48. Tidak romantis

47 2 0
                                    

"jadi bagaimana kabar Alea?"

Elvio menoleh ke arah suara wanita yang sudah duduk di sampingnya saat itu

Tatapannya beralih ke dua kopi yang dibawa oleh wanita tersebut dihadapannya

"sudah pulang dari rumah sakit, mungkin dalam waktu dekat akan masuk kerja" jawabnya seadanya

Bukannya senang mendengar kabar itu, wanita tersebut malah justru melunturkan senyumannya

"begitu, ya"

Elvio hanya diam fokus menatap ponselnya yang sedang membaca informasi-informasi di dunia bawah melalui situs yang ia pelajari dengan mengintip Alea diam-diam

"ah, ini aku bawakan kopi kesukaanmu, kau dulu sangat suka memesan ini jika sedang duduk bersamaku, kan"

Ia hanya meliriknya tidak minat dan melanjutkan kegiatan dengan ponselnya, melihat itu wanita tersebut mendecak kesal dan memeluk lengan Elvio manja

"kau sedang apa? Kenapa mengabaikanku?" ucapnya dengan nada kesal yang manja

"menjauhlah, Naomi, aku sedang sibuk" jawab Elvio datar

"tidak, aku tidak akan menjauh. Aku rindu kau mendekatiku seperti dulu, aku rindu kau mengejarku, kau mengucapkan kata-kata lembut untukku, kau memperhatikanku, dan kau membawakan bingkisan-bingkisan kecil untukku" ucap Naomi semakin mengeratkan pelukannya di lengan Elvio membuat lelaki itu semakin risih

"simpan saja itu semua untuk ingatanmu saja, karena aku tidak mungkin melakukan semua itu lagi"

"karena Alea?" Elvio menatap Naomi membuat ekspresi Naomi berubah menjadi senyum kembali

"iya, aku menyukainya, bahkan mencintainya, jadi tolong menjauhlah"

"tidak boleh, kau hanya boleh denganku saja" semakin geram Naomi malah memeluk Elvio dari samping

"oho, sepertinya ini bukan tempat para anggota kepolisian untuk bermesraan bung, pilihlah tempat yang agak jauh dari kantor, menjijikkan"

Elvio terkesiap mendengar suara itu, dengan cepat ia lepaskan pelukan Naomi membuat Naomi menatapnya kesal

"kau menganggu saja kita sedang bermesraan disini"

"tidak, Alea kau salah paham, dia yang mem..."

"aku tidak peduli juga, lanjutkanlah" Alea berlalu dan mengambil tempat duduk di depan Elvio

Ingin sekali Elvio sekarang menghampiri Alea, namun pelukan Naomi sangat kuat, jika ia memberontak pastilah membuat kegaduhan disini

Jadilah dia hanya bisa menatap gerak gerik Alea dari tempatnya sekarang. Namun, tak lama datanglah seorang dengan menggunakan slayer dan topi serta masker yang menutup wajahnya

"Malvo" pekik Alea tertahan dan dengan cepat memeluk lelaki itu erat, sepertinya rindu Alea sudah tidak bisa terbendung lagi, apalagi ini Malvo sudah sepenuhnya yakin kalau dirinya adalah Fayes

"kau bajingan kecil lama juga dirawatnya, padahal hanya pukulan dan tendangan kecil" ejeknya tak tahu diri, padahal karenanya juga wanita ini harus dirawat dan ditahan di rumah sakit

Disisi lain Elvio sudah mengepalkan tangannya, bisa-bisanya Alea memeluk lelaki lain apalagi dihadapannya. Dan sekarang dia berbincang dengan bahagia, ia tidak bisa menahannya lagi

Dengan kasar Elvio melepaskan tangan Naomi

"kenapa? Kau..."

"diam jalang" umpatnya marah

Naomi yang ingin protes langsung mengatupkan mulutnya, ia tidak pernah melihat Elvio berkata dan bersikap semenakutkan ini

dengan cepat Elvio menghampiri meja Alea dan duduk tepat disamping wanita itu. Alea hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan obrolannya pada lelaki didepannya

"kau tampan, kenapa selalu pakai masker, sih" ucap Alea kesal lalu mengulurkan tangannya untuk melepas masker yang dikenakan Malvo

Melihat itu dengan jelas, tentu saja Elvio semakin ingin mengamuk saja

"kau sudah pandai menggoda rupanya, atau karena ajaran pacarmu ini?" seketika raut wajah Elvio langsung berubah memerah, mendengar lelaki didepannya menyebut dirinya sebagai pacar Alea

Emosi Elvio hilang begitu saja, berganti dengan senyum malu-malunya

"hei lihat dia memerah, sepertinya kau yang dominan disini" ucap Malvo lagi kepada Alea

"diamlah keparat, kau jangan menyebarkan berita yang tidak-tidak, dia bukan pacarku, kau lihat tadi dia peluk-pelukan dengan seorang intel" kesal Alea

"tidak, dia saja yang memelukku" sanggah Elvio dengan cepat

"tapi kau membiarkan dan menikmatinya" sungut Alea dengan lebih kesal mengingat Elvio menikmati pelukan dari Naomi

"tidak, kau kan yang malah memeluk lelaki ini duluan"

"hei hei kau sepertinya salah paham, aku Malvo, part... ah salah satu kakak dari Fayes" lerai Malvo yang sudah kesal melihat perdebatan dua remaja didepannya ini

"Mal-vo?" tunggu, sepertinya Elvio tidak asing dengan nama ini

Ia baru ingat, Malvo adalah partner Alea di kelompok mafia itu, dan satu lagi bernama Daren. Ia mengetahuinya dari situs yang ia baca

"kau Mackenzie?" cicitnya sampai hampir tidak terdengar

Malvo yang mendengar itu melirik ke arah Alea dan Alea menganggukinya. Setelah itu Elvio mengeluarkan slayer dari saku celananya

"kau?" Alea merebut paksa slayer yang seharusnya milik anggota yang bukan inti Mackenzie

"aku mencurinya dari salah satu penjaga saat ingin menyelamatkanmu, Jennifer yang menyuruh"

"ah jadi aku ketahuan berbohong ya, baiklah aku partner Fayes, dan ada satu lagi bernama Daren, kini ia sedang sibuk" Elvio mengangguk-angguki perkataan Malvo

"kau ikut menyelamatkanku? Berarti kau ikut masuk ke markas Mackenzie? Kau tau itu bahaya sekali Elvio, kau ini"

Hei, Malvo mengerutkan keningnya. Ini sungguh Fayes? Ia mengomeli seseorang karena bahaya? Bukankah selama ini disampingnyalah bahaya tercipta? Dan sejak kapan seorang Fayes mengkhawatirkan keselamatan seseorang yang bukan Mackenzie?

Banyak pertanyaan di benak Malvo melihat Alea mengomeli Elvio sedari tadi, sesaat sebelumnya ia berkata bahwa lelaki ini bukanlah pacarnya, tapi sekarang ia mengomelinya seakan kekasih yang takut sang kekasihnya terluka

Dan Elvio hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa, memang ia dan Jennifer sepakat membohongi Alea pasal penyelamatannya dari ruang eksekusi Mackenzie

"maafkan aku, aku hanya..."

"kau hebat" gumam Malvo yang ditujukan kepada Elvio

"hebat darimana? Kau dan Daren sedang kalap kemarin, dan banyak penjaga disana juga itu berdekatan dengan markas yang penuh dengan anggota inti Mackenzie, jika Elvio terkena serangan kalian bagaimana?" Alea menatap marah kepada dua lelaki itu membuat Elvio menatap meminta pertolongan Malvo sedangkan Malvo menyunggingkan senyumnya

"lihat, kau hebat, bisa membuat pemimpin Mackenzie mengamuk mengkhawatirkan keselamatanmu, bahkan repot repot mengucapkan kalimat yang panjang dari ucapan dinginnya selama ini"

Alea yang menyadari sesuatu langsung bungkam. Benar juga kenapa ia harus repot repot mengkhawatirkan seorang detektif handal

"kau sudah berhasil mangambil hatinya bung" ucap Malvo lagi membuat Elvio tersenyum malu

Dalam hatinya sangat berbunga mendengar perkataan Malvo yang artinya Alea secara tidak langsung sudah membalas perasaannya

"ka-kau membalas perasaanku?"

"apa? Aku..."

"sudahlah, Fay, akui saja, atau harus aku tutup telingaku?" ucap Malvo yang dengan segera menutup kedua telinganya dan tersenyum meledek

Tuk

Terlemparlah sebuah sendok ke arah kening Malvo oleh Alea

"kau masih cepat, Fayes" ucapnya sambil memegangi keningnya

"jadi bagaimana? Kau menerima cintaku?"

"kau tidak romantis sekali, masa menembakku disini"

"baiklah aku jemput nanti malam"

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang