3. Kehidupan Baru

236 7 0
                                    

Fayes Luvena, remaja berumur 13 tahun yang melihat dengan mata kepalanya sendiri pembunuhan kedua orangtuanya dirumah sederhananya ini.

"ibuu, ayaahh... kalian kenapa bunuh ibu sama ayah? Fayes sama siapa nanti" seorang remaja kecil ini menangis tersedu di hadapan jasad ibu dan ayahnya yang berlumurah darah. Namun salah satu pembunuh tersebut menggendong Fayes dan membawanya ke mobil mereka, mengabaikan teriakan teriakan anak kecil itu yang meneriaki ibu dan ayahnya

"ibu dan ayahmu sudah mati, kau akan kami jual kepada ketua mafia kelompok lain"

"gamau, Fayes takut, mafia kan jahat, kaya kalian"

"diam atau akan kubunuh juga kau seperti orangtuamu" ancaman yang membuat Fayes kecil membungkam mulutnya dan menangis dalam diam.

Sesampainya di suatu apartment, Fayes digendong oleh orang tadi masuk ke salah satu apartment dan masuk ke ruang rahasia.

"Aldrich Mackenzie, ini adalah anak yang kau minta?"

Lelaki tua yang disebut sebagai Aldrich Mackenzie itu mengamati anak yang ada digendongan Dion Ollyxton ini dengan saksama, entah mengapa, hati Aldrich sangat menginginkan anak itu untuk dia urus layaknya anak kandungnya sendiri.

"mau dijual berapa anak ini?" ucap Aldrich to the point

"25 milyar dollar"

"deal, aku ambil, letak anak itu di sofa"

Setelah Dion menerima notifikasi bahwa uang 25 milyarnya sudah masuk, dengan senang hati ia letakkan anak itu di sofa

"Fayes Mackenzie, nama itu akan selalu kamu sandang seumur hidupmu nak, dengan ini aku siap melepaskan jabatanku sebagai ketua Mackenzie" ucap Aldrich sambil mengusap rambut anak itu.

Sejak saat itu, Aldrich selalu mendidik keras anak angkatnya untuk bela diri, meretas segala situs, merakit dan menjinakkan bom, serta merakit dan menggunakan senjata api, ditemani dengan 2 anak buahnya yang berumur 8 tahun lebih tua dari Fayes, yaitu Malvo dan Daren.

Aldrich selalu mendoktrin Fayes agar suatu saat ia akan dijadikan ketua kelompok mafia Mackenzie yang tak terkalahkan.

Sampai pada usia Fayes 16 tahun, Aldrich meninggal dan menyerahkan jabatan ketua Mackenzie kepadanya. Namun ia menangguhkannya, hingga usianya 18 tahun dan ia siap menyandang gelar barunya itu. Hari demi hari Fayes jalani dengan meretas dan menjual database perusahaan penting kepada perusahaan lawan clientnya, memperjual belikan senjata api, dan juga memperjual belikan bom rakitan, yang membuatnya menjadi ketua mafia terkaya dikalangan dunia bawah.

Sampai akhirnya ia mengetahui jika Ollyxtonlah yang membunuh ayah dan ibunya, ia murka dan bersumpah akan memusnahkan Ollyxton.

--

Alea yang berada dikamarnya mulai mengerti mengenai Alea. Perlahan ia mulai mengerti bagaimana ia harus bersikap di depan kedua orangtuanya.

"Alea, ayo keruang makan, sudah waktunya makan malam"

"iya ma"

Tak lama Alea turun ke ruang makan, di ruang makan sudah ada Mama dan Papanya yang menyambutnya dengan penuh senyuman. Alea membalasnya dengan senyum kaku, wajar saja sudah 9 tahun ia tidak pernah lagi tersenyum tulus.

"ma, umurku sekarang berapa? 23 tahun kan?"

Mama yang mendengar pertanyaan itu tersenyum dan menggeleng, "kamu masih 18 tahun nak, tepat tanggal 12 April kemarin"

"12 April, sama dengan hari lahirku dong" batin Alea

"ah maaf ma, sepertinya ingatanku belum sepenuhnya pulih"

"tidak apa sayang jangan dipaksa"

"jadi, aku detektif pemula dong?"

"kau baru dilantik menjadi detektif 7 bulan lalu, dan 2 bulan lalu kau mengalami insiden yang membuat kau berakhir seperti ini"

"insiden? Apa?"

Amora menatap Matteo, mengisyaratkan agar suaminya dapat menceritakannya

"ini salah papa yang terlalu berambisi ingin kau menjadi detektif, papa mendaftarkanmu sekolah detektif dan langsung mendaftarkanmu menjadi detektif, entah karena tesmu, kau mendapatkan tugas lapangan, yang mengakibatkan kau terkena tembakan saat menyelidiki pelaku di misi pertamamu" jelas Matteo dengan penuh penyesalan

Alea menggeleng keras, "tidak pa, mulai sekarang aku bisa jadi detektif handal seperti cita-cita papa" entah kenapa melihat Matteo seperti itu ia teringat Aldrich, papa angkatnya yang menginginkan dia menjadi ketua Mackenzie.

"jadi kau mau kembali menjadi agen detektif itu lagi, nak?" tanya Amora dengan wajah gusar dan dibalas anggukan oleh Alea

"mungkin minggu depan ma, sampai aku benar-benar pulih" jawab Alea yakin

Mau tidak mau Amora mengizinkan keinginan anaknya tersebut, meskipun ia masih memiliki trauma kepada Alea mengingat ia hampir kehilangan anak semata wayangnya itu.

"ah satu lagi pa, ma, apa boleh aku minta suasana kamarku diubah? Aku sedikit bosan dengan aksen girly berwarna biru muda"

"apapun Al, kau bisa request bagaimanapun kamar yang kau inginkan ke Adriel"

"siapa Adriel?"

"dia bodyguardmu, dia yang selalu mengawalmu dimanapun kau berada kecuali di tempatmu bekerja"

"dimana dia?"

"di selalu ada di taman belakang" mendengar itu Alea mengangguk

Dan keesokan harinya dengan semangat ia mencari lelaki yang bernama Adriel itu, ia merencanakan sesuatu

Namun saat ia sampai di taman belakang, ia terkagum dengan halaman rumah ini, yang ternyata seluas ini

"cukup kaya juga aku, tidak perlu bekerja keras jual data untuk membangun Mackenzie" gumamnya sambil matanya terus mengamati halam belakang rumahnya saat ini

"Alea?"

Mendengar namanya dipanggil, ia langsung menoleh kesumber suara dan memicingkan matanya, menandakan ia tidak mengenali orang ini

"ah maaf aku dengar kau mengalami lupa ingatan ya, aku Adriel, kau biasa memanggilku Kak Adriel"

"ah jadi kau bodyguardku?" mendengar jawaban Alea, Adriel agak terkejut. Karena setaunya Alea merupakan gadis yang lemah lembut, takut akan banyak hal, dan tidak pernah setegas ini bahkan dengannya ia sering sungkan.

"kenapa mukamu begitu?"

"ah tidak kok Le"

"la le la le, kau kira aku lele, panggil aku dengan benar, kau hanya bodyguardku" ucap Alea sinis

"n-non Alea?"

"not bad" ucapnya sambil berjalan menuju kolam berenang

"karena aku tidak butuh bodyguard, mulai sekarang kau adalah asistenku"

Adriel yang tidak terima Alea menurunkan pangkatnya pun menghentikan langkahnya

"kenapa? Kau tidak suka? Kalau kau tidak suka, kau boleh mengajukan surat pengunduran dirimu ke papa"

"kalau aku mengundurkan diri, siapa yang akan melindungimu?"

"aku tidak butuh dilindungi" ucap Alea sambil menatap Adriel datar

"non dengan lelaki bertattopun takut, bagaimana mungkin bisa melawan jika pihak pelaku yang kasusnya non usut balas dendam, non kan lem..."

Dugh

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang