes tanpa perlawanan darinya seperti tadi.

"ah mengenai lelaki itu..." Malvo menengok ke arah Daren yang menggantungkan perkataannya, menunggu lelaki itu melanjutkannya

"dia ternyata kekasih Fayes, bukan Ervan"

Mereka tahu itu dengan jelas dari cerita Hector. Setelah membaca percakapan di situs itu, mereka segera menghubungi Hector menanyakan apa saja yang dilakukan Fayes disana.

Dan kabar Fayes diteriaki kekasihnya di loby club sangat cepat sampai ke telinga Hector. Tentu saja itu membuatnya menceritakan pada Malvo dan Daren dengan semangat.

"sejak kapan anak itu bisa berperasaan" Malvo tertawa hambar, mengingat bagaimana Fayes menjalani hidupnya tidak berperasaan pada orang lain

"ya, kita melewati masa itu, harusnya kita ada disampingnya untuk mengejeknya, kan?"

Selain partner, Malvo dan Daren malah lebih menganggap Fayes sebagai adik mereka. Adik yang terlampau kuat dan tak terkalahkan. Mampu menyelesaikan semua permasalahan sendiri, memperkuat dan memperluas kekuasaan dengan caranya sendiri tanpa memikirkan keuntungan dan kerugian dari pihak lain.

Selain uang dan Mackenzie, tidak ada yang ingin ia lindungi. Semua serasa ingin dia hancurkan. Dan kini, dia sudah bisa merasakan menjadi remaja pada umumnya, berperasaan, bahkan bisa jatuh cinta.

Malvo diam diam menyunggingkan senyum harunya, ia tidak menyangka wanita yang dulu sangat membenci orang lain diluar Mackenzie, kini bisa membuka hatinya untuk orang lain?

"aku tidak sabar ingin melihat kekejamannya lagi dalam memimpin Mackenzie"

"diam diam dia pasti memiliki banyak rencana"

"ya seperti biasa, Fayes licik yang memanfaatkan situasi apapun untuk kekuasaan Mackenzie"

"omong-omong kekasihnya itu selalu dibanting tidak ya dengan dia" tiba-tiba pikiran gila Daren muncul, ia tersenyum geli membayangkan seberapa tersiksanya kekasih Fayes itu.

Malvo yang mendengar tertawa ikut membayangkan dimana Fayes pasti akan menyiksa fisik dan psikisnya.

"kita harus memata-matainya"

"ya, bergantian ya"

"deal"

"Alden, cari keberadaan wanita itu sekarang di seluruh rumah sakit" perintah Daren melalui earpiece nya

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang