59. Kilas balik

19 2 0
                                    

Pagi ini kantor kepolisan Manhattan sedang disibukkan dengan persiapan latihan gabungan. Semua anggota mempersiapkan tempat, arena latihan, dan senjata api. Semua kantor kepolisian diseluruh Newyork akan berlatih disini esok hari.

"Detektif Alea, bagaimana senjata api semua aman?"

"aman komandan, peluru sudah disiapkan juga"

Alea dan Aksa mendapat tugas menyiapkan senjata api untuk latihan menembak. Elvio dan Naomi mendapat tugas menyiapkan arena latihan bela diri. Edgar dan Marvin mendapat tugas menyiapkan perlengkapan bela diri. Dan sisanya membersihkan dan mengatur kantor agar lebih leluasa.

"Alea, coba kau cek tempat menembaknya apa sudah steril, aku ingin memindahkan semua senjata ini dulu"

"baik" Alea beranjak ke lapangan belakang, lapangan tempat latihan menembak

Nampak semua anggota sibuk mondar mandir mengerjakan tugasnya masing-masing. Memang kabar latihan gabungan baru disampaikan semalam, membuat mereka harus menyiapkannya pagi ini.

"kau memang tidak pernah jujur tentang perasaanmu kepadaku, kan"

"kau salah paham dengan perlakuanku dulu"

"tidak, kau menyukaiku dan aku juga, kenapa kau malah menjadikan wanita lemah itu menjadi kekasihmu?"

Langkah Alea terhenti saat mendengar suara Elvio dan Naomi, ia menajamkan pendengarannya

"Alea bukan wanita lemah, dia lebih darimu, dia..."

"apa? Apa kelebihan dia dibanding aku?"

"kelebihan? Jelas dia jauh lebih baik darimu dalam segala hal, lebihnya dia tidak munafik"

"kau...umm"

Brak

"Alea, ini tidak seperti yang kau lihat" Elvio melepaskan ciumannya dengan Naomi dan menghampiri Alea yang berdiri menatap mereka dengan pandangan dinginnya

Naomi yang melihat Alea tersenyum miring, ia sangat puas saat Alea melihatnya berciuman dengan Elvio, kekasihnya.

"Elvio pernah bilang, ia selalu menunggu waktu yang tepat untuk memberikan ciuman pertamanya" ucapnya dengan bangga

"bukan..."

"dan kau bangga atas prestasimu itu?" Alea memotong pembicaraan Elvio sambil menatap Naomi dengan tatapan datarnya

"ya, aku sangat bangga, Elvio mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan"

Alea mendekat ke arah Naomi dengan langkah yang pelan dan menatap tajam ke arahnya, ia menganggukkan kepalanya dua kali

"ya, memang benar, Elvio mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan, jadi bagaimana rasanya?"

Naomi menatap Alea tidak percaya, wanita lemah yang selama ini ia kenal bisa mengintimidasi begini?

"ra-rasanya.. y-ya tentu saja manis"

"rasa jadi runner up manis rupanya" Alea kembali mengangguk

Ia sudah menghentikan langkahnya tepat di depan Naomi, hanya berjarak 30 cm mungkin

"ru-runner up?"

"kau pikir selama aku berpacaran dengannya, kami hanya berangkat dan pulang bersama saja?" kini Alealah yang mengukir senyum miringnya

"mak-sudnya?"

"ku pikir kau adalah intel yang pintar, ternyata kau tidak bisa mengartikan ucapanku ya" ucapan dan kekehan mengejek dari mulut Alea berhasil memancing emosinya

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang