44. Alea hilang

33 3 0
                                    

"sial, kenapa aku di ikat begini?"

"kau pikir kami akan dengan mudah mempercayai calon nyonya Ollyxton?" Malvo, Daren, dan Alden masuk ke dalam ruang eksekusi Mackenzie.

Ia sangat hapal dengan ruangan ini, ruangan yang ia buat, ruangan yang ia design, kini malah dia yang menjadi penghuninya.

"ja-jadi kalian belum percaya aku ini Fayes?" ucap Alea dengan tatapan tidak percayanya

"pertama, kau tidak tepat waktu, Fayes sangat membenci itu. Kedua, kau tidak membawa revolver kebanggaanmu, sedangkan Fayes berpesan bawalah setidaknya satu senjata untuk kewaspadaanmu. Ketiga, kau yang memerintah bodyguardmu untuk menghadang kami kemarin saat kami ingin mengadakan rapat kerjasama dengan Revelix"

Alea semakin menatap kedua partner dan asistennya itu dengan tatapan tidak percaya, darimana mereka mendapatkan semua asumsi itu.

"kenapa diam? Kau merasa tertangkap basah sekarang?"

Sedetik kemudian Alea tertawa miris, membuat ketiga lelaki itu bingung

"kenapa tertawa?" Alea masih tetap dengan tawanya

Bugh

Alea memejamkan matanya merasakan darah mengalir dari pelipisnya, setelahnya menatap tajam kearah tiga lelaki itu

"ugh, bahkan tendangan yang diajari pemimpin kalian berhasil membuat darahku mengalir dalam sekali tendangan" ucap Alea masih dengan tatapan tajam ke arah Malvo, orang yang baru saja menendang kepalanya

Sedangkan Malvo terdiam, darimana tahunya wanita ini, jika tendangan itu Fayes yang mengajarkan.

Sedetik kemudian Alea kembali tertawa, "kalian bodoh, tidak menyadari pemimpin kalian ada disekitar kalian, membalaskan semua dendam kehancuran kalian, tapi bagus, kalian terlalu waspada dan lebih banyak menimbang mengenai kepemimpinan kelompok kalian"

Dugh..

Dugh..

Alea kembali memejamkan matanya, merasakan pukulan demi pukulan yang ia terima

"jangan banyak manipulasi kau jalang"

Dugh..

"disela keyakinan kalian tentang aku sebagai calon Nyonya Ollyxton uhukk.. ka-lian masih sedikit bimbang apakah aku benar Fayes atau bukan"

Darah terus mengalir dari hidung, pelipis dan juga melalui batuknya Alea. Namun ia masih belum puas mengeluarkan semua perkataannya.

"kenapa diam? Uhuk.. pukul ak-aku lagi.. ten uhukk.. dang aku lagi" ucapnya dengan terbata-bata

Senyum sinis masih terpampang diwajah cantiknya

Dugh..

Dengan geram, Daren menendang dada Alea sampai wanita itu terbaring kebelakang

"aku bang-ga ughh.. pada kalian uhuk.. yang sudah mempertahankan posisiku Zathure, Javracks"

Bruk

Hilang sudah kesadaran Alea, yang menyisakan Malvo dan Daren yang sudah mematung mendengar panggilan itu. Panggilan yang hanya mereka bertiga yang tau, panggilan khusus saat mereka berkeliling dunia dengan tanpa nama Mackenzie.

"tinggalkan dia" ucap Malvo, lalu dengan patuh Daren dan Alden meninggalkan Alea di ruangan tersebut

--

"sial, aku ketinggalan jejaknya"

Entah mengapa perasaan Elvio sudah tidak enak sedari di kantor tadi, benar saja ia kehilangan jejak Alea kali ini. Sudah 2 jam berkeliling di area terakhir Elvio melihat jejak taxi yang digunakan oleh Alea, namun ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Alea.

Ia mencengkram stirnya kuat, siapa sebenarnya yang mengajak Alea bertemu siang ini, sampai Alea tidak sabar menantikan waktu itu. Ia memutuskan untuk kembali ke kantornya, untuk melihat mana tahu Alea sudah kembali.

Elvio melajukan mobilnya sekencang yang ia bisa, pesannyapun tidak satupun yang dibaca oleh Alea, teleponnya pun tidak diangkat. Alea tentu saja mengamankan lokasinya dari pelacakan, sehingga sangat sulit baginya maupun Edgar untuk mengetahui keberadaan ponselnya.

Semakin geram saja dia, khawatir pastinya. Entah mengapa ia harus mengkhawatirkan orang yang bahkan bisa melumpukkan kelompok mafia.

Sesampainya di kantor, Elvio buru-buru masuk ke ruangannya. Dia hanya melihat keberadaan Edgar disana, masih fokus dengan pekerjaannya.

"Alea sudah kembali?" yang ditanyapun hanya menggeleng

"ku kira dia makan siang bersamamu" Elvio semakin kesal di situasi sekarang

Surat itu, matanya mengarah ke meja Alea dan melihat surat yang tadi pagi Alea terima dan saat Elvio mengetahuinya segera ia tutup. Dia mengambil surat tersebut daan membacanya

'temui kami di dark mansion, Fayes'

Hanya itu yang tertulis, tidak ditulis darimana surat itu berasal. Dan dimana dark mansion itu?

Dari namanya saja sudah seram, pasti ini ada hubungannya dengan dunia bawah, pikirnya. Tapi Elvio tidak tahu dark mansion itu dimana, Alea tidak pernah memberitahunya.

Nama seseorang terpintas di otaknya sekarang, orang yang berkaitan dengan dunia bawah, pasti. Alea sudah menceritakan tentang ini.

Elvio segera pergi lagi, keluar dari ruangannya dan bergegas ke parkiran lagi. Satu tempat tujuannya saat ini, Rb Group.

Tim detektif khusus memang dibebaskan untuk keluar masuk kantor, karena pekerjaan mereka yang banyak di lapangan. Maka dengan mudah mereka keluar dan masuk kantor kapan saja selagi tidak ada jadwal rapat.

Dengan cepat Elvio mengendarai mobilnya, membelah jalanan Manhattan. Bagaimanapun ia harus menemukan Alea kali ini. Perasaannya tidak enak mengenai Alea, ia takut terjadi sesuatu dengan wanita kesayangannya.

Sampailah ia di Rb Group, dengan cepat menunjukkan kartu kepolisiannya kepada satpam. Lalu dengan segera satpam tersebut membawanya ke resepsionis.

"aku Elvio dari kantor kepolisan Manhattan, ingin bertemu dengan sekretaris CEO, Reynand" ucapnya langsung sambil menunjukkan kartu kepolisiannya

"baik, saya hubungi dulu" nampak resepsionis yang menghubungi Reynand melalui teleponnya, dan Elvio dipersilahkan untuk duduk menunggu

Ia mengetuk-ngetukkan kakinya, menunggu Reynand menghampirinya.

"hei, kau ada apa kemari?" yang ditunggupun datang dengan beberapa berkasi ditangannya

Elvio berdiri mendekatinya, ia membisikkan sesuatu yang membuat Reynand membolakan matanya.

"ikut aku keruangan Tuan Ervan" ucapnya cepat

Akhirnya ia mengikuti Reynand ke ruangan Ervan, pikiran kedua lelaki itu kalut sekarang, khawatir dengan keadaan Alea sekarang, bagaimana kalau Ale diculik, itu pikiran Reynand. Elvio tentu saja tahu jika Alea tidak selemah itu untuk diculik, mungkin.

Tok..tok

Cklek

"permisi tuan, ini Elvio partner kerja Nyonya Alea"

Ervan yang sedang fokus dengan berkas-berkasnya menoleh ke ara

"Alea belum kembali dari jam makan siang tadi" ucap Elvio tanpa basa basi

Ervan yang mendengar perkataan dari Elvio bangkit dari tempat duduknya. Ia mendekat ke arah Elvio dan menatap Elvio seakan meminta penjelasan lebih.

Elvio memberikan surat yang didapatkan Alea pagi tadi.

"tadi pagi dia mendapatkan kiriman surat ini, dan kelihatannya selalu gelisah melihat ke jam tangannya saat sedang rapat"

Ervan membaca sederet kata yang tertulis di dalam surat tersebut, "Reynand, ambil alih rapat kali ini, dan kau bisa kembali ke kantormu, kau akan dihubungi oleh Reynand keadaan Alea nanti"

Ervan mengambil ponsel, pistol, dan juga earpiecenya. Dengan terburu-buru keluar dari ruangannya ke arah parkiran

"kau tidak perlu khawatir, serahkan saja pada dia, selama dia masih menyukai Alea, Alea akan baik-baik saja" Reynand memberikan secarik kertas

"tulis nomor ponselmu disini, aku akan menghubungimu sesegera mungkin" 

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang