42. Rencana berhasil!

33 3 0
                                    

Alea segera menghampiri Hazel, mengelus punggungnya untuk menenangkannya.

"maaf tante, gara-gara aku Viona sampai mengatakan kata-kata menjijikkan itu" ucap Alea yang berusaha menenangkan Hazel, tapi mendengar perkataan Alea emosi Hazel terhadap Viona semakin memuncak

Sedangkan Avrio diam di tempatnya, tidak berkutik karena ia juga tidak menyukai wanita bermulut kasar.

"kau..." napas Hazel semakin memburu sampai dadanya naik turun karena emosinya

"ma-maafkan saya tante" ucap Viona sambil menunduk

"lebih baik tante duduk dulu ya, ini minum dulu, tenangkan diri tante ya, aku tidak mau pertemuan pertama kita, aku melihat tante jatuh sakit" seperti wanita lembut yang sangat perhatian dengan ibu mertuanya, Alea memberikan segelas air minum kepada Hazel.

Eliza yang melihat Alea memperlakukan mamanya sedemikian rupa, semakin menyukai pribadi Alea.

Sampai Hazel bisa menenangkan dirinya, Alea kembali ke tempat duduknya. Tak lupa memberikan tatapan kemenangannya pada Viona.

"Om Avrio masih akan melanjutkan perjodohan ini kan" tanpa malu Viona masih tetap mempertanyakan hal ini dengan tidak melihat situasi dan kondisi

"astaga Nona Viona yang terhormat, tidak bisakah kau menghargai pacar kakakku itu?" ucap Eliza yang ikut geram dengan sikap tidak tahu malu dari Viona

"sudahlah Eliza, jika Elvio menikahi Viona, maka perusahaan papa yang hampir bangkrut bisa diselamatkan dengan perusahaan milik keluarga Viona" jawab Avrio santai.

Elvio menatap papanya tidak percaya, seberubah inikah papanya, sampai mengorbankan perasaannya demi perusahaannya?

"memangnya kerjasama Winata Group dengan Kalandra Group sudah tidak berlaku om sampai harus bergantung dengan Ats Group?" perkataan Alea sukses membuat Avrio dan Elvio terkejut.

Sejak kapan Alea tahu jika perusahaan keluarganya bernama Winata Group dan perusahaan keluarga Viona bernama Ats Group?

"ka-kau tau Kalandra Group?"

"Kalandra adalah nama belakang Alea, pa" kini Elvio yang menjawab

Jawaban Elvio semakin membuat Avrio membulatkan matanya. Kalandra Group lah yang membuat perusahaannya diambang kebangkrutan seperti sekarang ini. Hampir satu tahun yang lalu Kalandra Group dan Winata Group menjalin kerjasama dengan sangat baik, hingga proyek bangunan yang dibuat kedua perusahaan tersebut dan ditanggung jawabi oleh Winata Group disabotase, uang kerjasama mereka yang terbilang sangat besar diselundupi oleh pihak Winata Groups. Pelaku sabotasenya bahkan belum ditemukan sampai sekarang. Matteo tidak mau tahu menahu, ia segera memutus kontrak kerjasama dan meminta ganti rugi sebanyak 80%. Dan perusahaan besar lainnya yang bekerjasama dengan Winata dan bernotabene adalah partner Kalandra ikut memutus kontrak kerjasamanya.

Tentu Alea sudah mencari tahu tentang ini tadi sebelum ia berangkat untuk makan malam disini.

"ka-kau putri tunggal pemilik Kalandra Group?" ucap Avrio terbata-bata dan Alea menganggukinya dengan senyuman

"benar, Papaku lah yang mengajariku tadi tentang tidak bolehnya merusak hubungan keluarga seseorang" jawab Alea dengan sopan

"kau sudah berapa lama berpacaran dengan anakku?" tanya Avrio dengan nada yang berubah melembut, tentu membuat Viona menatap tidak percaya

"belum satu tahun" jawab Alea masih dengan nada sopannya

"Elvio, kau seharusnya mengenalkan kekasihmu ini dari awal sejak kalian berpacaran, kenapa baru mengenalkannya sekarang?" Viona semakin merasa tidak terima dengan perlakuan Avrio yang sudah menghangat kepada Alea

Elvio hanya tersenyum canggung, bingung menanggapi apa perkataan papanya. Namun saat ia melirik ke arah Alea, wanita itu tersenyum penuh arti

"ah iya, om, tante..."

"panggil saja kami papa dan mama, kita kan akan menjadi mertuamu nanti" sela Avrio membuat Eliza tersenyum mengejek kepada Viona dan Hazel tersenyum penuh harap kepada Alea

"iya, kau boleh memanggilku mama" sambung Hazel dengan semangat

"baik ma, pa, sebenarnya aku sudah menyiapkan hadiah khusus untuk kalian"

Alea mengambil paperbag yang sedari tadi diletakkannya di samping kursi tempatnya makan. Lalu memberikannya kepada Avrio. Hazel dan Eliza mendekat ke arah Avrio untuk ikut melihat hadiah yang diberikan Alea kepada mereka.

"disitu ada hadiah untuk papa, mama, dan Eliza" ucap Alea lagi

Avrio mulai membuka kotak beludru pertamanya, berisikan kalung permata yang terbuat dari pink diamond. Kotak keduanya berisikan bongkahan permata Jadeite dengan warna hijau cantiknya berbentuk logo Winata Groups. Dan gelang yang terbuat dari batu mulia Emerald.

Hazel yang mengetahui segala jenis batu permatapun membolakan matanya melihat ketiga kotak yang diberikan oleh Alea

"permata Jadeite dengan logo Winata Group sengaja aku pesan dari Russia khusus untuk papa, kalung yang terbuat dari pink diamond itu untuk mama, dan gelang emerald itu untuk Eliza"

"kau serius ini untuk kita? Papa tau harga jadeite ini 3 juta dollar perkaratnya, dan pink diamond ini berharga 1,9 juta dollar perkaratnya, sedangkan emerald 305 ribu dollar perkaratnya" jelas Hazel dengan tatapan tidak percaya

Avrio ikut menatap Alea tidak percaya, begitupun Elvio dan Viona.

"iya, khusus untuk kalian, aku memang sudah menyiapkannya untuk hadiah pertemuan pertama kali dengan keluarga kekasihku" ucap Alea dengan senyumannya

Tentu saja Alea berbohong, baru tadi ia memerintahkan orangnya untuk mencarikan dan membuat semua ini saat sedang di restoran.

"ini cantik sekali, kakak ipar" pekik Eliza tiba-tiba

Alea tersenyum melihat ekspresi bahagia Eliza, bukan senyum yang dibuat-buat ia benar-benar tersenyum tulus.

"kau sangat cantik menggunakan itu" jawab Alea menatap Eliza yang masih menatap gelang barunya

"aku akan memamerkan kepada teman-temanku besok, ah aku sudah tidak sabar, terimakasih kak Alea" Eliza menghambur ke pelukan Alea

Alea yang melihat itu terkekeh dan membalas pelukan adik Elvio itu

"kalau mama bagaimana?" Hazel tidak mau kalah memperlihatkan lehernya yang sudah mengenakan kalung dari pink diamond itu

"wah mama tidak kalah cantik, terlihat aura awet mudanya" Jawab Alea yang dihadiahi ekspresi sumringah dari Hazel

"terimakasih Alea kau sudah repot-repot membawakan kami"

"tidak repot pa"

"yasudah, kami izin pulang dulu pa, ma, besok pagi kami harus langsung kembali ke Manhattan untuk kembali bekerja" pamit Elvio yang diangguki oleh keluarga Elvio

Berhasil sudah rencana mereka berdua. Cukup mudah membolak balikkan hati keluarga Elvio. Membuat sang selir yang tidak diharapkan jatuh tercampak sebelum menjadi ratu satu-satunya.

Memakan waktu beberapa menit untuk mereka sampai ke hotel tempat mereka menginap, kini Alea sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian tidur, begitupun dengan Elvio.

"terimakasih" Alea menatap Elvio sekilas

"nanti akan kutagih bayaran hadiah yang sudah kuberikan" ucapan Alea membuat Elvio terkekeh, jelas saja Alea bercanda, uangnya di dunia bawah bahkan tidak berkurang 1% pun hanya untuk membeli ketiga barang tersebut

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang