37. Dunia bawah Annecy

38 4 0
                                    

Diluar ekspetasi Elvio, kali ini mereka berada di ruang vvip sebuah club di kota Annecy. Bukan club para orang-orang berpenampilan mewah, lebih ke arah club remang-remang yang mengeluarkan aura mencekamnya.

Saat di lobby tadi Alea sudah mengatakan ingin bertemu kelompok mafia yang memang berada di dunia bawah Annecy. Siapa sangka kota indah nan romantis memiliki dunia bawah yang seperti ini.

Bau alkohol menyeruak menembus masker yang Elvio pakai. Terlihat para lelaki bertubuh kekar, bertatto, dan berwajah seram sedang mendiskusikan sesuatu dengan Alea.

"Marazie, penawaranmu selalu memukau dan membuat kami tidak bisa menolakmu" ucap seorang pria yang ditujukan pada Alea.

Marazie adalah sebutannya jika sedang tidak berurusan dengan Mackenzie. Fayes, Malvo, dan Daren seringkali berkeliling dunia hanya untuk menjalin kerjasama dengan kelompok mafia di berbagai negara. Ini yang menjadi salah satu alasan Mackenzie menjadi sangat kuat.

"jadi, deal?" Lelaki tadi mengangkat tangannya, mengulurkan pada Alea

"deal" ucapnya dengan senyuman puas

"baiklah aku harus kembali"

"sampaikan salamku kepada Zathure dan Javracks" yap, Zathure adalah sebutan untuk Malvo dan Javracks adalah untuk Daren

Alea mengangguk dan melirik ke Elvio yang sudah memasang wajah mengantuknya.

"ayo"

Dengan diantar oleh pelayan club, Alea dan Elvio keluar dari ruang vvip itu.

"sampai sini saja" ucap Alea yang membuat pelayan tersebut berhenti mengantarnya

"baiklah nyonya, terimakasih atas kunjunganmu" ucapnya sambil membungkuk hormat

Alea masuk berjalan menuju lift dan diikuti oleh Elvio dibelakangnya. Kini lelaki itu sudah melepas maskernya, tidak bisa bernapas katanya.

Melihat ketampanan yang diluar batas, banyak wanita penggoda yang mendekatinya.

"lama seka..." keluhan Alea terpotong saat melihat Elvio dengan risihnya menghindari para wanita itu, senyum miring sudah terukir dibalik maskernya.

"hei jalang, carilah lelaki lain dia lemah tidak bisa memuaskan kalian"

Ucapan Alea membuat Elvio membulatkan matanya, dia tidak terima dengan perkataan Alea yang secara tidak langsung menghina keperkasaannya

"tapi lelaki ini sangat tampan dan gagah, dia pasti bisa memuaskanku"

"wah keras juga kepalamu" Alea mendekati wanita-wanita itu dan menarik tangan Elvio dengan tiba-tiba

"oh wanita ini kekasihmu, kenapa kau tidak bilang, malu ya mengakuinya? Atau karena dia jelek?"

"lihat saja dia pakai masker, pasti jelek"

"ugh, kau pasti merasa tidak pantas ya bersanding dengan pacarmu ini"

Alea semakin mengukir senyum miringnya, yang mungkin kini sudah semakin menajam. Baru beberapa jam ia berada disini, sudah ada saja calon mangsanya.

"sudah ku bilang jangan ganggu dia, akan aku perlihatkan wajah tidak pantas itu seperti apa" jawabnya dengan nada rendah.

Tangannya sudah terlepas dari Elvio, perlahan mendekati ketiga wanita itu. Melihatnya dengan tatapan menjijikkan.

"sayang sekali aku tidak bisa berlama-lama dengan kalian, kasihan kekasihku mengantuk" Alea berbicara di dekat ketiga wanita itu dengan nada menekan pada kata kekasihku.

Kantuk Elvio seketika berubah menjadi wajah yang memerah, kekasihku katanya. Satu kata yang membuat perasaan Elvio berbunga saat ini.

"bawa 3 wanita di depan lift ini untukku" ucap Alea di earpiecenya

Setelah itu ia sengaja merangkul lengan Elvio dan meninggalkan ketiga wanita itu ke arah lift, saat ketiga wanita ingin mengikuti muncul 2 lelaki yang menahan mereka.

Alea menarik Elvio sehingga Elvio berbalik berhadapan dengannya di dalam lift. Sesaat setelah itu, ketiga wanita penggoda dibawa oleh 2 lelaki suruhan Alea disaat Elvio membelakangi mereka.

Tanpa disadari, posisi mereka kini terlihat sangat intim, dimana tubuh mereka bersentuhan dengan dagu Alea yang berada di atas bahu Elvio. Mungkin Alea tidak menyadarinya karena sibuk memencet tombol lift setelah melihat ketiga wanita itu dibawa pergi. Tapi Elvio jelas menyadarinya.

"Al..." setelah sadar Alea mendorong pelan tubuh Elvio dan merapihkan bajunya

Pipinya memerah menyadari posisi mereka beberapa detik yang lalu, untungnya ia menggunakan masker

"aku hanya menolongmu" Alea sudah kembali mengubah nadanya menjadi datar lagi

"terimakasih kekasihku" ucap Elvio menggoda Alea

Alea membulatnya matanya, dia ingin marah tapi dia malu, bagaimanapun dialah yang mulai mengucapkan kata itu.

"kenapa kekasihku diam saja? Ayolah berbicara sesuatu, kekasihku" Elvio malah semakin gencar menggodanya, hilang sudah wajah kantuknya kini yang ada hanya wajah menggodanya

Tingg

Untunglah pintu lift sudah terbuka, Alea degan segera melangkahkan kakinya keluar lift dengan cepat. Ia malu dengan godaan yang dilontarkan Elvio kepadanya.

"hei kekasihku tunggu" suara Elvio sedikit teriak membuat Alea berhenti dan memejamkan matanya

"bajingan itu" geramnya, pasalnya kini para pelayan dan pengawal yang mengetahui itu adalah Marazie tengah menatapnya tidak percaya.

Wanita tak perperasaan, yang dengan mudah menyiksa bahkan membunuh manusia kini memiliki kekasih.

"kekasihku ini, tidak mau menunggu lagi" ucap Elvio masih dengan nada yang lumayan tinggi

"diamlah, atau kau tidak kuizinkan ikut lagi" ancaman Alea berhasil membuatnya diam.

Namun, senyum menggoda masih terukir di bibirnya. Ia mulai mengikuti langkah Alea ke luar club. Diluar sudah terparkir mobil yang tadi Alea perintahkan untuk disiapkan dari hotel.

"silahkan Nonya" seorang lelaki kekar keluar dari mobil tersebut dan membungkuk hormat kepada Alea mempersilahkan Alea mengambil alih mobil tersebut

Alea mengambil tempat di bagian stir, dan membiarkan Elvio duduk di sebelahnya.

"kau menyewa mobil?" Alea tidak menjawab, ia malah membuka maskernya dan mulai fokus menyetir keluar dari halaman club

Elvio yang merasa tidak puas karena tidak mendapatkan jawaban mengerucutkan bibirnya sambil terus memperhatikan wajah Alea

"huh berhentilah menatapku seperti itu" ucap Alea masih dengan tatapan lurusnya

"kau belum jawab per...."

"ini mobilku" Alea menukas perkataan Elvio, namun siapa sangka jawaban yang dikeluarkan Alea membuat Elvio membolakan matanya

"kau membeli mobil disini?"

"ck, aku ini bukan Alea seorang detektif sepertimu, aku ini Fayes pemimpin kelompok mafia, mudah saja untukku menguasai beberapa kelompok mafia besar, dan disini salah satunya. Aku memiliki semuanya disini, club tadi dan seluruh pekerjanya, mobil ini, dan beberapa aset. Jadi kau jangan berlaga kampungan lagi disini, aku tau kau bukan detektif yang miskin"

Elvio mengangguk-angguk mendengar jawaban dari Alea, mau tidak mau ia harus menerima Alea apa adanya, kan? Menerima identitas aslinya, menerima gaya hidup barunya, menerima sikap dan sifat barunya. Siapa yang tahu jika nanti ia akan menjadi pendamping hidupnya Alea.

Memikirkan itu, Elvio kembali memerah. Ah, wanita ini berhasil membuatnya jatuh semakin dalam.

Elvio terlalu larut dalam kehaluannya, dan Alea terlalu fokus dengan perjalanannya. Sesekali ia memikirkan rencana-rencananya, ia akan sedikit bersenang-senang disini.

Untuk masalah wajah, selain di New York Alea, Malvo, dan Daren selalu menggunakan maskernya. Untungnya cukup mudah baginya untuk membobol situs perkumpulannya dengan anggota mafia dari negara lain, yang membuat dia menemui koleganya dengan mudah. 

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang